Sinar matahari yang menyinari mataku, untung aja aku pake sunscreen tadi tapi gila sih panas banget hari ini. Aku sekarang sedang berada di sebuah taman didekat rumahku karena Freya bilang dia ingin mengajakku healing makanya aku harus nunggu ditaman sebentar, sebenarnya aku mau nolak sih karena aku ingin jaga Winter tapi Winter hari ini sedang ada jadwal kontrol dan aku bosan dirumah jadi kupikir aku mau healing kayak yang Freya bilang, seenggaknya pukul 16:00 aku udah pulang deh.
Tiba-tiba aku merasakan ada sebuah tangan dibahuku sontak aku mengambil tangannya dan ingin memukul wajahnya langsung.
"Woy ini gue."
Aku menaiki sebelah alisku. Freya? duh siapa suruh sih bikin orang jantungan untung aja aku belum mukul wajahnya kalau engga, sayang banget tuh wajah cantiknya.
"Jangan ngagetin gitu dong, kalau jantung gue copot gimana?"
Jujur aja aku kurang suka dikagetin gitu, karena pernah ada tuh berita orang meninggal akibat dikagetin.
"Haha, sorry sorry," ucapnya sambil tersenyum manis kearahku.
Aku menghela nafas, "jadi? kita mau ngapain?"
"Bagaimana kalo ke mall?" jawabnya.
Mall? aku cum bawa duit pas pas pula, mana kalau ke mall cewek-cewek tuh suka pada lama di mall.
"Gue ga bisa lama-lama, takutnya lupa waktu," sahutku.
"Kenapa?"
"Soalnya mau jagain Winter, jam 4 nanti gue harus pulang."
Freya hanya mengangguk-angguk, "lupa gue kalo lu udah nikah."
Aku juga kadang suka lupa kalau aku udah nikah sama Winter meski hanya terpaksa sih.
"Yasudah yuk jalan-jalan aja," jawab Freya.
Aku mengangguk dan tersenyum, "ayok."
*******
Sekitar 1jam lebih aku dan Freya jalan jalan yang entah kemana tujuan kita tapi kami juga jajan, yakali jalan-jalan doang tapi engga jajan.
"Eh Sha, ke sekolah SD yuk kan biasanya banyak tuh jajan jajan legendaris," ucap Freya sambil tersenyum.
"Lho? emang masih ada ya?" tanyaku.
"Ayo liat dulu kan kita engga akan tau kalo engga liat dulu," jawab Freya.
Tiba-tiba Freya merangkul lengan ku dan menarik ku menuju sekolah SD.
"Dah yukk," ucap nya bersemangat.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum, ya gini dehh muka dewasa dan cantik tapi kelakuannya masih kayak bocah, lucu banget.
Beberapa menit kami berjalan akhirnya kami tiba didepan sekolah SD, ternyata masih ada ya siswa siswa yang belum pulang? perasaan bocah SD tuh pulang cepat deh.
"Eh itu keknya enak deh, ayo sini," ucap Freya sambil menarikku.
Aku hanya pasrah dan mengikutinya saja entah apa yang dia mau.
Kulihat Freya membawa ku ke Abang-Abang yang jual.. jajan jaring laba-laba.
"Berapaan ini bang?" tanya Freya ke Abang-abang yang jual.
"Bisa 2 ribu, 5 ribu dan 10 ribu mbak," jawab abang-abang itu.
"Beli 2 ribu 2 ribu ya bang."
"Oke mbak."
Aku hanya menghela nafas dan melihat sekeliling, ini bikin nostalgia banget jadi keingat masa-masa SD dulu. Tiba-tiba aku pengen beliin Winter sesuatu deh tapi bagusnya jajan apa ya...
"Kaesha."
Aku menoleh ke arah Freya yang memanggilku, ku liat dia memegang dua kue jaring laba-laba.
"Hum?"
