Happy Reading
Kesibukan Sakura
Keesokan harinya, Sasuke dan Sakura kembali berkomunikasi melalui video call. Mereka berbagi tawa dan cerita, saling mengejek dengan cara yang membuat mereka semakin dekat. Sakura, yang sudah mulai mendengar cerita tentang Itachi dari Sasuke, hanya tertawa sambil melambaikan tangan seolah menyapa Itachi dari layar.
"Aku dengar ada Uchiha yang mau 'wawancara' aku," kata Sakura sambil tersenyum penuh tantangan.
Sasuke tertawa pelan. "Yah, kalau kau berani, kapan-kapan kita atur pertemuan. Biar dia lihat sendiri betapa tangguhnya kamu."
Sakura tersenyum lebar, lalu mengedipkan mata. "Siap. Jangan harap aku bakal mundur."
"Kalau kamu, berani ketemu sama kakak ku?" lanjut Sakura menantang.
"Tentu saja. Kau mau aku datang dengan keluargaku?" Sasuke menaik turunkan kedua alisnya. Aihhh.... Kenapa akhir-akhir ini cowok cool bak tembok yang jadi kekasihnya sekarang ekspresif sekali.
Sakura tersenyum, setengah geli tapi setengah juga merasa jantungnya berdebar karena tingkah Sasuke. “Oh, berani sekali menantangku, ya? kamu siap diselidiki mereka?” Sakura menatapnya dengan mata menyipit, lalu menambahkan dengan nada menggoda, “Jangan salahkan aku kalau nanti mereka malah bertanya soal kapan kamu melamarku, ya.”
Sasuke terkekeh pelan, kembali pada ekspresi datarnya yang biasa. “Hm, melamar, ya? Nanti aku pikirkan.” Ia mendekat sedikit, tatapan matanya tajam namun ada senyum tipis di sudut bibirnya. “Tapi siap-siap saja. Jangan kaget kalau aku benar-benar datang bawa cincin.”
Sakura kehabisan kata-kata. Ia menutup layar ponsel untuk menyembunyikan senyumnya. Yakin sekali wajahnya pasti terlihat konyol dengan warna merah di kedua pipinya.
"Sudah, ya. Aku matikan dulu. Selamat tidur."
Tawa Sasuke pecah ketika layarnya yang tadi hitam sekarang mati. Benar-benar diakhiri dengan cara absurd tapi lucu.
"Menggemaskan sekali," gumamnya sebelum berbaring.
---
Sakura mengawali pagi dengan ritual skincare dan setumpuk energi. Mumpung sedang weekend, ia memutuskan untuk membuat konten. Ia menata perlengkapan vlogging—kamera, tripod, dan lampu ring yang selalu siap menyorotnya dalam suasana cerah. Kamera pun menyala, merekam Sakura yang menyapa para penontonnya dengan senyuman khas.
“Halo semuanya! Hari ini aku mau share produk terbaru dari….” Suaranya terdengar ringan dan bersemangat, tapi di balik layar ia sibuk memastikan setting kamarnya estetik dan cocok untuk brand yang ia dukung.
Setelah beberapa jam merekam, Sakura pun mengedit video dengan detail. “Aduh, kenapa ekspresi di sini aneh banget, ya,” gumamnya. Editing adalah bagian yang cukup melelahkan, namun Sakura tahu, inilah cara terhubung lebih dekat dengan penontonnya.
Cukup lama ia berkutat di depan layar komputer, sampai tak terasa matahari sudah tinggi. Gegas, ia bersiap untuk pergi ke kantor sebuah brand kosmetik yang memintanya sebagai bintang iklan untuk produk terbarunya. Tentu ia sangat bersemangat. Ini terhitung pertama kalinya. Biasanya ia hanya akan mereview produk endorse sebagai bahan kontennya.
Dengan rambut diikat rapi dan tampilan kasual, Sakura terlihat profesional. Dia mengikuti meeting untuk membahas konsep iklan ditemani Gaara. Ya, tidak salah. Sepupunya ini seperti bodyguard yang siap setia mengantarkannya kemana-mana. Kecuali jika ada janji dengan Karin. Maka ia baru akan beralih menjadi nomor dua.
“Gimana kalau temanya lebih playful? Biar vibe-nya cocok sama anak muda,” usul Sakura dengan mata berbinar penuh ide. Tim brand menyambut baik usulnya, membuat Sakura semakin percaya diri untuk menyampaikan konsep lainnya.
Setelah meeting, ia menuju studio untuk sesi pemotretan produk. Ketika kilatan kamera menyala, Sakura menunjukkan pose-pose dengan senyum yang memikat. Meski harus berulang kali melakukan pose yang sama, Sakura tetap tampil maksimal.
Di tengah padatnya jadwal, Sakura menyempatkan diri untuk menelepon Sasuke. Saat ponsel tersambung, layar menampilkan wajahnya yang sedikit lelah namun penuh rindu.
“Kamu sedang apa, Sasuke-kun?” tanya Sakura, tersenyum lembut.
Sasuke hanya mengangguk kecil. “Tidak banyak. Cuma nunggu kabar dari kamu.”
Namun, baru beberapa menit berbincang, notifikasi di ponselnya mengingatkan bahwa waktu break-nya sudah habis.
“Maaf, aku harus balik syuting lagi. Kita lanjut nanti, ya?” Sakura merasa bersalah saat harus buru-buru mengakhiri panggilan.
Sasuke tersenyum tipis, berusaha memaklumi. “Tidak apa-apa, fokus kerja saja. Sampaikan salamku pada si merah yang merengut di belakangmu."
Sakura tertawa pelan, "astaga.... Sepertinya tak usah kusampaikan karena dia sudah mendengarnya." Matanya mengeeling pada Gaara dengan jenaka.
Gaara hanya melirik singkat acuh tak acuh tapi tetap melanjutkan kegiatannya berbalas pesan dengan kekasihnya.
"Langsung pulang?"
Sakura hanya menggumam dan memilih meringkuk di kursi mobil. Gaara tak banyak berkomentar melajukan kendaraan nya. Ia tau betapa lelah pinky kecilnya setelah seharian beraktivitas padat.
---
Hari berlalu begitu cepat. Tak terasa ujian juga semakin dekat. Sakura sibuk sekali dengan kegiatannya hingga jarang berkomunikasi dengan kelasihnya. Aktivitas yang padat membuat Sakura sering kelelahan dan tidur cepat tanpa sempat menghubungi Sasuke.
Dan seakan mengerti, Sasuke pun tak pernah menghubungi. Hanya sekedar berkomentar di live, itu sudah cukup baginya. Meski begitu, Sakura tetap selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan semangat.
Saat Sakura memeriksa media sosial, beberapa komentar dari penggemarnya membuat hatinya resah. Ada yang mempertanyakan apakah ia terlalu sibuk bekerja sampai-sampai lupa dengan hubungannya. Meski dia kurang begitu suka dengan komentar itu, tapi Ia tetap kepikiran juga. Padahal Ia tak penah mem-publish hubungan percintaannya dengan terang-terangan di media sosial.
“Kenapa banyak yang malah menyalahkan aku?” Sakura bergumam, merasakan sebersit keraguan di hatinya. Namun, dia tahu dirinya harus tetap berani dan bertanggung jawab, baik untuk penggemar maupun untuk Sasuke.
Sore itu, Sakura mencurahkan kekhawatirannya pada Ino. “Aku takut kalau semua ini berujung membuat Sasuke kecewa. Rasanya sulit untuk tetap profesional dan juga hadir untuknya.”
Ino menggenggam tangannya, tersenyum menenangkan. “Percaya diri, Sakura. Kalau memang cinta, kalian akan saling mendukung.”
"Seperti hubunganku dengan my beloved Sai-kun. Kami sudah lama LDR tapi tetap bertahan sampai sekarang," Lanjutnya.
Malam harinya, Sakura menelepon Sasuke. Kali ini, panggilan berlangsung lebih tenang. Sakura mengungkapkan rasa bersalahnya dan minta maaf karena jarang punya waktu.
“Aku takut kehilangan kamu, Sasuke-kun.”
Sasuke menghela napas, lalu menatap Sakura lewat layar ponsel dengan tenang. “Selama ini kita sudah bertahan, kan? Aku percaya, kamu bisa atur semuanya.”
Setelah obrolan panjang, Sakura menutup telepon dengan hati yang jauh lebih ringan. Keesokan harinya, ia bangun lebih semangat. Ia bertekad untuk tetap mempertahankan hubungannya, sekaligus berkembang sebagai konten kreator.
Sakura merasa penuh inspirasi saat membuka kamera, menyapa penonton di vlog terbarunya. Meski sibuk, kini ia tahu bahwa dukungan dari Sasuke dan teman-temannya adalah sumber energi yang akan selalu mendukungnya untuk melangkah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUtubeR LOVER
FanfictionDisclaimers Masashi Kishimoto Gambar dari pinterest with lil bit edit. Sakura Haruno, youtuber cantik dan imut asal Suna yang memiliki jutaan subscribers dan fans setia. Sasuke Uchiha, segelintir orang yang begitu mengagumi dan mencintai sang youtub...