Setelah pertengkaran ku dengan Winter yang gak jelas beberapa hari yang lalu, kini aku memilih tidur dihalaman rumah karena apa? yap benar.
Karena aku diusir.
Winter juga cuekin aku dan enggan berbicara dengan ku lagi, aku maklumi karena itu salahku juga. Aku malah manas manasin dia dengan melepaskan cincin itu saat dia lagi tantrum.
Sekarang aku lagi menenangkan pikiran di sebuah taman, pas banget ada event cosplay juga disini, jadi lumayan ramai orang-orang yang cosplay.
Mumpung hari sabtu aku lagi off kerja.
Sebenarnya kalau ada cosplay gini, aku sering mengajak Freya kemari tapi sekarang aku bahkan merasa tidak enak melihat nya apa lagi setelah confess itu.
"Kamu sendiri aja?"
Aku sontak langsung menoleh kearah suara familiar.
Buk Vanness?
"Buk Vanness kok ada disini?"
Buk Vanness tersenyum tipis, "saya lagi temanin sepupu saya cosplay."
"Ohh.."
"Kalau kamu?"
Aku? lagi kabur dari rumah supaya Winter gak ngamuk mulu.
"Cuman mau lihat-lihat orang cosplay aja kok buk," ujarku.
"Ohhh, btw akhir-akhir ini kita sering banget ya ketemu?"
Sering? perasaan aku baru 3 kali deh..
"Emm.. iya buk, ibuk gak sibuk ngurusin pasien?"
"Saya ada jadwal sih sore ini."
"Ohh.."
Aku mengangguk pelan dan buk Vanness hanya tersenyum manis, duh jadi canggung di depan cewek cantik kayak buk Vanness.
"Kamu lagi banyak pikiran ya?"
"Hum??"
"Wajah mu.. seperti agak gelisah dan stress, kamu lagi ada masalah?"
Emang bisa keliatan ya stress nya? perasaan muka aku biasa aja deh.
Aku menggelengkan kepalaku, "gak kok buk, saya gapapa."
"Yakin?"
"Yakin buk."
Buk Vaness tersenyum tipis kemudian dia menepuk bahuku, "everything gonna be okay, roda itu berputar, gak selamanya kamu bakal sedih terus, kamu pasti bisa lewati ini semua."
Aku terbungkam. Siapa bilang aku sedih? aku gak sedih tuh..
"Saya tahu kamu pasti mau bilang gak sedih kan? tapi saya juga tahu kamu lagi sedih, jangan ragu-ragu datang ke saya okay? anggap saja saya lagi menjalankan tugas sebagai psikolog."
"T-Tapi buk.."
"Udah gapapa, khusus buat kamu, gratis."
Mau gratis atau pun enggak, aku bakal ngerasa gak enak buat curhat apa lagi buk Vanness itu bos aku sendiri, lagian ini juga masalah aku.
Aku membalas senyuman buk Vanness, "gapapa kok buk, makasih juga tawaran dan semangat nya, saya hargai, terimakasih banyak."
"Itu bukan apa apa kok," sahut buk Vanness.
Buk Vanness peka ya, sudah pasti karena pekerjaan nya sih.
"Kapan-kapan kita hangout bareng yuk? saya yang traktir."
Hangout? sama bos? duhh lumayan tuh siapa tau aku jadi karyawan kesayangan buk Vanness.
"Boleh kok buk," aku tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrange
RomanceKaesha Ryana terpaksa menikahin seorang perempuan lumpuh akibat ulah Abang nya, Namun beriringnya waktu ia menaruh hati kepada perempuan tersebut. Akankah Kaesha terus mengejar cinta seseorang perempuan yang tidak pernah menghargai nya? Atau ia akan...