17

8.2K 641 68
                                    

"Heyy Kaesha."

Aku menoleh ke arah buk Vanness yang sudah berada disamping ku.

"Selamat sore buk," ucapku sambil tersenyum.

"Sore, btw shift kamu udah selesai kan?" tanya buk Vanness.

Aku mengangguk, "iya buk, ini saya sudah mau pulang."

"Lho? bukan nya udah sesuai perjanjian kemarin ya?"

Perjanjian? memangnya aku ada hutang janji? perasaan aku cuman adanya hutang uang dari pada janji.

"Janji apa ya buk?"

"Itu lho.. jalan-jalan sama saya."

Apa hanya aku atau ingatan kecil ku yang engga bisa ingat janji manis itu?

"Tapi buk.."

"Saya traktir," ucap buk Vanness tersenyum tipis.

Ini bukan masalah traktir apa tidak, tapi masalah siapa yang ada dirumah sekarang.

Tapi kalau aku tolak, aku merasa engga enak sama buk Vanness, lagian juga sekali-kali aja gapapa kan?

Dengan pasrah aku akhirnya mengangguk, "okey deh buk, selagi ada yang gratis."

"Haha, kamu nih ternyata mau nya pas saya traktir aja ya?"

Ya iyalah, aku mah mana ada duit.

"Udah yuk? ke mobil saya."

"Baik buk."

Buk Vanness pergi terlebih dahulu dan aku pun mulai mengikuti nya dari belakang.

"Ehemm, mau kemana tuh?"

Aku menoleh kearah belakang, ku lihat kak Wulan yang nyengir dan kak Calvin hanya tersenyum miring.

"Ada apa nih buk boss mengajak karyawan baru jalan-jalan?" ucap kak Calvin.

"Sepertinya buk boss ada maksud lain neh," sahut kak Wulan.

"Iyakan, mana tumben tumbenan buk boss sering ke cafe," ujar kak Calvin.

"Iya anjir, langkah banget, ada apa nehh," jawab kak Wulan.

Astoge.. nih dua bocah tuyul malah ngegibah.

Aku menghela nafas, "udahlah kak, mungkin buk Vanness mau ngeliat kondisi cafenya dan bisa aja dia ada waktu ruang banyak."

"Ah, masa sihh??" ucap kak Wulan.

Aku mengangkat kedua bahuku, "udahlah kak, duluan yaa,"

Aku melambaikan tanganku dan meninggalkan mereka berdua.

Dasar, kak Calvin juga kenapa ikut ikutan ngegibahin buk Vanness sih.

Dipikir-pikir lagi, kok mereka kayak heran banget ya kalau buk Vanness sering ke cafe?

Ah sudahlah dari pada mikirin dua senior gak jelas itu mendingan aku fokus ke makanan gratis.

Aku keluar dari cafe dan ku lihat buk Vanness sudah menunggu ku.

"Ada urusan ya sama kamu, mereka tadi?" tanya buk Vanness.

Aku menggelengkan kepalaku, "bukan apa apa kok buk."

"Kok panggil ibuk lagi sih? kan sudah saya bilang, jangan panggil buk kalau kita diluar jam kerja."

"Eh.. maaf Vanness."

Vanness tersenyum tipis, "memangnya tampang saya sudah tua ya? dipanggil buk Mulu."

Ya masa aku harus panggil dek sih, ada ada saja boss satu ini tapi aku penasaran juga sih sama umur nya, dia keliatan muda banget.

ArrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang