Rachel menatap Jack dengan pandangan putus asa, gadis malang itu tidak bergeming menelan kenyataan bahwa ternyata ia adalah anak yang tidak di inginkan. Ia harus tahu semuanya namun kenyataannya begitu menyakitkan.Dara, Fanny dan Jennie, mereka bertiga saling berkaitan dan yang membuat rachel tercengang adalah hubungan Jennie dan Fanny serta dara ibunya Jennie.
Ia memang mengetahui persahabatan antara dara ibunya Jennie dan Fanny ibunya. Mereka berdua anak yatim piatu yang tumbuh bersama-sama di panti asuhan dan Jennie mengatakan bahwa fanny lah yang telah merebut ayahnya dari ibunya sehingga dara jatuh sakit kemudian meninggal dunia.
Hanya itu saja yang Rachel tahu.
Namun begitu Jack memberitahu bahwa Fanny dan dara adalah pekerja seks internasional. Ia sangat terkejut. Tidak menyangka bahwa selama ini ibunya seorang pelacur dan kenyataanya itu sungguh menghantam relung hatinya.
Hatinya remuk semua kenyataan ini sungguh membuat kepala Rachel ingin pecah. Dari jutaan manusia yang ia benci, kenapa harus ibunya? Rachel tidak mengerti dia tidak bisa menemukan alasan logis.
Belum lagi kenyataannya, bahwa rumah PSK yang tengah di jalani oleh Jennie itu adalah milik ibunya, singkatnya Jennie dan Fanny berkerjasama untuk membangun rumah neraka itu.
Yang semakin membuat Rachel tidak mengerti adalah, mengapa? Jika memang Jennie berhubungan baik dengan ibunya lalu kenapa? Dia selalu di incar? Seharusnya ia di lindungi bukan?
"Nona, walaupun nyonya Fanny sudah berbohong sama Nona, itu semata-mata karena ingin melindungi nona" Suara Jack kembali mengudara memaksa Rachel mengalihkan tatapannya kearah pria dewasa tersebut.
Sontak suara tawa sumbang meluncur dari bibir pucat milik Rachel. Ini terlalu rumit dan kepalanya sudah tidak sanggup untuk berpikir logis. Wajah cantik nya itu terlihat frustasi, entahlah rasanya Rachel ingin segera menghancurkan apa saja yang ada di hadapan nya sekarang.
Ia merasa sendirian lagi, cahaya yang satu-satunya menjadi harapan kuat untuk tetap hidup kini sudah lenyap. Surai indah blonde itu menunduk memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, ia mengabaikan seluruh rasa sakit fisiknya, ia tidak perduli pada apapun, dunia nya sudah runtuh sejak ibunya meninggal dan Rachel sudah muak dengan hidup nya sendiri.
Semua orang yang hadir ikut merasa prihatin dengan kenyataan hidup yang di alami Rachel, ia tidak menyangka bahwa gadis cantik itu memiliki jalan hidup yang rumit serta menyedihkan.
Di balik sikap nya yang kasar, ternyata gadis itu menyimpan banyak penderitaan yang luar biasa—yang belum tentu semua orang bisa sekuat dan setabah Rachel. Ah bahkan mereka sukar untuk mendeskripsikan wajah Rachel sekarang.
Jeffrey hendak membuka mulut untuk berbicara, namun tertahan begitu Rachel kembali bertanya pada Jack.
"Jadi Lo tahu? Kalau mommy bukan meninggal bukan karena kecelakaan kan?"