11

54 8 0
                                    

SEAWAL pagi lagi Haykal sudah keluar pergi ke tempat kerja . Hari ini merupakan hari penting baginya .

Kenapa ?

Kerana hari ini dia mempunyai temu bual bersama syarikat besar .

"Aurel , nanti jangan lupa makan tau . Tolong jaga kan mama . Faham ?" katanya seraya menyarungkan jaket kulitnya .

Aku hanya angguk . "Hari ni berkemungkinan aku balik lewat sikit kut" katanya lagi .

Minyak wangi berjenama Dior disembur tiga kali . Harum... Kuat betul aroma dia . Aroma yang memikat~

Haykal seterusnya menyalam tangan ku dan mama setelah itu dia melangkah keluar rumah . Enjin kereta dihidupkan lalu dibiarkan panas beberapa minit . Setelah itu kereta itu terus meluncur di atas jalan raya .

Radio dibuka agar tidak terlalu sunyi . Kebiasaanya Haykal selalu membawa Aurel ke tempat kerjanya tetapi memandangkan hari ini mama tidak berapa sihat jadi Aurel terpaksa tinggal di rumah untuk menjaga ibunya .

Beberapa minit kemudian Haykal tiba di ofisnya . Kereta diberhentikan di tempat letak kenderaan . Enjin dan radio juga diberhentikan . Kaki melangkah keluar dari perut kereta .

Kaki melangkah agak laju ke kafeteria , secawan kopi di pesan . Penjuru kafe menjadi menjadi pilihannya .

Tiba-tiba seorang perempuan masuk ke dalam kafeteria tersebut . Haykal kelihatan agak hairan , mengapa wajah perempuan itu agak pucat ? Dia tak sihat ke ?

Perempuan itu hanya memesan secawan air masak . Tanpa perempuan itu sadari mata Haykal tertumpu kepadanya .

Secara tiba-tiba perempuan itu menangis . Lah... Gila ke? Haykal bangun lalu dia terus meluru ke perempuan itu .

"Excuse me , miss ?" tegur Haykal seraya memetik jari . Wajah Haykal jelas kelihatan terkejut . "Puteri ?"

Puteri mendongak untuk melihat gerangan si pemanggil . Puteri sejurus bangun untuk keluar dari kafe tersebut .

"Satu langkah kau keluar , kau akan dipecat ."

Dingin garau suara Haykal . Puteri merupakan PA Haykal , tetapi hal yang membuatkan Haykal marah adalah puteri telah menghilang secara tiba-tiba selama sebulan tanpa memberitahunya kemana dia ingin pergi .

Langkah Puteri terhenti . Air liur ditelan , badan nya menoleh kembali ke arah Haykal . Keluhan berat dilepaskan . Puteri bersiap sedia mendengar amarah daripada Haykal .

"Lama kau menghilang , mana pergi ? Ingatkan dah mati" kata Haykal dengan pandangan yang tajam . Jelas kelihatan wajah Puteri sedang ketakutan . "Answer me or stop working!" bentakkan kecil keluar daripada mulut Haykal .

Ini kali pertama dia memarahi pekerjannya dengan alasan bersebab . Haykal tidak pernah sesuka hati memarahi atau mengatur apa yang pekerjanya lakukan . Tetapi jika dia sudah benar-benar marah , maka seseorang orang itu sudah melampaui batas . Kesabaran seseorang mempunya had nya juga .

"I'm sorry..." lirih suara Puteri seraya menundukkan kepalanya kebawah . Wajah Haykal ketika marah teramat lah seram .

"I'm sick of your apologies !" bentakkan Haykal . Pelanggan yang berada di kafeteria itu turut terkejut dengan tindakan Haykal .

"Banyak kali kau ponteng kerja , Puteri . But I still can forgive you . Tapi sekarang kau dah melebih ! Kau ponteng sampai sebulan tahu tak ? Kalau tak nak kerja , letak jawatan . Bagi orang lain yang lebih bertauliah bekerja daripada kau . Tak semua orang dapat merasa jadi PA . Tapi kau dapat , lepas kau dapat apa kau buat ? Ponteng ? Memang tu ke kerja PA ? Kau ingat aku lantik kau suka-suka je ke ? Kalau memang rasa dah tak nak kerja letak je lah jawatan tu . Habis cerita . Eh aku dah penat lah nak marah-marah . Aku ni manusia juga , Puteri . Aku aku Tuhan yang boleh sabar setiap masa . Sabar aku pun ada had nya juga" marah Haykal .

Ye , memang selami ini dia bertahan dengan sikap Puteri tapi tentang kerja dia amat tegas . Pantang tujuh keturunan kalau orang ponteng kerja tanpa pengetahuan dia .

Tanpa di sedari awak mata Puteri mengalir . Tangan dengan cepatnya bertindak mengesat air mata yang mengalir .

"I give you last chance, Puteri . Kalau kau tak guna peluang terakhir ni dengan betul , say goodbye to this company ."

Seraya itu Haykal terus melangkah pergi ke ofisnya . Dia berada di pejabat miliknya . Jaket kulit ditanggalkan seterusnya penyejuk udara diperlahankan agar tidak terlalu dingin .

Komputer riba dibuka untuk meneruskan kerjanya . Tepat jam 12 tengah hari , seorang klien penting pun tiba . Haykal mengambil jaket kulitnya kembali .

Jaket kulitnya dipakai kembali  lalu dia melangkah keluar dari pejabatnya bersama seorang PA baru buat sementara waktu .

"Boss ?" tegur Puteri dengan riak wajah terkejut dan sedikit kecewa . Siapa perempuan tu ? Jangan cakap dia adalah PA baru...

"For now she is my new PA . Disebab kau tak datang sebulan kau tak tahu info untuk dibincangkan so untuk meeting kali ini dia yang akan gantikan kau" terang Haykal . Tak lama kemudian dia terus melangkah pergi meninggalkan Puteri yang tercegat di situ . Marah ? Kecewa ? Sedih ? Menyesal ? Semuanya bercampur aduk .

She is the one who hurts, she is also the one who feels hurt. -(Puteri Balqis)

"Weh put apa kau tercegat lagi dekat situ ? Buat lah kerja . Nanti kang boss marah tak pasal-pasal kau kena buang kerja" jerit seorang pekerja di situ yang bernama Qaseh.

Qaseh merupakan teman paling rapat dengan Puteri . Namun puteri tidak pernah  menggangap Qaseh sebagai kawan sedangkan Qaseh lah kawan yang sentiasa ada disaat dia susah dan senang .

Qaseh melihat air mata Puteri yang mengalir . "Put... Kau menangis ke ?" Qaseh segera menghampiri Puteri seraya itu dia terus memeluk Puteri untuk memberikan keselesaan .

"Puteri kalau kau ada masalah cerita lah dekat aku... Aku ni kawan kau , apa gunanya aku jadi kawan kau tapi kau tak pernah nak meluah dekat aku ? Kau tahu tak aku rasa macam jadi kawan tak berguna kalau tak dapat tolong kau masa kau susah . Tell me , Puteri . What wrong ?"

Puteri sejurus memeluk erat tubuh Qaseh dan melepaskan pendam nya . "Aku... Aku mengandung , Qaseh..."

Terbeliak mata Qaseh mendengar ungkapan daripada Puteri . "Kau jangan main-main, Puteri . Anak luar ni bongok ! Tak lawak sia bergurau macam ni" bentak Qaseh perlahan . Terasa degupan jantung yang amat kuat di dada Qaseh .

Puteri perlahan-lahan menggelengkan kepalanya . Air mata dikesat kasar oleh tanganya . "Aku... Aku dah cek tiga kali , hasil dia positif... Aku menyesal Qaseh... Aku tak tahu nak buat apa... Apa aku nak cakap dengan mak aku nanti ? Siapa yang nak tanggungjawab semua ni , kalau baby ni lahir... Aku nak dia ada ayah . Tapi... Tapi siapa yang nak jadi ayah dia , Qaseh... Tak ada siapa... Siapa je nak dekat perempuan murah macam aku ni.." air mata tidak berhenti mengalir .

Nasi sudah menjadi bubur .

Sesuatu perkara yang sudah terlanjur yang tidak akan dapat dipulihkan lagi .

Antara dua pilihan sama ada menjaga bayi itu sehingga janin nya lahir ataupun gugurkan .

"Kau... Serius lah Puteri ?" Qaseh masih terkejut . Dia tidak menyangka sahabatnya sanggup menjual diri semata-mata untuk mencari ketenangan .

Allah telah menyebutnya didalam Al-Quran:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا( ٣٢)

Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan) .

"Besok aku bawa kau pergi klinik , kita cek kandungan kau . Sekarang kau rilek dulu . Kalau ada apa-apa bagitau aku" kata Qaseh seraya membawa ke tempat duduknya . Puteri hanya angguk lalu mengikut kata Qaseh .

His Angel (HIATUS)Where stories live. Discover now