25

6.9K 578 61
                                    

Saat ini aku sedang rebahan dikamar sambil  mendengarkan lagu Supershy Newjeans dilaptop milik bang Karl dan juga sambil menemani Freya telponan.

Freya tiba-tiba saja ingin diminta temanin, jadi karena aku gabut dan juga Winter lagi sama bang Karl, mending aku temanin Freya saja.

"Ganti kek lagu Dangerous Woman gitu," ucap Freya dengan nada sedikit kesal.

"Gak mau," sahutku.

"Lu udah muter lagu Supershy 10 kali dan OMG 7kali."

"Enak tahu lagunya, apa lagi yang ETA."

"Aduhh, rusak lama-lama telinga gue."

"Yeee kebiasaan nonton anime ya gini."

"Mana ada, tch yasudahlah, btw telpon nya jangan dimatiin, temanin tidur."

"Slipkol nih?"

"Iyalah, dengerin nafas gue sekalian."

Dasar, dikira bakal jadi malaikat gitu.

"Eh lu udah ketemu adek nya Vanness ya?"

Lho? tahu dari mana dia?

"Iya, udah, benaran angkuh dia njir," ucapku.

"Nah kan, apa gue bilang, gimana? dia apain lu?"

"Hmm..  buat sekarang dia cuma ancam gue aja sih buat gak dekat-dekat ama Vanness."

"Oh tapi benar sih katanya, mending jangan dekat-dekat apa lagi berurusan dengan keluarga Wilson."

"Kenapa?"

"Bahaya dan kaya."

"Oh."

Bisa gak sih kata 'kaya' nya itu gak perlu di sebut? haduh.

Ah aku baru ingat sesuatu.. tentang amplop itu.

"Bentar ya Frey," ucapku sambil menaruh ponsel ku dikasur.

"Mau kemana?"

Aku berjalan kearah rak mejaku dan mencari amplop berwarna kuning itu di laci.

Ah, ketemu juga, aku kira udah kebuang tapi ternyata masih utuh di dalam laci.

Aku pun kembali duduk dikasur ku.

Semoga saja isinya bukan jumpscare.

Aku perlahan-lahan mulai membuka amplop itu dan ternyata ada beberapa foto.

Kucoba lihat foto itu dan ternyata itu seorang perempuan.

Eh tunggu.. kayak ada yang aneh.

Deg

Lho? ini Winter?

Tapi kok disini dia bisa berdiri? mana santai banget sambil main hp gitu.

Ku coba lihat foto yang lain secarau inci dan detail tapi ternyata.. benar.. itu Winter.

Bahkan aku lihat tidak ada kursi roda disekelilingnya terus dokter atau mama juga gak ada, dia hanya sendirian sambil berdiri tegak.

Rasa kecewa mulai mendatangi ku seperti angin.

Bagaimana bisa dia melakukan ini? jadi selama ini dia hanya pura-pura?

"Kaesha?"

Ah aku hampir melupakan Freya.

Aku kembali mengambil ponselku, "Frey, gue baru tahu anjir."

"Tahu apaan?" sahutnya.

"Kalau Winter itu gak lumpuh."

ArrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang