30. Utakata

193 41 3
                                    

Happy Reading


Utakata

Suasana bandara sedang ramai dan derap langkah Sakura yang santai dan penuh semangat. Dia membawa tas kecil sambil sesekali mengecek ponselnya. Hari ini, dia akan mengunjungi Konoha, tempat di mana Sasuke berada, dan ia tak sabar untuk bertemu pacarnya yang sudah lama tak ia jumpai.

Saat tengah mengantri untuk boarding, tiba-tiba sosok tinggi dengan rambut hitam panjang muncul di sampingnya. Sakura menoleh dan menemukan Utakata dengan senyum tipisnya yang tenang.

"Hey, nggak nyangka ketemu kamu di sini," kata Sakura ramah.

Utakata tersenyum dan memasukkan kedua tangannya ke saku jaket. "Aku dengar kamu mau ke Konoha, jadi kupikir akan menyenangkan kalau aku menemanimu. Lagipula, ada yang ingin kubicarakan."

Sakura menghela napas kecil. Ia sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini. Ini bukan pertama kalinya Utakata menyampaikan perasaannya, tapi ia tetap memilih menghadapi Utakata dengan tenang dan penuh pengertian. "Utakata... kamu tahu aku sudah punya pacar, kan?" Sakura tersenyum tipis sambil memandangnya.

Utakata menatap Sakura dalam-dalam, seolah mencari keyakinan di mata gadis itu. "Aku tahu, tapi kadang-kadang hati ini keras kepala. Walaupun kamu sudah milik orang lain, aku nggak bisa berhenti merasa seperti ini."

Sakura hanya menggeleng sambil tersenyum, berusaha menunjukkan sikap dewasa. "Aku menghargai perasaanmu, tapi kumohon jangan membuat dirimu sulit seperti ini. Kamu teman yang baik, dan aku nggak mau hubungan kita jadi canggung."

Utakata terdiam sejenak, lalu ia mengangguk, menyadari batas yang harus ia hormati. "Baiklah, aku mengerti. Terima kasih sudah mau mendengarkan, Sakura."

Keduanya tersenyum dan berbicara dengan santai sepanjang perjalanan. Sakura merasa lega karena meskipun percakapan ini agak canggung, Utakata tetap bisa menjaga sikapnya. Mereka menikmati penerbangan dengan obrolan ringan hingga tiba di bandara Konoha.



Ketika mereka keluar dari gerbang kedatangan, sosok yang sudah sangat familiar bagi Sakura berdiri menunggu tak jauh dari sana. Sasuke, dengan tampilan kasual namun tetap elegan, tampak menyilangkan tangan sambil menatap mereka dengan ekspresi dingin. Matanya menelusuri sosok Utakata di samping Sakura, dan ada kilatan tidak nyaman di balik tatapan tajamnya.

Sakura langsung menghampiri Sasuke dengan senyum lebar, mencoba mengabaikan ketegangan yang tiba-tiba terasa di antara mereka bertiga. "Sasuke! Maaf menunggu lama ya!"

Sasuke mengangguk sedikit, tapi tatapannya tetap tertuju pada Utakata. "Kamu nggak bilang akan datang dengan teman," ujarnya datar, mencoba menyembunyikan nada tidak senang.

"Oh, iya, ini kebetulan saja. Utakata juga punya urusan di sini," kata Sakura ringan, berusaha meredakan suasana. "Kami hanya kebetulan satu penerbangan."

Utakata mengulurkan tangan untuk menyapa Sasuke, berusaha bersikap ramah. "Senang bertemu denganmu lagi, Sasuke."

Sasuke meraih tangan Utakata dan menjabatnya dengan mantap, meskipun ia tetap menatap pria itu tanpa banyak bicara. Setelah itu, ia langsung menggenggam tangan Sakura dengan erat, seolah ingin menunjukkan batas yang jelas. Ia tak mau repot-repot menjelaskan kepada Sakura kalau mereka berdua adalah teman dekat setelah melihat gelagat Utakata yang terlihat jelas di matanya.

"Kalau begitu, kita berangkat sekarang. Aku sudah menyiapkan semuanya," katanya sambil mulai menggiring Sakura pergi.

Sakura menyadari perubahan sikap Sasuke yang sedikit posesif, tapi ia memilih tidak menanggapinya serius. Sambil melambaikan tangan kepada Utakata, ia berbisik pelan kepada Sasuke, "Hei, tenang saja. Utakata hanya teman, kok."

Sasuke hanya mendengus kecil, tapi senyum tipis mulai menghiasi wajahnya. "Aku tahu. Tapi aku nggak suka melihat pria lain ada di sampingmu terlalu lama."

Sakura terkekeh mendengar ucapan Sasuke yang cemburu. "Baik, aku janji tidak akan membuatmu menunggu seperti ini lagi."

Mereka pun meninggalkan bandara dengan tangan saling menggenggam, sementara Utakata hanya bisa melihat kepergian mereka dari kejauhan. Meski perasaannya tak berbalas, ia tersenyum palsu menatap dengan sorot tak terbaca pada keduanya.

............

Saat mereka melangkah masuk ke rumah keluarga Uchiha, Sakura langsung disambut dengan antusias oleh Nyonya Mikoto yang berlari kecil menghampirinya.

"Oh, Sakura! Akhirnya bertemu juga!" Mikoto menarik Sakura ke pelukan hangat dan menepuk punggungnya berlebihan, seperti seorang ibu yang sudah lama menantikan kedatangan calon menantu. "Kau ini manis sekali! Sasuke benar-benar beruntung. Oh, nak, apa Sasuke berperilaku baik? Atau dia menyebalkan?"

Sakura tersipu, mencoba tetap sopan. "E-eh… dia baik, Tante, walaupun... ya, kadang sedikit keras kepala."

"Benar kan!" Mikoto menepuk lengan Sakura dengan semangat, seakan mereka sudah jadi sahabat lama yang menggosipkan Sasuke.

Itachi yang melihat itu langsung memutar matanya, lalu mendekati Sakura dengan senyum yang sedikit berlebihan. "Ah, Sakura-chan, sabarlah menghadapi adikku ini. Kalau nanti dia terlalu menyusahkan, jangan sungkan untuk menghubungiku. Aku akan segera turun tangan!"

Sasuke langsung mendengus kesal, menatap Itachi tajam. "Aniki!"

Tapi Itachi malah menepuk bahu Sasuke dengan ekspresi prihatin. "Jangan khawatir, Sasuke. Kalau Sakura lelah denganmu, aku selalu siap membantu menjaga hatinya," katanya dengan nada dramatis, membuat Sasuke memelototinya dan Sakura terkikik geli.

Lalu, di belakang mereka, Fugaku berdiri dengan tangan disilangkan, wajahnya tampak dingin, meski sebenarnya ia terus melirik Sakura dengan penasaran. "Hm… jadi ini Sakura, ya?" katanya datar, meski di sudut matanya terlihat senyum tipis yang berusaha disembunyikan. "Sasuke... kalau kau sampai mengecewakan gadis ini, aku akan sangat tidak... senang," ucapnya, dengan jeda yang terkesan canggung tapi jelas menunjukkan perhatian.

Sasuke tersenyum kecut, sementara Sakura menyadari bahwa tsundere ayah Sasuke ini adalah salah satu karakter khas keluarga Uchiha. "Terima kasih, Om. Saya akan mencoba yang terbaik untuk Sasuke."

Fugaku, sambil berdeham, mengalihkan pandangan. "Ya… kau boleh memanggilku Paman Fugaku. Atau… yah, terserah saja." Padahal dalam hati ia diam-diam bangga dan lega bahwa Sasuke membawa gadis sebaik Sakura pulang ke rumah.

Dengan itu, mereka semua memasuki ruang tamu, sementara Sasuke menoleh ke Sakura dan berbisik pelan, "Selamat datang di keluarga Uchiha... mereka tidak seburuk yang terlihat, kan?"

Sakura terkekeh, memandang hangat keluarga barunya. "Sepertinya aku sudah jatuh cinta pada semuanya," jawabnya, membuat Sasuke mendesah lega sambil tersenyum lebar.


Tbc

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang