Happy Reading
"Apa kau punya pacar?"
"Hah?"
Pertanyaan macam apa itu. Bukankah sepupunya itu tau sendiri kalau tak ada satupun makhluk berjenis kelamin jantan yang berdekatan dengannya.
Bahkan, dengan teman kelas pun hanya sebatas saling sapa karena takut dengan statusnya sebagai 'sepupu Gaara' yang terkenal karena menghajar habis-habisan teman sekolahnya yang menggoda Karin.
"Aku yakin kau tidak tuli."
Sakura gelagapan, "bagaimana aku bisa punya pacar kalau-"
"Ya atau tidak."
Sumpah, mendengar suara datar Gaara membuatnya serasa tengah berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa.
"Tidak," Jawab Sakura lemah.
Mata Gaara terlihat memicing seakan memindai apakah Sakura sedang berbohong atau tidak.
Dan Sakura yang menyadari gelagat Gaara langsung menegakkan tubuhnya sambil menyilangkan tangan membentuk huruf x dan berbicara keras. "Sungguh, aku tak punya pacar!"
Akhirnya, Gaara melunak. "Kau tau... Selama kak Sasori tidak ada disini. Kau adalah tanggung jawab ku."
Sakura menunduk dan melirik ke sembarang arah. "Aku tau," cicitnya pelan. Ia sangat menyadari kalau Gaara sangat memperhatikannya. Walaupun sikapnya yang cenderung usil. Setiap Sakura ada masalah pasti Gaara lah yang akan maju pertama untuk mengatasinya dalam diam, bahkan Sakura sampai tak tau kalau sepupunya itu campur tangan.
Tiba-tiba sebuah amplop kecil berwarna merah muda terulur dihadapannya.
"Tadi, ada laki-laki yang menaruh ini diam-diam di depan pintu," Ucap Gaara.
"Laki-laki?" Batinnya bertanya-tanya.
Tunggu dulu.
Jadi, Gaara sengaja menjemputnya karena ini? Pantas saja aura hitam mengelilinginya mengingat betapa protect nya pada Sakura.
Sakura membuka amplop itu penasaran. Apa iya pengirimnya sama dengan yang mengirim foto kemarin.
Hemm.... Bisa jadi.
xx-xx-xxxx
"Tanggal?"
Absurd sekali pengirimnya. Untuk apa mengirim gambar dan tanggal? Apakah ini prank? Atau akan ada sesuatu mengejutkan di tanggal itu? Tapi apa?
"Apa isinya?"
Suara Gaara mengalihkannya dari banyak pertanyaan yang bersliweran di kepalanya.
Sakura memberikan isi amplop itu pada Gaara, "hanya tulisan tanggal."
Gaara pun mengernyitkan dahi melihat angka yang tertulis. Sebenarnya, apa motif pengirim tanggal ini. Apa ini dari seorang psikopat yang mengincar sepupunya, mengingat Sakura saat ini dikenal banyak orang sebagai youtuber.
Entah apa maksudnya, ia harus waspada. Gaara mengingat kembali saat tadi sempat memergoki laki-laki berpakaian serba hitam bermasker itu diam-diam meletakkan amplop di depan pintu rumah saat ia akan pergi. Sayangnya, ia kalah cepat darinya dan kehilangan jejak.
Melihat lagi tanggal yang tertera, itu adalah besok. Ia berpikir keras.
"Sebaiknya, besok kau di rumah saja. Aku akan memanggil Karin kesini. Setidaknya sampai Kaa-San atau aku pulang."
Sakura mengangguk patuh. Ia sendiri merasa takut karena ini merupakan pertama kalinya. Semoga besok baik-baik saja.
"Sakura~ ada Karin di sini sayang. " Terdengar suara sang Bibi dari lantai bawah.
"Iya, sebentar. Aku akan turun, bi."
Sakura hanya memakai kaos oversize dengan hotpants yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Sementara rambut panjangnya ia cepol asal dengan pensil. Hari ini ia cukup malas dandan. Apalagi dengan kasus yang menimpanya kini.
Melihat sahabatnya yang kuyu dan tak bersemangat, Karin langsung menghampiri dengan raut cemas. Ia segera menggeret Sakura untuk duduk.
"Kau baik-baik saja?"
Sakura menghela napas pelan dan tersenyum menatap Karin, "aku baik." Ia berusaha terlihat baik-baik saja agar Karin tak begitu khawatir.