"Nihh," ucapnya sambil memberi kue jaring laba-laba kepadaku.
Aku mengambil kue jaring laba-laba itu, "makasihh," ucapku sambil tersenyum.
Freya mengangguk, "yuk jajan lagi."
Aku mengikutinya dan kami pun jajan sebanyak-banyaknya sebenarnya bukan aku sih yang jajan tapi Freya, dia bahkan mau borong semua nya karena murah banget katanya.
"Gue mau beliin Winter jajan cireng kentang dulu deh," ucapku sambil menatap Freya yang sedang memakan es gabus.
"Hum."
Aku pun pergi ke Abang-abang penjual cireng kentang.
"Bang beli 10 ribu ya," ucap ku.
"Siap neng," sahut Abang itu.
Aku memeriksa ponsel ku dan melihat jam. Astaga.. sudah jam 16:06, pasti Winter udah pulang ini, aku takut dia bakal marah jika aku tidak ada dirumah.
"Ini neng," ucap Abang itu sambil memberi ku cireng kentang nya.
"Makasih bang, ini," aku memberikan abang-abang itu uang 10 ribu dan aku bergegas ke arah Freya.
"Frey, gue balik duluan ya, udah jam 4 nih."
"Okey deh, kabarin gue kalo ada apa apa," ucap nya sambil tersenyum manis ke arahku.
Aku mengangguk dan bergegas pergi untuk pulang. Sebaiknya aku harus cepat karena aku juga belum masak takutnya Winter jg laper.
Setelah beberapa menit aku akhirnya sampai didepan rumah ku dan kulihat sebuah mobil bermerek Honda Brio berwarna putih sudah pasti itu milik Tante Garcia.
Aku menghela nafas dan membuka pintu rumah, ku coba masuk. Aneh kok kayak sepi ya? apa mereka jalan-jalan sebentar? tapi mobil Tante Garcia masih ada..
"Dari mana saja kamu?"
Aku sontak sedikit melompat. Duh ngagetin aja sih ini mertua.
"Umm.. aku abis jajan tadi Tante.." ucapku dan ku lirik Tante Garcia yang sedang mendorong kursi roda Winter, sedangkan Winter? wajah nya terlihat datar dan enggan menatapku.
Tante Garcia menghela nafas, "kan udah saya bilang, panggil saya mama, jangan Tante."
"I-iya ma.."
Mama hanya tersenyum kearahku,"yasudah mama pulang dulu, kamu tolong jagain Winter ya?"
Aku mengangguk, "iya ma."
Mama mencium pipi Winter, "kamu jangan kasar sama Kaesha, okay?"
Winter hanya diam tapi aku tahu, dia pasti tidak akan mendengarkan mama.
Mama menghela nafas, dia berjalan kearah ku kemudian tersenyum lalu meninggalkan kami berdua.
Tiba-tiba aku merasa gugup entah kenapa jika berduaan dengan Winter. Oh aku lupa sama cireng kentang nya.
Aku berjalan mendekati Winter, "kak ini cireng kentang, tadi aku jajan di depan sekolah SD."
"Gak laper," ucap Winter dingin.
"Kalo gitu nanti dimakan ya kak?"
Winter cuma diam. Baiklah aku gak mau maksa dia, takut di amuk.
"Yasudah ku taruh di atas meja dapur ya?" ucapku sambil tersenyum dan setelah itu aku berjalan ke dapur.
Duhh pasti Winter lagi badmood. Eh tapi dia emang seperti itu sih kepadaku semenjak kami menikah.
Ah sudahlah mikirin Winter bikin pusing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arrange
RomanceKaesha Ryana terpaksa menikahin seorang perempuan lumpuh akibat ulah Abang nya, Namun beriringnya waktu ia menaruh hati kepada perempuan tersebut. Akankah Kaesha terus mengejar cinta seseorang perempuan yang tidak pernah menghargai nya? Atau ia akan...