Chapter 28 ; Terulang kembali.

574 74 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan menggempal tangannya begitu mendapatkan pesan dari caca, sebenernya—apa yang mereka incar darinya? Perasaan ia tidak memiliki musuh atau bahkan sesuatu yang membuat mereka incar, tapi para bedebah itu seakan tidak pernah berhenti untuk menge...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jihan menggempal tangannya begitu mendapatkan pesan dari caca, sebenernya—apa yang mereka incar darinya? Perasaan ia tidak memiliki musuh atau bahkan sesuatu yang membuat mereka incar, tapi para bedebah itu seakan tidak pernah berhenti untuk mengejarnya.

Ia pun berkesimpulan dengan tidak ketidak hadiran Lisa serta Rachel selama tiga hari ini membuat Jihan yakin, bahwa ini berkaitan dengan kedua gadis itu, apa mungkin Sam kemari untuk kembali mengincar rachel?

Tapi yang membuatnya semakin penasaran—Jeffrey serta kawan-kawannya pun turut menghilang, bahkan Luna serta Yunita pun seharian ini tidak terlihat, biasanya kedua gadis itu selalu berlalu lalang di sekitaran sekolah.

Sungguh rasa penasaran nya ini jadi semakin bertambah—pun rasa khawatir dan takut mulai menghantui Jihan apalagi dengan ada nya Sam di sekitaran sekolah—maksud Jihan. Why? Bagaimana bisa mereka menemukan sekolah ini? Ini adalah sekolahan elit, mustahil jika ada orang asing bisa masuk.

Karena tidak ingin terus menebak-nebak, lantas Jihan mempercepat langkahnya menuju lift di ujung koridor, mata tajam nya memadai beberapa mahasiswa yang masih berlalu lalang, sungguh ini adalah sekolah elit dan termahal yang pernah ada di daerah bandung, bahkan jarak antara aula, ruang seni, perpustakaan serta kelasnya begitu berjauhan, maka tak jarang orang awam jika memasuki sekolah nya sering tersesat.

Ah mari kita lupakan rasa kagum nya terhadap sekolah, ia harus segera menghampiri Caca.

Sepatu bermerek Adidas itu melangkah memasuki lift yang terletak di ujung koridor di lantai satu, menekan tombol angka tiga sambil bersenandung kecil.

Jantungnya tiba-tiba berdenyut nyeri disertai rasa pusing yang menyerang, Jihan langsung meremas seragam sekolahnya—gadis itu menggeleng kuat untuk menghilangkan rasa pening nya, lalu dengan cepat mengeluarkan sebuah obat di dalam tas dan segera meminumnya.

Butuh dua menit untuk menghilangkan rasa nyeri itu sebelum obatnya mulai bekerja. Jihan menghela nafas lega, gadis itu kembali berdiri tegak sembari menunggu lift terbuka.

Entah kenapa selama seminggu ini jantungnya sering di Landa rasa sakit, terkadang sakit nya semakin menjadi-jadi dan ia tidak tahu karena belum ada waktu untuk memeriksa penyakitnya ke dokter, semoga saja hanya kelelahan saja.

(✓) ʙᴀᴅ ɢɪʀʟꜱ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang