Bagian 10

3.6K 405 39
                                    


Sebelumnya, pertama-tama... kayaknya aku harus minta maaf dulu ya karena baru bisa up 😁

Ini udah dari kapan udah selesai ngetik lanjutannya. Cuma, aku tahan dulu sambil buat rancangan fic baru hehehe...

langsung aja deh, tanpa menunggu lama-lama.



Happy Reading




"Brengsek!"

Ino memutar matanya bosan. Telinganya yang suci harus mendengar umpatan-umpatan jahanam selama dua minggu terakhir ini. Mau menegur, ia sendiri nanti yang terkena semprot. Lebih baik dibiarkan saja.

Huh, jika dipikir-pikir keadaan Sakura sudah begini sejak pertandingan basket kemarin. Awalnya ia tidak begitu paham dengan suasana hati sahabat pink nya yang sering berubah-ubah setelah mengecek ponselnya setiap ada notifikasi. Baru, setelah mendengar selentingan gosip yang panas di sekolah ia mulai mengerti.

Inginnya menanyakan langsung pada Sakura. Tapi, ia terlihat berusaha mengalihkan topik tiap ia menyinggungnya. Jadi, ia terpaksa diam meskipun tak tahan dengan kelakuan absurd seseorang yang kasmaran?

Sakura bahkan mengumumkan hiatus sementara dan memilih melototi ponselnya tiap waktu. Gila memang.

Ino kembali fokus memakan saladnya sambil berbalas pesan dengan sang kekasih memilih mengabaikan orang depresi di depannya. Merasa ada yang mencolek bahunya, ia pun menoleh dan mengangkat alisnya.

"Kenapa si princess?"

Ino hanya mengendikkan bahunya pada Karin yang saat ini sudah ikut bergabung duduk disebelahnya.

Karin meminum jusnya sambil melirik Sakura heran. Baru ditinggal beberapa hari mengikuti olimpiade, sahabatnya yang satu ini sudah seperti orang gila yang terus saja memaki ponsel tak bersalah.

Sudah berhari-hari ia melihat tingkah aneh Sakura dengan ponselnya. Biasanya, ia akan mendapati Sakura dengan kamera kesayangannya dan filming untuk konten youtube nya. Tapi, akhir-akhir ini makhluk pink di depannya selalu memegang ponsel kemanapun ia pergi.

Bahkan, ia tak yakin kalau Sakura mengurus dirinya sendiri saat melihat kantung mata dan tatapan sayu itu.

Melihat Ino yang acuh tak acuh berarti situasi sudah gawat. Hah, kenapa tugas memperbaiki mood si monster pink harus diserahkan padanya? Mau mengabaikan juga tidak mungkin. Ia tidak setega itu kan!

Setelah menghela nafas, ia memperbaiki letak kacamatanya dan beralih tempat di samping Sakura yang masih cemberut menatap ponsel.

"Saku."

Sial, dia diacuhkan.

"SAKURA!"

"APA?!"

Sakura menoleh sewot pada Karin. Tapi, sedetik kemudian ia menunduk dan menggumamkan kata maaf.

Ino melirik dengan takjub. Meskipun, ia sering melihat momen seperti ini. Tetap saja ia selalu heran saat Sakura menjadi kucing kecil penurut dihadapan Karin.

Wah, the power of calon sepupu ipar.

"Ada apa denganmu?" Karin mencoba bertanya dengan lembut.

"Dia belum mengirimiku pesan," ucap Sakura dengan pelan. Ia masih menunduk mengelus ponselnya dengan mata meratap.

Dahi Karin mengernyit. "Dia siapa?"

YOUtubeR LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang