Chapter 25. [ Awal pengikat pertemanan ]

443 62 12
                                    

"Lo yakin cela?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo yakin cela?"

Delisa masih memperhatikan diam nya seorang rachel, hari-hari yang mereka jalani berdua memang cenderung kegelisahan dan menyisakan memori tidak baik.

Pasti berita mengenai kematian ibunya Rachel yang dibunuh membuat delisa ikut merasa marah dan sakit hati, Rachel begitu sangat menyayangi ibu nya melebihi apapun begitu pula dengan Delisa, ia mencintai Fanny sebagaimana ia mencintai ibu angkatnya sendiri.

Tetapi dengan terungkapnya kematian Fanny, ia cukup khawatir dengan keadaan rachel, ia takut jika kebenaran akan membuat Rachel menjadi gadis yang lebih dingin dari sebelumnya.

Apalagi melihat emosinya yang tidak stabil seperti sekarang, gadis itu bisa saja membunuh Adam saat ini juga, walaupun kenyataannya ia pun ikut merasa dendam tetapi jika benar-benar membunuh.

Jujur dalam hati yang terdalam Delisa belum siap membunuh orang, sedari kecil ia di ajarkan untuk tidak pernah menyentuh dunia gelap apapun. Delisa sangat takut, terlebih itu untuk rachel.

Ia takut kehilangan Rachel sahabat satu-satunya yang ia miliki sekarang.

"Gue udah berpikir ini dari lama Lisa, semenjak kita menjadi incaran gue selalu bertanya-tanya" Katanya.

Rachel mengeluarkan sebatang rokok disaku jaket nya dan menyalakan pemantik.

Delisa memperhatikan bagaimana Rachel begitu lihai menghisap sebuah rokok lalu menghembuskan nya keluar dari mulut gadis itu dengan santai.

"Itu sudah rokok yang ketiga cela, udah cukup" Tegur Lisa.

"Lo kaya yang gatau gue aja Lisa" Rachel meringis pelan "Sebenarnya gue udah mau coba buat berhenti ngerokok, tapi keknya selama dua tahun ini gue jadi kecanduan"

"Kita emang lagi strees tapi tolong berhenti jangan menyiksa diri sendiri, gue gasuka lo ngerokok"

"Masa?" Rachel langsung melepas rokok dari mulutnya "Kenapa ga bilang dari dulu? Gue suka ngerokok selama dua tahun, kenapa baru sekarang?"

"Gue emang gasuka, tapi gue gaada hak buat ngelarang Lo, berhubung tadi udah rokok yang ketiga makanya gue tegur"

Rachel tersenyum kecil "Oke, tapi bukan rokok yang mau gue bahas, gue ngajak kesini ada sesuatu yang harus gue lakuin dan memberitahu lo"

Delisa diam, gadis itu memperhatikan bagaimana Rachel berjalan menjauh membelakangi dirinya, 

"Satu kemungkinan yang akan keluar dari mulut adam, jennie yang membunuh ibu gue atau.."

Rachel menggantungkan kalimatnya, Rachel mulai menghisap kembali dan merasakan kepulan asap di tenggorokan nya tapi entah kenapa kali ini ia tersedak dan akhirnya terbatuk-batuk.

Tenggorokannya terasa sakit, matanya berair karena perih rokok itu tidak hanya keluar dari mulutnya namun juga dari hidungnya, kemudian ia merasakan rokok nya di renggut oleh seseorang.

(✓) ʙᴀᴅ ɢɪʀʟꜱ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang