"Tinggalin dia sendiri disini!"
Setelah mengatakan itu Jennie melangkah keluar dari gudang meninggalkan Mindi yang tengah duduk dengan memeluk lututnya ketakutan .
Kepalanya di penuhi oleh luka lebam dan darah yang mengalir lantas menutupi wajahnya—Mindi jadi bisa merasakan darah nya yang asin dan menjijikan.
Hanya karena ia menolak ketika pria sialan itu meminta di puaskan—tak di sangka pria tua itu tiba-tiba saja menyambar botol minuman lalu memukul nya di kepala.
Mindi sudah mencoba melawan namun tidak bisa badan pria itu terlampau besar dan sangat berotot, ketika ia di pukul juga di tampar pun mindi hanya bisa merintih kesakitan. Namun begitu pria itu mulai mencekik lehernya.
Mindi tidak tinggal diam, gadis itu berupaya melindungi diri dengan meraih pecahan beling sisa botol kemudian menancapkan nya di leher si pria, Tak sampai disitu begitu si pria berteriak kesakitan, Mindi yang sudah di kuasai setan bergerak mencekik leher si tamu.
Namun Jennie keburu datang alhasil wanita jalang itu langsung menyeret nya ke arah gudang kosong belakang yang lembab dengan lampu remang-remang.
Dan sekarang mata mindi tiba-tiba saja berat, dia lebih senang tak sadarkan diri dari pada menerima rasa sakit yang luar biasa. Barang kali ini saat nya ia mengucapkan selamat tinggal kepada rasa sakit yang sudah ia lalui. Ia lebih memilih mati dari pada hidup di rumah bak neraka ini.
[]
Satu botol bear lebih menarik perhatiannya dari pada orang-orang yang tengah asik menggoyang kan badan di lantai dansa. Maya merasa sedang menunggu kematiannya di rumah yang penuh setan serta penderitaan yang tiada akhir.
Dengan membiarkan seorang pria yang sedari tadi terus mencoba menjamah tubuh nya, Maya tidak melawan atau menolak, dirinya seolah sudah pasrah begitu di perlakukan bak seorang jalang disana..
Ia tidak mau menyangkal, bahwa ia memang sudah menjadi jalang setelah tinggal beberapa bulan disini. Bahkan maya tidak tahu bagaimana masa depannya kelak ketika tubuhnya sudah tidak lagi suci lagi —yang jelas Maya tahu, mulai detik ini tidak ada laki-laki yang Sudi untuk menerima dirinya.
"Kita ke kamar" Ajak si pria,
Maya tidak menjawab. Lagi-lagi gadis itu hanya menurut begitu dirinya di seret ke lantai dua. Tidak perlu di tebak apa yang akan mereka lakukan bukan?
Begitu hendak menaiki lantai dua, tiba-tiba keadaan yang tenang itu menjadi ricuh, para bodyguard mulai berdatangan dari arah pintu masuk terdengar samar-samar suara gadis yang berteriak histeris dan mengumpat.
Tak lama kemudian muncul lah sam dan beberapa gadis di belakangnya yang tengah di seret paksa masuk ke dalam ruangan.
Maya membeku, ia mengenali suara-suara familiar ini. Benar saja sosok Luna, Yunita, Jihan serta Caca tengah berusaha memberontak minta di lepaskan dari cengkraman anak buah Jennie.