"Lu gak usah kuliah lagi buat kedepannya."
Kedua mataku membulat sempurna setelah mendengar itu. What? Aku gak salah dengar kan?
Ku tatap Winter yang menyilangkan kedua tangannya sambil tetap duduk dikursi rodanya.
Aku bersandar disofa ku sambil menghela nafas, "kenapa kak?"
"Bapak lu ga ada duit buat biayain kuliah lu, emak lu juga sama, jadi mama gue udah urus semua nya dan lu diberhentiin kuliah."
"Kenapa ayah dan mama gak diskusiin dulu kak..?"
"Jangan panggil mama gue dengan sebutan 'mama', mama gue ya mama gue."
Aku mengangguk, "maaf kak.'
"Mereka gak mau diskusikan dulu karena pasti udah tau jawaban mu kayak gimana."
Lho? Memang jawabanku mudah ketebak ya? tapi kenapa harus berhenti sih.. kan aku bisa nyari uang sendiri, kerja sambil kuliah.. dan aku bakal berusaha.
Memang sialan banget ya nih Tante Girang...
Astaga Kaesha... Gak boleh gitu, dia mertua kamu lho..
Aku menarik nafas dalam-dalam, "tapi kak.. persetujuan ku juga penting lho dan aku juga bisa cari peker-"
Tiba-tiba Winter memotong kalimatku, "gak penting, dan jangan banyak omong lagi, ini juga demi ekonomi keluarga lu."
"Tapi kak..."
"Lu gak kasihan sama bapak lu yang udah tua? mana anak jantannya kabur dengan harga orang lain."
Aku terdiam setelah mendengar itu sedangkan Winter memalingkan wajahnya.
"Gara-gara Abang lu, ekonomi kalian jadi susah, kok bisa sih gue jatuh cinta ama bajingan gitu?"
Duhh, pasti Winter bakal ngomel panjang-panjang tentang masalah Abang nih..
"Lagian nih ya, kenapa dia kabur coba? segitunya enggan nyari kerja? beban hidup banget sih, kalau gue ketemu dia, gue bakal bakar dia hidup-hidup didepan keluarga lu."
Aku bersusah payah menelan saliva ku. Astaga.. ngeri nyee..
Winter kembali menatapku, "dengar ya, lu gak usah jadi beban keluarga dan terima aja berhenti kuliah, seharusnya lu syukur karena beban pikiran udah hilang, biaya kuliah itu mahal, keluarga lu bahkan gak mampu ganti rugi kecelakaan gue dan semua harta yang Abang lu curi, jadi jangan menambah beban lagi."
Bibirku terbungkam setelah mendengar itu. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, aku gak bisa melawan perkataan Winter.. toh aku udah diberhentiin kuliah... Apa yang bisa ku lakukan sekarang? hanya diam dan pasrah.
Aku berusaha menahan air mataku agar tidak terjatuh. Siapa coba yang enggak sakit hati setelah mendengar itu?
Dan juga Tante Garcia telah mengurus agar aku berhenti kuliah tanpa persetujuanku.
"Oh? mau nangis? cup cup cup," ledek Winter.
Aku enggak tahu harus berbuat apa, aku pengen banget teriakin Winter tapi pasti dia bakal lebih marah.
Kok aku ngerasa seperti takut istri ya?
Ku usap mataku yang agak berair.
"Gue lapar, beliin nasgor."
Nasgor? Sialan. Setelah semua yang terjadi tiba-tiba dia mau nasgor? apa otaknya kereset? atau dia hanya mau agar semua ini cepat selesai?
Aku menghela nafas dan bangkit dari sofa, "bentar ya kak... Aku beliin."
Lebih baik turuti perkataan nya saja dulu sekarang dan fokus ngerawat dia sampai sembuh total.. setelah aku dapat duit cukup, aku akan lanjut kuliahku.
*******
Dedaunan terus menerus jatuh dari pohon, aku menyapu sekitar halaman rumah ku karena siapa lagi yang akan menyapu jika bukan aku? Winter? Gak mungkin, dia bahkan selalu menggunakan kursi roda nya sepanjang waktu dan hanya bermain dengan ponselnya.
Sudah 4 hari setelah Winter mengatakan Tante Garcia sudah mengurus semua pemberhentian kuliahku, bisa dibilang aku masih agak nyesek karena itu tapi aku berusaha untuk biasa biasa saja dan pasrah.
Tiba-tiba mobil Bermerek Datsun Go berwarna merah terparkir didepan halaman rumahku.
Siapa sih? Perasaan aku gak ada tamu deh, apa jangan-jangan tamu nya Winter?
Tiba-tiba sebuah kaki menggunakan heels turun duluan dari mobil. Aku menatap perempuan itu, dia terlihat cantik menggunakan dress berwarna pink.
Aku terdiam seperti patung ditempatku sambil memegang gagang sapu setelah melihat wajah perempuan itu.
Freya!?
"Freya? Ngapain lu ke rumah gue?" tanyaku.
"Mau jemput lu lah, yuk pergi," ucap nya sambil tersenyum.
Aku menatap Freya dengan tatapan bingung, "Hah? kemana?"
"Jangan banyak tanya, gue udah pinjam mobil teman gue jadi lu harus ikut."
Aku terdiam sejenak sambil menatap Freya dari ujung kepala hingga ujung kaki, "enggak bisa nanti Winter marah..."
Freya menghela nafas, "ngapain ngurusin tuh betina siluman ular? Udah yuk ikut gue aja," ucapnya sambil merangkul lengan kiri ku.
"Gak bisa Fre-"
"Kaesha?"
Aku sontak berbalik setelah seseorang memanggilku.
Aku melihat Winter menyilangkan kedua tangannya.
Ah benar, aku belum pernah memperkenalkan Freya kepada Winter secara langsung.
"Um k-kak Winter.. ini Freya.. teman masa SMP ku..." ucapku sedikit gagap.
Freya tersenyum dan masih merangkul lengan kiri ku, "salam kenal kak."
Winter menatap Freya dari ujung kaki hingga kepala, "Winter Ainsley Garcia."
Freya melepaskan rangkulannya dan dia sedikit membungkuk untuk menghormati Winter karena kan Winter lebih tua.
"Ngapain lu kesini pake dress kayak gitu?"
Benar juga ya, kenapa Freya datang pakai dress pink begini? biasanya dia cuma pakai baju santai kayak kaos dan celana jeans.
"Umm.. mau ngajak Kaesha keluar kak."
Winter menaiki sebelah alis nya dan kemudian menatap kearahku, "gak boleh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Arrange
RomanceKaesha Ryana terpaksa menikahin seorang perempuan lumpuh akibat ulah Abang nya, Namun beriringnya waktu ia menaruh hati kepada perempuan tersebut. Akankah Kaesha terus mengejar cinta seseorang perempuan yang tidak pernah menghargai nya? Atau ia akan...