Setelah menimbang beberapa saat, Karin akhirnya bertanya, "apa mungkin orang yang sama?"
"Sepertinya begitu."
Firasatnya mengatakan kalau ini adalah orang yang sama. Tapi semalaman ia berpikir keras apa maksud dan tujuan mengirim hal aneh ini padanya. Tak bisa dipungkiri juga kalau Sakura merasa penasaran. Kenapa dia?
"Sakura... Karin... Bibi pergi dulu ya. Kalau kalian ingin makan pesan saja sesuatu. Maaf, hari ini bibi tidak masak." Ucapnya dengan senyuman aneh, "maklum... Nanti ada hajatan, jadi bibi bisa bawa makanan." Bibi tertawa melihat raut wajah mereka yang agak syok.
Sakura malu sendiri dan melihat Karin yang hanya tersenyum separuh. Apakah dia tertekan mempunyai calon mertuanya yang hemat.
"Cepatlah pergi, bi... Kami ingin menghabiskan waktu berdua," Ucap Sakura cepat. Ia tak mau Karin makin melihat sisi negatif dari bibinya. Walaupun, sepertinya ia biasa-biasa saja.
Bibi Karura mencebik ke arah Sakura, "kau ini, selalu saja menghalangi bibi untuk berdekatan dengan calon mantumantu," Ucapnya enteng tak menghiraukan Karin yang memerah bak kepiting rebus.
Setelah mengantar Bibi Karura ke pintu depan, mereka asik merebahkan diri dan sibuk dengan urusan masing-masing. Karin dengan buku-buku tebalnya dan Sakura yang berbaring di karpet memainkan kakinya di atas sofa. Sepertinya tengah melamun.
Karin yang tengah asik membaca tiba-tiba melihat kertas yang jatuh dari bukunya. "Bukankah ini milikmu Saku," Celetuknya saat melihat foto yang tak asing di tangannya.
Ia membalik foto itu dan baru menyadari jika ada sebuah tulisan, seperti sebuah inisial. "Apa kau punya teman dengan inisial U.S?"
Sakura bergeming, seingatnya ia tak punya teman dengan inisial itu. Beberapa menit berpikir hingga ia berteriak histeris, membuat Karin menjatuhkan buku berharganya.
"Ada apa?" Tanya Karin yang masih terkejut. Ia mengelus dada meredakan kecepatan jantungnya yang meningkat. Sekaligus menyabarkan hatinya karena memiliki sahabat seperti Sakura.
Sakura bangkit dan meraih foto itu dan melihat memang ada sebuah inisial dibalik foto. Ia tersenyum lebar. "Semoga tebakanku tak salah," Gumamnya.
Karin hanya mengernyit bingung.
Lalu Sakura menatap Karin dan memegang kedua bahunya erat dengan sedikit menggoncangnya.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"B-boleh." Karin tak berdaya melihat Sakura yang tiba-tiba bertingkah aneh.
"Kau tau tempat dalam foto ini dimana ini?"
Foto sebuah taman yang dikelilingi gedung-gedung tinggi dengan cahaya jingga. Perasaan tidak asing menyergap Karin. "Mungkinkah ini Taman Kyokushin?"
"Hah? Benarkah?"
Sakura langsung melihatnya dan benar, ini memang Taman Kyokushin. Ia menepuk jidatnya karena tak mengenali taman kota yang berjarak beberapa komplek dari rumahnya.
"Aku menebak, pengirim ini ingin bertemu denganmu di sore hari di tanggal itu?" Ucap Karin setelah berpikir keras. Sungguh, ia mengapresiasi kenalan Sakura ini yang sengaja bermain teka-teki.
"Begitukah?"
Karin menghela napas, "sebaiknya kau bersiap. Kita datangi dia kalau benar itu yang dia maksud." Ucapnya sembari melihat jam tangannya. "Kau harus cepat, sebentar lagi hari sudah gelap."
Wush
Sakura berlari ke kamar secepat kilat. Ia ingin memastikan apakah benar-benar dia yang akan menunggunya di sana?
Tbc
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi temen-temen muslim sekalian...
Semoga berkah ya kawan 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUtubeR LOVER
FanfictionDisclaimers Masashi Kishimoto Gambar dari pinterest with lil bit edit. Sakura Haruno, youtuber cantik dan imut asal Suna yang memiliki jutaan subscribers dan fans setia. Sasuke Uchiha, segelintir orang yang begitu mengagumi dan mencintai sang youtub...