Bagian 3

3.7K 381 46
                                    


Happy Reading

Saat ini kelas 12 A sedang jam kosong, dan Sasuke memanfaatkan waktu dengan berlatih basket di lapangan indoor sekolahnya. Dia tersenyum bangga mengingat kalau ia salah satu tipe idaman Cherry.

Cherry berkata, "aku suka cowok yang pintar basket. Entahlah, waktu melihatnya mendribble bola itu terlihat keren di mataku." Q and A Cherry hari minggu, musim panas tahun lalu.

Sejak saat itu, Sasuke makin giat berlatih meskipun teman-temannya mengatakan kalau ia sudah mahir tanpa latihan. Hah, namanya juga ingin dipandang memuja dari pujaan hati. Tidak salah kan?

Sasuke membuang bolanya saat mendengar teriakan cempreng gadis-gadis gila yang mengaku sebagai fans-nya. Ia tak habis pikir, resiko menjadi laki-laki tampan yang tajir bin melintir membuatnya menjadi artis dadakan. Banyak tawaran endorse yang mampir di akun instagramnya, apalagi Itachi yang berkoar-koar kepada teman satu fakultasnya untuk jadi model. Bisnis menguntungkan katanya. Cih, mengesalkan.

"Hei, Sasuke!"

Sasuke melirik tanpa minat Naruto yang melambai heboh sembari berjalan kearahnya. Satu kata untuk Naruto,

Lebay!

"Ck, dasar. Kalau saja tidak ada hal penting, aku juga ogah menemui mu!" Sungut Naruto yang merasa diabaikan.

"Ada apa?" Ujar Sasuke meminum air botol kemasan yang ia bawa.

"Cherry sedang melakukan siaran langsung di IG!"

Brushhhh

"NASIBKU SIAL SEKALI MENDAPAT HUJAN LOKAL YA KAMI!!!!!"

Naruto mengusap wajahnya kasar sambil mengernyit jijik menyadari air jenis apa yang suka rela mendarat di wajah tampannya.

Sasuke dengan cepat mengeluarkan ponsel. Benar saja, sudah ada pemberitahuan di layar membuat senyum sumringah terbit di wajahnya yang biasanya sedatar triplek. Hal yang makin membuat fans Sasuke semakin menjerit heboh tak terkendali.

"Hei, bisakah kalian diam?! Suara kalian mengalahkan suara kentut Chouji!" Naruto kesal melihat teriakan merdunya tak digubris sama sekali.

Brak

Suara bantingan botol dari Naruto sukses menutup mulut para wanita kelebihan cairan. Tapi, itu hanya berlangsung selama lima detik. Setelah itu.....

Teriakan kembali bergema dan semakin kencang.

Naruto berbalik melihat sumber kekacauan. Kemudian, berbalik lagi untuk mengusak rambutnya frustasi.

Gila memang. Seorang Uchiha Sasuke yang terkenal dingin tak berperasaan kini sedang tertawa tak jelas sambil mencubiti layar ponselnya.

"Entah apa yang merasukimu~"




Sasuke memutuskan untuk mampir sebentar di toko roti. Seperti biasa, bunda yang agung memintanya untuk membawakan roti spesial yang ia pesan. Sebagai gantinya, Sasuke akan diberi uang jajan lebih. Saling menguntungkan bukan?

Lumayan, bisa membeli hadiah untuk Cherry akhir bulan ini.

Maklum, dia hanyalah seorang fans yang sangat memuja idolanya. Kalian juga begitu, jadi tak perlu saling melecehkan dan mengatakan 'Bucin'.

Kasir itu terkejut begitu melihat kartu kredit yang dibanting di depannya. Tak usah melihat sang pelaku. Dia sudah hafal kelakuan pelanggan menyebalkan ini. Tak perlu tersenyum dan menyapa ramah. Tendang saja ke Antartika kalau bisa.

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang