"Nih minum."
Aku mengambil minuman choco hazelnut dari Freya dan kemudian Freya duduk disebelah ku, dia juga memegang minuman choco hazelnut ditangan kiri nya.
Bisa dibilang kami sekarang berada taman gitu sambil beristirahat soalnya habis dari mall, Freya ingin aku menemani nya membeli baju dan lebih parahnya aku sudah menemani nya sekitar 2 jam, selama sekitar 2 jam itu dia hanya memilih-milih baju aja meski dia beli sih dan itu pun baju nya hanya 2 yang dia beli, capek banget ya kan? Bayangin aja waktu terbuang sia sia.
"Pegel ya?"
Aku mengangguk sambil meminum choco hazelnut, "lama bener dah pilih-pilih bajunya.. kenapa gak online shop aja?"
Freya tersenyum tipis, "kalau online shop itu bakal lama nyampe nya dan juga gue takutnya malah gak sesuai."
Benar juga sih, bisa aja ditipu.. tapi aku beberapa kali belanja online shop gak ditipu tuh, syukur lah penjualnya bermurah hati sama aku.
"Ya lagian lu sih milih nya lama benar, mana cuma beli 2 tuh."
"Hehe maaf deh."
Aku menghela nafas kasar, cukup lelah sih nemenin dia, kalau tahu begini mah mending aku dirumah aja nonton Doraemon di YouTube.
"Btw kita disini aja yuk sampai sore, sekalian liat sunset," ucap Freya lalu kemudian meminum choco hazelnut nya.
Aku menaiki sebelah alisku, "sunset? sekitar 3 jam lagi dong?"
Freya mengangguk, "yap, sambil jajan gitu atau kita ngobrol aja disini."
Lama juga sih nungguin sunset nya tapi kalau aku pulang sekarang pasti Winter bakal ngomel atau gak aku bakal dicuekin atau bisa aja dia marah marah sama aku, mood nya tuh kadang suka gajelas juga mungkin benar dugaan ku dia lagi PMS.
"Hum, boleh deh, sekalian mau foto sunset nya."
Freya tersenyum manis, "nah gitu dongg."
Ku sandarkan punggung ku dibangku taman, rasanya lumayan rileks juga tempat disini agak sepi, paling hanya beberapa orang saja yang ada disekitar sini atau hanya numpang lewat, entahlah mungkin karena taman disini tidak menarik? makanya sepi.
"Sha gue mau nanya."
Aku kemudian menatap Freya, "ya?"
"Lu.. gak mau lepas aja cincin itu?"
"Hah?"
Aku sontak menatap cincin yang ada dijari manis ku dan kemudian kembali menatap Freya, "enggak ah, ngapain dilepas?"
"Malah ngapain lu make? padahal pas gue liat jari nya Winter, dia gak make cincin kawin itu."
Benar juga, waktu itu Winter langsung melepaskan cincin nya saat malam pertama kami, saat itu dia sangat marah dan lalu membuang cincin nya begitu saja, karena aku takut saat itu aku lebih milih tidur diteras rumah, kenapa di teras? karena Winter mengusirku dari rumah katanya sih dia muak melihat wajahku dan lalu menyalahkan seluruh keluarga ku, Lagian nih ya aku gak bisa pulang kerumah orang tua ku saat itu karena sudah tengah malam banget.
Tapi ujung-ujungnya aku tetap tinggal dirumah itu karena disuruh Tante Garcia.
Aduh kenapa jadi curhat begini sih??
"Ya gapapa sih, lagian cincin nya lumayan mahal cok.. jadi gapapa deh sekalian pamer gitu," ucap ku sambil tersenyum tipis.
"Mau pamer atau lu gak mau lepas karena udah punya perasaan ke Winter?"
Deg
Perasaan? what? masa sih?
"Ah mana mungkin lah Frey, dia tuh cewek.. lagian juga.. gue gak mau lepas karena.. cincin nya cantik kok.."
"Bagi gue biasa aja polos kayak gitu, gak ada motif motif nya dan gak ada permata juga," sahut Freya.
Sial, benar juga sih, lagian siapa sih yang milih nih cincin kawin polos kayak gini?
Aku memalingkan wajah ku dan memilih meminum choco hazelnut ku, "udahlah Frey, gak usah dibahas."
"Jadi gue benar ya?"
Aku berbalik dan menatapnya yang sudah menatapku dengan lekat.
"Benar apa?"
Freya kemudian menghela nafas kasar dan memalingkan wajahnya, "gapapa lupain aja."
Freya kenapa bersikap aneh sih akhir-akhir ini? apa mungkin cuma perasaan aku aja?
"Btw beberapa hari yang lalu, gue liat Winter sama cowok."
Aku sontak langsung tersedak minuman akibat Freya.
Wait.. what.. cowok?
Freya menepuk-nepuk punggung ku dengan lembut karena aku terbatuk-batuk, "hati-hati dong kalau minum.."
Aku kemudian melirik kearah Freya, "gak mungkin lah Frey.. Winter tuh jarang keluar rumah kalau enggak pergi kontrol. Lagian dia aja lumpuh begitu bagaimana mau jalan-jalan sama cowok?"
"Benar juga sih tapi emang kapan dia pergi kontrol?"
"4 hari yang lalu."
"Hari rabu?"
Aku mengangguk.
"Gue liat dia pergi sama cowok hari rabu juga," ujar Freya.
Tapi dia bilang kalau dia mau pergi sama Tante Garcia, apa mungkin Winter membohongi ku ya?
Ah mari kita positif thinking saja, bisa jadi itu sepupunya kalau saudara enggak mungkin karena Winter anak tunggal.
"Palingan sepupu nya."
Freya menaiki sebelah alis nya, "yakin?"
Aku mengangguk mantap.
"Kalau bukan gimana?"
Benar juga.. kalau bukan gimana?
"Sudahlah Frey, positif thinking aja."
Freya menghela nafas kasar, "fine."
Aku kembali menatap langit-langit sambil memikirkan kembali apa yang dikatakan Freya barusan. Bagaimana jika Winter benaran pergi sama cowok dan bukan sama Tante Garcia? apa mungkin dia selalu menolak ku menemani nya untuk kontrol karena dia mau ditemani sama cowok itu? jujur sih aku penasaran sama cowok yang dimaksud Freya ini.
Tak kerasa waktu berjalan begitu cepat, aku dan Freya sekarang menyaksikan sunset ditaman
"Frey, ntar habis ini gue antar lu pulang ya?"
Freya kemudian menatap kearah ku, "gak mau mampir kemana gitu?"
Aku menggelengkan kepalaku, "kasihan Winter sendirian dirumah."
"Oh, yasudah."
Kemudian Freya kembali menatap sunset dengan wajah datar.Apa hanya perasaan aku atau.. Freya kek agak kecewa? Ah sudahlah mungkin cuma perasaan aku aja soalnya ekspresi nya gak bisa kubaca, mukanya datar bangett.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arrange
Storie d'amoreKaesha Ryana terpaksa menikahin seorang perempuan lumpuh akibat ulah Abang nya, Namun beriringnya waktu ia menaruh hati kepada perempuan tersebut. Akankah Kaesha terus mengejar cinta seseorang perempuan yang tidak pernah menghargai nya? Atau ia akan...