"Umm.. mau ngajak Kaesha keluar kak."
Winter menaiki sebelah alis nya dan kemudian menatap kearahku, "gak boleh."
"Lho kenapa? Cuma bentar kok", sahut Freya.
"Gue bilang gak, ya gak."
"Tapi kak, ada urusan penting juga dan-"
"Tetap jawaban gue sama, memang nya lu siapa nya dia?"
"Saya-"
"Pacarnya? Kalian lesbi?"
Deg
Kedua mataku membulat sempurna. What the? enteng banget perkataannya.
Ku lirik Freya yang seketika terdiam.
Winter tiba-tiba terkikih, "ternyata benar ya?"
"Kami cuma teman kak, teman dari SMP malahan," ujarku.
Freya hanya diam seperti patung, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, mungkin dia marah karena Winter ngatain lesbi.
"Kaesha.. masuk kedalam," ucap Winter.
"T-Tapi kak.."
Winter menatapku dengan tatapan tajam yang membuatku sedikit merinding.
Aku menghela nafas kasar. Lebih baik turuti perkataan Winter saja, maafkan aku Freya.
Tiba-tiba Freya menarik lenganku saat aku hentak berjalan kearah Winter.
"Maaf 'kak' Winter, tapi Kaesha bakal pergi sama aku."
Aku melirik kearah Freya dan kemudian aku menundukkan kepalaku karena aku tidak berani menatap mata Winter yang mungkin sedang berapi-api.
"Kaesha.. gue bilang masuk, ya masuk!"
"Ayo Kaesha masuk ke mobil gue."
Aku menghela nafas, kenapa aku merasa diperebutkan sih?
"Kaesha Ryana," Winter memanggil namaku dengan nada dingin.
Mau gak mau, aku harus turutin Winter lagi deh.
Aku menatap Freya, "gak usah kemana-mana, dirumah aja Frey," ucapku.
"Tapi..."
"Gue juga lagi gak mood pergi."
Freya menghela nafas, "fine."
Ku lirik Winter, Winter menatap kearahku dan dia Menjalankan kursi rodanya untuk masuk kedalam rumah.
"Cih, dasar nenek lampir," gumam Freya. Meski begitu aku masih tetap dengar sih.
Aku kemudian menatap Freya dan tersenyum kearah nya, "Mau masuk aja?" tanyaku.
"Disini aja, gue gak selera liat tuh odgj."
"Hushh, gak boleh gitu Freya."
"Bodo amattt."
Freya kalau ngambek kayak anak kecil deh, bahkan dia sampai ngejek Winter gini.
"Jadi? ngobrolin apa aja atau ada perlu sesuatu?" Tanyaku.
"Gue cuma mau bilang... Lu keterima kerja," ucapnya.
"Haah?! Benaran?!"
"Iya."
Aku tersenyum lebar, aku juga rasanya ingin memeluk Freya karena senang tapi aku memilih untuk tidak melakukan itu dan reflek menepuk tangan.
"Kata kak Lin, bos nya tertarik Ama lu, makanya lu diterima."
Tertarik? memangnya aku ada pesona apaan sampai tertarik?
"Kok bisa?"
"Mana gue tau."
Yasudah deh, mungkin bos nya merasakan ada ikatan batin denganku makanya dia mau menerima diriku yang tidak punya pengalaman apapun, yang penting aku keterima.
"Tapi lu harus belajar banyak tentang kopi dan bertanggung jawab," ucap Freya.
"Iya gue bakal belajar kok,"
Freya kini kembali tersenyum manis.
"Eh iya, lu mau minum apa?"
"Gak perlu... Gue disini cuma ngasih kabar itu dan mau ngajak lu jalan sekalian mau nunjukin sesuatu sih tadinya.."
Aku terdiam sejenak, "maaf ya gara-gara Winter, jadi gak bisa keluar."
"Udah selow, gapapa kok," ucap Freya.
"Udah Frey, masuk aja yuk.. tentang Winter, nanti gue yang urus."
Freya menggelengkan kepalanya, "gak usah anjr, gue langsung balik aja, nih mobil juga pinjaman jadi gue mau balikin sekalian."
Duh, aku jadi gak enak sama Freya, udah dandan cantik-cantik terus nyampe minjam mobil orang malah gak jadi pergi.
"Maaf ya."
"Gapapa, lain kali aja gue nunjukin sesuatunya," ucap Freya dengan senyuman manisnya.
"Oh iya sesuatu apaan emang?"
"Ada dehh."
Kok aku jadi curiga ya? mungkin kado ulang tahun ku? Eh tapi ini kan masih Desember, ulang tahun ku Oktober, udah lewat. Mungkin aja dia mau ngasih kado anniversary karena udah sahabatan selama 6 tahun? atau.. dia mau nunjukin kalau dia dapat pacar? soalnya dia udah ngejomblo selama 7 tahun sih.
Freya menepuk lembut bahuku, "Gue balik ya? ucapin salam gue buat tuh odgj."
"Haha, okay, hati-hati Frey."
Aku melambaikan tangan ku saat Freya hendak masuk kedalam mobil, dia menatapku sambil tersenyum saat sudah berada di mobilnya.
Duhh, kenapa dia cantik sih kalau tersenyum begitu? jadi Insecure lihat nya.
Ku tatap mobil Freya yang sudah semakin menjauh. Kalau dipikir-pikir aneh juga dia datang-datang bawa mobil sama pakaian rapih begitu..
Ah sudahlah ngapain aku pusing mikirin pakaian nya, mendingan aku lanjut membersihkan rumah terus habis itu belajar tentang kopi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arrange
RomanceKaesha Ryana terpaksa menikahin seorang perempuan lumpuh akibat ulah Abang nya, Namun beriringnya waktu ia menaruh hati kepada perempuan tersebut. Akankah Kaesha terus mengejar cinta seseorang perempuan yang tidak pernah menghargai nya? Atau ia akan...