29. Tantangan Long Distance Relationship (LDR)

177 34 2
                                    



Happy Reading





Tantangan Long Distance Relationship (LDR)



Sasuke menggulirkan layar ponselnya, membuka chat terakhir dari Sakura yang hanya berisi emoji senyum. Ia menghela napas panjang. Sudah tiga hari berlalu sejak terakhir kali mereka benar-benar berbicara panjang lebar. Sakura semakin sibuk dengan jadwalnya sebagai konten kreator dan sekarang menjadi model iklan, dan Sasuke—meskipun berusaha mendukung—tak bisa menutupi perasaan terabaikannya.

Sasuke sedang duduk di bangku taman sekolah, tampak murung dan melamun. Naruto, Kiba, dan Sai mendekat setelah memperhatikan ekspresinya yang tidak biasa.

Naruto menepuk pundak Sasuke "Weh, Sasuke! Pangeran cool kita lagi galau, nih. Ada apa, bro? Dapet kabar diputusin, ya?"

Sasuke lelah, "Tak ada yang perlu dibahas, Dobe."

Kiba membungkuk ke depan Sasuke, "ngaku aja, lagi kangen sama Sakura, kan? Jauh-jauhan pasti bikin tambah cinta!" Katanya mengejek.

Di sisi lain Sai berdiri sambil memasang muka polos "Sasuke, kalau mau galau tuh jangan sendirian. Jangan sampai nanti ada anak-anak sekolah yang lihat terus jadi gosip."

Sasuke memandang Sai malas, "Aku nggak ada waktu buat drama kayak kalian."

"Drama? Ini bukan drama, bro! Ini solidaritas! Eh, kalau kau kangen, kenapa nggak langsung ke sana aja? LDR kan nyiksa!" ucap Naruto ada benarnya, tapi salah juga. Kan mereka sudah sibuk dengan pelajaran tambahan untuk persiapan ujian. Jauh juga kalau harus ke Suna. Lupakan kenekatanya dulu.

Sasuke menghela napas panjang, "Aku tak yakin kalau Sakura masih peduli. Terakhir kali chat, dia cuma balas pakai emoji." Akhirnya, keluar juga keluhan yang coba ia tutupi.

Kiba menggeleng, "Oh, no! Kalau gitu, kau perlu trik untuk bikin dia inget sama kau. Nih, saran dari si ahli cinta Kiba Inuzuka! Biar aku chat Sakura pakai ponselmu, trus ku kirim fotomu yang lagi galau."

Sasuke menatap Kiba dengan tatapan membunuh, "Mau bunuh diri?"

Naruto tertawa, "Udah-udah, jangan makin dibuat sebel. Gini aja, Sasuke… coba kau kasih dia sedikit tantangan."

Sasuke: "Tantangan?"

"Iya, tunjukin kalau kau tetap bisa hidup walaupun jarang dikabarin. Bisa jadi itu bikin dia inget gimana spesialnya seorang Sasuke," kata Sai sok bijak.

Kiba menyikut Sai, "Tuh, udah kayak ceramah. Ya intinya, bro, jangan terlalu galau. Lihat aku, santai, happy, walaupun tak ada cewek!"

Naruto menggoda, "Eh, beda, Ki. Kau nggak galau karena nggak ada yang mau aja."

Sasuke tersenyum tipis, "Kalian gila semua."

Kiba tertawa, "Nah, akhirnya senyum juga!"

"Serius, Sasuke. Coba beri sedikit ruang buat Sakura. Fokus ke dirimu sendiri dulu, siapa tahu Sakura sadar kalau kau yang selalu ada buat dia." kata Sai dengan serius.

Sasuke terdiam, mengangguk pelan. "Mungkin kalian ada benarnya… Thanks, ya, kalian."

"Nah, gitu dong, bro! Lagipula, siapa lagi cewek yang bisa tahan ngadepin mukamu yang irit senyum?" kelakar Naruto disertai gelak tawa yang membahana.

"Hanya Sakura sih." Sasuke tersenyum tipis.

"Makanya, Sakura tuh paket lengkap! Jadi tenang, ya, bro. Nggak usah galau, nanti kita ajak main game di warnet buat ngilangin bete." Canda Kiba membuat mereka tertawa.

Sasuke menatap teman-temannya yang aneh tapi setia, merasa sedikit lebih baik. Meski cara mereka kadang konyol, Sasuke sadar kalau mereka selalu mendukungnya.



----



Sasuke akhirnya menelepon Sakura. Setelah beberapa dering, suaranya terdengar ceria seperti biasa.

“Eh, Sasuke-kun! Maaf ya tadi nggak angkat. Lagi di acara photoshoot, seru banget! Nanti aku kirim fotonya.”

Sasuke berusaha menyembunyikan kekesalannya. “Iya… nggak apa-apa. Sibuk banget ya, sekarang?”

“Iyaaa, ada kerjaan dadakan! Tapi aku nggak lupa sama kamu kok.”

Sasuke terdiam sejenak, merasakan perasaan asing yang perlahan menyusup. “Tapi kenapa rasanya berbeda ya, Saku. Dulu kita bisa ngobrol tiap malam, sekarang aku hampir nggak pernah tahu kabar kamu.” ia mencoba mengeluarkan uneg-uneg yang mengganjal di hatinya. Dari buku yang ia baca, kunci langgeng sebuah hubungan itu ya dengan komunikasi yang sehat.

“Oh…” Sakura tersenyum kaku, meski dalam hatinya mulai merasa bersalah. “Nanti kalau jadwal aku lebih longgar, kita pasti ngobrol lagi kayak dulu.”

Sasuke mengangguk, meski hatinya masih terasa berat. Apakah Sakura benar-benar punya waktu untuk mereka?



---


Beberapa hari kemudian, Sasuke membuka media sosial dan melihat postingan Sakura yang tampak bahagia di sebuah acara. Ada banyak komentar dari para penggemarnya, dan salah satu komentar membuat darahnya berdesir.

“Aduh, Sakura cantik banget! Cocok banget deh jadi model! Nggak nyangka LDR-nya kuat juga… bisa fokus karir sama hubungan.”

Sasuke menahan diri untuk tidak memberikan komentar. Apakah Sakura benar-benar serius dengan hubungan mereka, atau ia hanya melihat ini sebagai fase dalam hidupnya? Pikiran itu terus mengganggunya.

Tanpa bisa menahan diri, ia mengirim pesan pada Sakura.

Sasuke: Sibuk terus ya. Sampai nggak ada waktu buat ngobrol sebentar aja.

Setelah beberapa menit, Sakura membalas:

Sakura: Eh? Kamu kenapa tiba-tiba ngomong kayak gitu?

Sasuke: Nggak, cuma… rasanya kita kayak bukan pacar lagi. Kamu sibuk, dan aku bahkan nggak tahu kapan terakhir kali kita ngobrol normal.

Seperti dejavu, Sakura mengerutkan kening, merasa bingung. Ia selalu berpikir Sasuke memahami kesibukannya, tapi ternyata tidak.

Sakura: Aku kira kamu ngerti, Sasuke. Ini kerjaan yang udah lama aku impikan, aku nggak pernah maksud buat ninggalin kamu.

Sasuke: Mungkin aku ngerti, tapi itu nggak ngebuat perasaanku jadi lebih baik.

Sakura terdiam, menyadari kesalahannya. “Aku minta maaf, Sasuke,” katanya lirih, meski hanya ia sendiri yang mendengarnya. Di balik layar, ia mencoba mencari solusi agar hubungan mereka bisa kembali seperti semula tanpa mengorbankan mimpinya.



---



Beberapa hari berlalu, dan Sakura akhirnya menghubungi Sasuke lagi dengan nada riang. “Sasuke-kun! Aku ada kabar bagus!”

“Apa?” jawab Sasuke tanpa antusias.

“Aku ada jadwal kosong minggu depan! Gimana kalau aku ke kota kamu? Kita bisa ketemu!”

Sasuke, yang sempat ragu, akhirnya tersenyum kecil. Meski penuh tantangan, mungkin pertemuan ini bisa memperbaiki jarak yang mereka rasakan belakangan.






Tbc



Oke, kita bakal masuk ke klimaks ya kawan-kawan.
Makasih buat dukungan kalian yang bikin aku kerasukan ide lagi hehe....
Sorry ya udah bikin kalian nunggu. Janji deh, eh InsyaAllah aja aku bakal tamatin cerita ini.

Btw aku ada satu cerita Sasusaku lagi. Mungkin bakal cuma 3 bab aja. Udah jadi, tapi belum kubagi per-babnya. Tunggu aja ya, mungkin lusa bisa ku share ke kalian.

Byee..... See y'all

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang