Sore hari menjelang malam, lampu-lampu disekitaran sungai sudah menyala sehingga menyinari tubuh wanita yang sedang duduk termangu ditepi danau, diliriknya jam dipergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul 23.40 malam.
Rachel memutuskan untuk meninggalkan danau, saat ini Rachel memakai hoodie berwarna abu-abu serta celana pendek berwarna hitam sehingga menampilkan kaki jenjang panjangnya dan berjalan pelan seorang diri ditengah keramaian kota bandung.
Pikirannya melayang ke arah pembicaraan bersama Loren beberapa hari lalu, dimana mereka sama sekali tidak mengantongi petunjuk apapun untuk mencari tahu perihal kematian ibu angkat Lisa dan orang yang mencoba memperkosanya, mereka hanya mendapatkan telepon dari perempuan yang mencari Adam dan ucapan peringatan dari Loren.
Jangan mencari mereka lebih jauh, mereka bukan orang sembarangan, atau Lo berdua bisa mati
Rachel mendesis,mereka pikir mereka siapa? Dengan mudahnya mengancam membunuh orang? ck dia tidak akan mudah gentar dengan ancaman murahan seperti itu.
Tapi jika memang itu benar bukankah Rachel seharusnya merasa senang? Itu tandanya ia akan bertemu dengan ibunya di alam sana, Dia tidak perlu repot-repot hidup di dunia yang menyesakan dada ini.
"Kenapa sih malam ini kamu cantik banget"
"Aah, kamu mah bisa aja"
Rachel melirik kelakuan sepasang kekasih yang tengah menikmati waktu berdua, seolah seisi dunia ini benar-benar milik mereka berdua, karena merasa geli sendiri rachel kembali melanjutkan jalannya.
Gadis itu kembali mengenang kenangan bersama ibunya, beliau ada sosok wanita lembut yang juga bisa berubah menyeramkan jika sudah marah, sekali ibunya marah maka jangan heran benda-benda disekitarnya bisa terbang, dan tanpa sadar Rachel tertawa pelan mengingat itu.
Rachel ingat betul pesan ibu nya dulu, beliau selalu berpesan agar Rachel tumbuh menjadi gadis yang baik, membanggakan orang tua, selalu menolong orang dengan keadaan apapun, serta selalu diingatkan untuk mencari kekasih agar bisa dijadikan suami, haha memang dasar ibunya itu, selalu saja membuatnya tertawa walaupun beliau sudah berpulang pun beliau selalu membuatnya tertawa.
Rachel menarik nafas disela tawanya, sampai sesuatu hal tiba-tiba membelai perasaan nya untuk segera sadar rachel pun mulai waspada. Bersiap-siap untuk menghadapi suatu kemungkinan terjadi pada dirinya.
Sejujurnya sejak sore pun ia memang sudah merasakan ada aura tidak menyenangkan dan benar saja ada yang mengikutinya sedari tadi Jika di pikir-pikir instingnya itu memang tidak pernah salah.
Dan itu berarti
Wah ia tidak menyangka akan bertemu ibunya sesegera itu di akhirat? Astaga.. ia memang berkeinginan untuk menemui ibunya di akhirat, tapi haruskah sekarang? Bisakah Rachel berubah pikiran untuk tidak mati sekarang? Ia belum bisa memenuhi keinginan ibunya, yaitu menikah serta membanggakan orang tua dan masih ingin hidup lebih tepatnya ia tidak mau mati menjadi arwah gentayangan karena belum selesai pekerjaannya di dunia.