Bagian 21

714 140 18
                                    


Happy Reading


Sama halnya dengan Sasuke yang gundah gulana galau merana. Sakura pun mengalami nasib yang sama. Pikirnya, ia akan dengan mudah melupakan cinta pertamanya. Tapi, semakin hari malah semakin kepikiran mengingat kebersamaan mereka yang walaupun sebentar meninggalkan kesan dan kebaperan stadium akhir. Dan obatnya hanya satu.

Sasuke.

Jadi, bisa dibilang kalau Sakura saat ini sedang sekarat. Dia tak pernah membayangkan keisengannya dulu menjadi boomerang menyakitkan untuknya.

Yah, sekedar iseng awalnya.

Dulu, ketika ia melihat teman-temannya antusias dengan pertandingan basket ia agak terusik. Apalagi katanya ada murid laki-laki sangat tampan dari sekolah lawan. Dan berujung supporter SHS malah mendukung sekolah lain. Heh, aneh. Setampan itukah sampai berpaling dari sekolah kebanggaan mereka?

Jadi, saat melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia juga sebenarnya terpana.

Dan ia tak menampik kenyataan kalau ia suka, atau mungkin malah jatuh cinta pada pandang pertama? Dan berujung pada hal memalukan yang pernah ia lakukan selama masa hidupnya.

Namun, kenapa semua harus kandas bahkan sebelum ia memulai segalanya? Ia tahu kalau perasaan tak bisa dipaksakan. Mungkin ia harus move on meskipun sulit karena ia telah jatuh terlalu dalam hingga mentok pada pesona Sasuke Uchiha. Tak apa, asalkan dia bahagia Sakura pun hanya bisa merana. Sedihnya~

Sakura memandangi lapangan basket saksi bisu ia melakukan hal gila dulu. Menggelikan sekali mengingat ia seperti perempuan tak tahu malu yang menggoda lelaki yang bahkan sama sekali tak mengenalnya.

"Ah, sudah kuduga kau akan berada di sini."

Sakura menatap kosong Ino yang menyodorkan kotak susu rasa strawberry padanya. Bahkan, ia menatap lama susu kesukaannya sebelum mengambil dengan lemah.

"Sudahlah... Jangan hanya terpaku pada dia. Kau sudah tahu kalau perasaanmu tak berbalas jadi, lebih baik cari saja yang lain. Masih banyak yang mau denganmu. Terlalu banyak malah," Nasehat Ino disertai tawa.

Sakura tersenyum miris, "yah... Kau memang benar. Dan aku sudah berusaha melupakannya. Semoga berjalan lancar."

Ino mengusap bahu Sakura memberi semangat. "Kau akan menemukan jodohmu segera. Itu hasil ramalanku padamu."

"Sejak kapan kau bisa meramal?" Sakura menatap aneh Ino yang tengah tertawa tak jelas.

Ino memasang mode berpikir. "Emmm... Sejak tadi?"

Sakura menatap jengah sahabat pirangnya yang tertawa terbahak.

"Oh, ayolah Saku... Kau pasti akan segera menemukan jodohmu. Pegang kata-kata ku."

"Terserahmu saja."

"Hei, tunggu Saku!"

Ino mengejar Sakura yang beranjak pergi. Semoga saja perkataan si Pirang ada benarnya. Jadi, Sakura tak perlu galau berkepanjangan. Kasihan kalau perempuan cantik idola Jepang-ah, dalam dunia YouTube maksudnya tersakiti terlalu lama.

"Tadaima~"

Sakura menoleh ke segala arah tak mendapati satu makhluk ada di rumah ini.

"Kemana semua orang?"

Sakura berjalan menuju dapur untuk menuntaskan rasa dahaganya. Dan ia mendapati sebuah sticky notes yang tertempel di pintu kulkas.

Hai, sayang~ okaeri. Bibi hari ini ada acara dengan kolega pamanmu. Mungkin, kami akan pulang larut nanti. Oh ya... Jangan lupa makan siang ya. Bibi sudah masak tadi, tinggal kamu panaskan saja. Dan untuk makan malam, Bibi sudah berpesan pada Gaara untuk membawakan makanan saat pulang nanti. Baik-baik di rumah ya sayang 💕

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang