SEAWAL pagi lagi Haykal sudah keluar pergi ke tempat kerja . Hari ini merupakan hari penting baginya .
Kenapa ?
Kerana hari ini dia mempunyai temu bual bersama syarikat besar .
"Aurel , nanti jangan lupa makan tau . Tolong jaga kan mama . Faham ?" katanya seraya menyarungkan jaket kulitnya .
Aku hanya angguk . "Hari ni berkemungkinan aku balik lewat sikit kut" katanya lagi .
Minyak wangi berjenama Dior disembur tiga kali . Harum... Kuat betul aroma dia . Aroma yang memikat~
Haykal seterusnya menyalam tangan ku dan mama setelah itu dia melangkah keluar rumah . Enjin kereta dihidupkan lalu dibiarkan panas beberapa minit . Setelah itu kereta itu terus meluncur di atas jalan raya .
Radio dibuka agar tidak terlalu sunyi . Kebiasaanya Haykal selalu membawa Aurel ke tempat kerjanya tetapi memandangkan hari ini mama tidak berapa sihat jadi Aurel terpaksa tinggal di rumah untuk menjaga ibunya .
Beberapa minit kemudian Haykal tiba di ofisnya . Kereta diberhentikan di tempat letak kenderaan . Enjin dan radio juga diberhentikan . Kaki melangkah keluar dari perut kereta .
Kaki melangkah agak laju ke kafeteria , secawan kopi di pesan . Penjuru kafe menjadi menjadi pilihannya .
Tiba-tiba seorang perempuan masuk ke dalam kafeteria tersebut . Haykal kelihatan agak hairan , mengapa wajah perempuan itu agak pucat ? Dia tak sihat ke ?
Perempuan itu hanya memesan secawan air masak . Tanpa perempuan itu sadari mata Haykal tertumpu kepadanya .
Secara tiba-tiba perempuan itu menangis . Lah... Gila ke? Haykal bangun lalu dia terus meluru ke perempuan itu .
"Excuse me , miss ?" tegur Haykal seraya memetik jari . Wajah Haykal jelas kelihatan terkejut . "Puteri ?"
Puteri mendongak untuk melihat gerangan si pemanggil . Puteri sejurus bangun untuk keluar dari kafe tersebut .
"Satu langkah kau keluar , kau akan dipecat ."
Dingin garau suara Haykal . Puteri merupakan PA Haykal , tetapi hal yang membuatkan Haykal marah adalah puteri telah menghilang secara tiba-tiba selama sebulan tanpa memberitahunya kemana dia ingin pergi .
Langkah Puteri terhenti . Air liur ditelan , badan nya menoleh kembali ke arah Haykal . Keluhan berat dilepaskan . Puteri bersiap sedia mendengar amarah daripada Haykal .
"Lama kau menghilang , mana pergi ? Ingatkan dah mati" kata Haykal dengan pandangan yang tajam . Jelas kelihatan wajah Puteri sedang ketakutan . "Answer me or stop working!" bentakkan kecil keluar daripada mulut Haykal .
Ini kali pertama dia memarahi pekerjannya dengan alasan bersebab . Haykal tidak pernah sesuka hati memarahi atau mengatur apa yang pekerjanya lakukan . Tetapi jika dia sudah benar-benar marah , maka seseorang orang itu sudah melampaui batas . Kesabaran seseorang mempunya had nya juga .
"I'm sorry..." lirih suara Puteri seraya menundukkan kepalanya kebawah . Wajah Haykal ketika marah teramat lah seram .
"I'm sick of your apologies !" bentakkan Haykal . Pelanggan yang berada di kafeteria itu turut terkejut dengan tindakan Haykal .
"Banyak kali kau ponteng kerja , Puteri . But I still can forgive you . Tapi sekarang kau dah melebih ! Kau ponteng sampai sebulan tahu tak ? Kalau tak nak kerja , letak jawatan . Bagi orang lain yang lebih bertauliah bekerja daripada kau . Tak semua orang dapat merasa jadi PA . Tapi kau dapat , lepas kau dapat apa kau buat ? Ponteng ? Memang tu ke kerja PA ? Kau ingat aku lantik kau suka-suka je ke ? Kalau memang rasa dah tak nak kerja letak je lah jawatan tu . Habis cerita . Eh aku dah penat lah nak marah-marah . Aku ni manusia juga , Puteri . Aku aku Tuhan yang boleh sabar setiap masa . Sabar aku pun ada had nya juga" marah Haykal .
Ye , memang selami ini dia bertahan dengan sikap Puteri tapi tentang kerja dia amat tegas . Pantang tujuh keturunan kalau orang ponteng kerja tanpa pengetahuan dia .
Tanpa di sedari awak mata Puteri mengalir . Tangan dengan cepatnya bertindak mengesat air mata yang mengalir .
"I give you last chance, Puteri . Kalau kau tak guna peluang terakhir ni dengan betul , say goodbye to this company ."
Seraya itu Haykal terus melangkah pergi ke ofisnya . Dia berada di pejabat miliknya . Jaket kulit ditanggalkan seterusnya penyejuk udara diperlahankan agar tidak terlalu dingin .
Komputer riba dibuka untuk meneruskan kerjanya . Tepat jam 12 tengah hari , seorang klien penting pun tiba . Haykal mengambil jaket kulitnya kembali .
Jaket kulitnya dipakai kembali lalu dia melangkah keluar dari pejabatnya bersama seorang PA baru buat sementara waktu .
"Boss ?" tegur Puteri dengan riak wajah terkejut dan sedikit kecewa . Siapa perempuan tu ? Jangan cakap dia adalah PA baru...
"For now she is my new PA . Disebab kau tak datang sebulan kau tak tahu info untuk dibincangkan so untuk meeting kali ini dia yang akan gantikan kau" terang Haykal . Tak lama kemudian dia terus melangkah pergi meninggalkan Puteri yang tercegat di situ . Marah ? Kecewa ? Sedih ? Menyesal ? Semuanya bercampur aduk .
She is the one who hurts, she is also the one who feels hurt. -(Puteri Balqis)
"Weh put apa kau tercegat lagi dekat situ ? Buat lah kerja . Nanti kang boss marah tak pasal-pasal kau kena buang kerja" jerit seorang pekerja di situ yang bernama Qaseh.
Qaseh merupakan teman paling rapat dengan Puteri . Namun puteri tidak pernah menggangap Qaseh sebagai kawan sedangkan Qaseh lah kawan yang sentiasa ada disaat dia susah dan senang .
Qaseh melihat air mata Puteri yang mengalir . "Put... Kau menangis ke ?" Qaseh segera menghampiri Puteri seraya itu dia terus memeluk Puteri untuk memberikan keselesaan .
"Puteri kalau kau ada masalah cerita lah dekat aku... Aku ni kawan kau , apa gunanya aku jadi kawan kau tapi kau tak pernah nak meluah dekat aku ? Kau tahu tak aku rasa macam jadi kawan tak berguna kalau tak dapat tolong kau masa kau susah . Tell me , Puteri . What wrong ?"
Puteri sejurus memeluk erat tubuh Qaseh dan melepaskan pendam nya . "Aku... Aku mengandung , Qaseh..."
Terbeliak mata Qaseh mendengar ungkapan daripada Puteri . "Kau jangan main-main, Puteri . Anak luar ni bongok ! Tak lawak sia bergurau macam ni" bentak Qaseh perlahan . Terasa degupan jantung yang amat kuat di dada Qaseh .
Puteri perlahan-lahan menggelengkan kepalanya . Air mata dikesat kasar oleh tanganya . "Aku... Aku dah cek tiga kali , hasil dia positif... Aku menyesal Qaseh... Aku tak tahu nak buat apa... Apa aku nak cakap dengan mak aku nanti ? Siapa yang nak tanggungjawab semua ni , kalau baby ni lahir... Aku nak dia ada ayah . Tapi... Tapi siapa yang nak jadi ayah dia , Qaseh... Tak ada siapa... Siapa je nak dekat perempuan murah macam aku ni.." air mata tidak berhenti mengalir .
Nasi sudah menjadi bubur .
Sesuatu perkara yang sudah terlanjur yang tidak akan dapat dipulihkan lagi .
Antara dua pilihan sama ada menjaga bayi itu sehingga janin nya lahir ataupun gugurkan .
"Kau... Serius lah Puteri ?" Qaseh masih terkejut . Dia tidak menyangka sahabatnya sanggup menjual diri semata-mata untuk mencari ketenangan .
Allah telah menyebutnya didalam Al-Quran:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا( ٣٢)Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan) .
"Besok aku bawa kau pergi klinik , kita cek kandungan kau . Sekarang kau rilek dulu . Kalau ada apa-apa bagitau aku" kata Qaseh seraya membawa ke tempat duduknya . Puteri hanya angguk lalu mengikut kata Qaseh .
YOU ARE READING
His Angel (HIATUS)
RomansaKisah cinta yang berulang dua kali. Will they go back to the way they were before? Will Aurel remember her love story? Seorang gadis yang bernama Aurel Naura menjadi mangsa kemalangan pada dua tahun yang lepas sebelum majlis pernikahannya bersama Te...