Chapter 9. Bitter reality.

868 117 19
                                    

Beberapa motor sport ninja mewah keluaran terbaru memasuki area parkir sekolah membuat orang-orang yang tengah berjalan memasuki sekolah cepat menepi menyelamatkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa motor sport ninja mewah keluaran terbaru memasuki area parkir sekolah membuat orang-orang yang tengah berjalan memasuki sekolah cepat menepi menyelamatkan diri.

Padahal dibandung jarang sekali orang memiliki motor pribadi apalagi sampe memiliki motor sport ninja yang mewah dan mahal.

Jangan bertanya siapa, tentu saja itu geng serigala yang di ketuai oleh Chandra tak hanya wajahnya saja yang rupawan nyatanya mereka semua terlahir dari keluarga kaya raya atau disebut kaum elit tak tanggung-tanggung ibu dan ayah mereka sangat berpengaruh dari dunia bisnis, fashion serta beberapa toko-toko paling terkenal dibandung, dan katanya juga sekolah samudra itu milih ibu dari salah satu anak serigala, Raden.

"Dih, si tukang pamer" dengus jisya, gadis berambut hitam pendek itu memandang sebal ke arah motor yang tengah berjajar diparkiran sekolah. "Dasar anak-anak kaya sombong dih, makin males gue sekolah di samudra" cibirnya lagi dengan nada jijik..

"Biarin aja kali jis, yang penting ga gangguin kita" Ujar Miranda, sambil berjalan menyusuri koridor.

Jisya menoleh ke arah sahabatnya itu "Iya sih, tapi males juga kalau tiap hari sekolah udah kaya konser boyband, nge denger suara cempreng fans-fans mereka yang teriak nya melebihi teriakan apaan coba"

Miranda cuma bisa menggeleng mendengar keluhan jisya hampir setiap hari jisya mengeluhkan hal yang sama,katanya orang-orang kaya pada umumnya,sombong, angkuh, suka pamer barang-barang mahal dan selalu memandang orang yang miskin rendah, orang tak berguna bahkan sampah.

Tapi sepertinya pemikiran mengenai anak kaya orang itu sombong, ga punya hati, serta angkuh itu harus di ralat karena pas jisya hampir saja jatuh menabrak tong sampah, nyatanya Brian salah satu anak geng serigala yang menjadi teman kelasnya langsung menangkap tubuh jisya, menahan nya untuk tidak jatuh.

"Lo gpp?" Tanya Brian yang masih di posisi yang sama, masih menahan tubuh berat nya jisya.

Jisya terdiam menatap wajah Brian yang berjarak beberapa senti dari wajahnya sedangkan para gadis yang masih berlalu lalang di koridor berteriak histeris sehingga langsung menyadarkan jisya yang terpaku.

Gadis itu langsung mendorong Brian menjauh dari tubuhnya tatapan nya langsung beralih ke arah tujuh pemuda lainnya yang berada tak jauh dari belakang Brian, memandangnya dengan pandangan..

"Lain kali hati-hati kalau jalan" Ujarnya sambil tersenyum kecil menatap jisya.

Pemuda itu kembali melanjutkan jalannya di koridor.

"Jisya" gumam Sean.

Jisya masih diam disana, sampai geng serigala serta anak-anak memasuki kelas, baru lah jisya sadar itu juga karena di Miranda menepuk pelan pipinya.

"Saking terpesonannya Lo? Sampai ga berkedip sama sekali, gue aja kaya ngerasa transparan disini"

Jisya berkedip beberapa kali omongan Miranda belum ia cerna sama sekali, jisya masih terpaku sama kejadian tadi.

(✓) ʙᴀᴅ ɢɪʀʟꜱ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang