Rachel terlihat duduk diruang tamu dengan dikelilingi empat pemuda asing yang duduk disisi kanan dan kirinya. Wajah gadis itu terlihat sangat tenang tapi hatinya benar-benar dirundung kecemasan ini sudah dua jam setelah Rachel menyuruh Jeremy dan Haris menjemput lisa namun sahabat poni nya itu tak kunjung memunculkan batang hidungnya.Sudah berkali-kali Rachel menanyakan keberadaan mereka pada para gangster ini, tapi jawaban mereka membuat rachel benar-benar kesal akhirnya ia memutuskan untuk diam menunggu kedatangan Lisa.
"Sarapan dulu" Yuda memberikan semangkuk bubur pada Rachel.
Rachel melirik bubur itu sekilas "Ga nafsu"
Jeffrey yang mendengarnya mendesis, tatapannya yang menyorot rachel dari tadi terlihat malas dan bosan gadis itu benar-benar susah sekali di ajak komunikasi.
"Dia udah masak buat lo, setidaknya hargain" Celetuk mahendra yang duduk bersantai sambil menonton tv.
"Gue ga laper"
Enzo beranjak mengambil alih bubur ditangan Yuda menyodorkan sendok yang berisi bubur itu pada mulut Rachel.
"Harus banget gue suapin?"
Rachel langsung merebut paksa bubur itu dan memasukannya kedalam mulut "Gue masih punya tangan, Lo gausah caper sama gue"
Enzo hanya berdecak mendapat jawaban sarkas dari Rachel.
"..."
Tak lama kemudian pintu terbuka lebar, menampilkan wajah delisa yang tertutup Hoodie, Rachel langsung berdiri menghampiri berjalan ke arah Lisa dengan langkah pelan menahan sakit.
"What happened Rachel?" Serbu Lisa ketika Rachel berjalan dengan membawa selang infusan.
"We'll discuss it in the room, ada yang mau gue omongin"
"Mana yang sakit?" Lisa memeriksa setiap tubuh Rachel tangan Lisa langsung ditahan.
"Gue gpp Lisa, informasi ini lebih penting daripada badan gue!"
Lisa terdiam sesaat gadis itu masih terpaku pada luka dibagian punggung Rachel, darah merah itu tembus dari bajunya.
Lisa menelan ludahnya susah payah "Kita harus pergi dari sini cel, ini udah ga aman bagi kita cela! Mau sampai kapan gue liat Lo kaya gini terus? Gue mohon kita pergi cari kehidupan baru"
Rachel bungkam tak menjawab langsung, dia lebih memilih memandangi Lisa, mencari keseriusan didalam kata-kata Lisa.
"Lebih baik kalian duduk, ngobrolnya disini, sekalian gue mau nanya" sela Jeffrey.
Rachel menghela nafas sesaat, sebelum tatapannya mengarah ke arah Lisa. "kita bahas itu nanti"
Rachel membalikan badan dan kembali duduk di kursi ruang tamu Lisa hanya menurut dan mengambil alih tempat duduk disamping rachel.