"RACHEL GET UP! "Terkesiap tak siap dan langsung mendudukkan diri, gadis SMA bernama Rachel itu terbangun seketika, sepertinya suara teriakan itu begitu ampuh untuk membangunkannya, ia mendesis saat merasakan nyeri di bagian belakang lehernya, bisa-bisanya ia tertidur di taman.
BUGH!
BUGH!
"ANJING! LO APAIN TEMEN GUE ANJING!"
Rachel langsung menoleh ke arah gadis berponi yang berusaha melawan dua pria sekaligus, dengan gerakan cepat rachel mengangkat tubuhnya sebentar namun terhenti sejenak. Bukankah beberapa menit yang ia tertidur dibangku taman? Lalu kenapa sekarang ada di semak-semak?
Gadis itu menurunkan pandangannya ke arah bawah roknya, jantungnya berdebar kencang.
"Chel! Jangan bengong anjing bantuin gue sialan! Akh!"
Lenguhan kesakitan Lisa menyadarkan ke tertegun Rachel, gadis itu pun bangkit membenarkan celana dalam dan mulai membantu Delisa.
BUGH!
Rachel mulai meninju rahang salah satu preman tersebut yang berhasil membuat pria itu terhuyung ke belakang. "Aw akh!" mengibaskan tangannya yang terasa kebas dan sakit.
Entah kapan terakhir tangan mungilnya itu membuat orang babak belur mungkin pria itu bukan pengecualian dan memukul kedua pria ini ini tidak sebanding dengan apa yang telah kedua gadis itu lalui selama ini, seorang seperti mereka ini bukanlah apa-apa baginya.
"Siapa Lo?!! Mau ngelakuin apa Lo ke gue hah?!"
Preman itu tidak memperdulikan perkataan Rachel, malah semakin mendekat dengan tawa yang sangat menjengkelkan baginya.
"Kenapa lo pura-pura? Bukannya Lo udah ga perawan hm? Rachel Elizabeth gabriel" Ucapnya, dan sekali lagi Rachel hanya bisa tertegun begitu nama lengkapnya disebut.
Pandangannya berubah menjadi awas dan dingin, seakan menunggu kesempatan pria itu mulai menyerang, dengan mudahnya Rachel menangkis setiap pukulan demi pukulan dan mempersiapkan diri dengan kemungkinan yang terjadi saat pria ini semakin memupus jarak dan tidak memberikan celah untuk Rachel melawan.
Rachel mengepalkan tangannya kemudian berbalik untuk melawan, namun sebuah pisau berhasil mengancamnya dan nyaris melukai leher mulus rachel sebagai sambutan.
"Siapa Lo?!"
Rachel benar-benar dibuat tercengang setengah mati karena spontanitas pria ini jauh lebih mempersiapkan diri dan seperti..
Terlatih?
Sesaat Rachel memaki dirinya sendiri karena terlalu meremehkan pria ini "Lo-"
Matanya membulat, nyalinya hampir hilang dalam sekejap, pisau itu kini tepat berada tepat dibawah dagunya menuntut Rachel untuk tidak melawan.