13

8.1K 667 48
                                    

Hari-hari ngerasa membosankan, aku juga sudah tidak berbicara dengan Freya semenjak kemarin, dia terus terusan menelepon ku tapi aku tidak mengangkat bahkan tidak membaca pesannya.

Entahlah, aku juga bingung harus bersikap bagaimana dengan sahabat ku setelah dia confess.

Ceklek

Aku kembali tersadarkan kedunia nyata setelah mendengar suara seperti.. kamera?

Aku menoleh dan kulihat buk Vanness yang sedang memegang sebuah kamera.

"Haha duh, lumayan kuat bunyi kamera nya," ucap Buk Vanness sambil tersenyum.

"Buk Vanness? ngapain kesini?" tanyaku karena sekarang kan lagi jam kerja.

"Cafe ini kan milik saya, jadi saya bebas dong mau kemana pun," jawab buk Vanness sambil melihat-lihat kameranya.

Benar juga, kok Goblok banget sih aku.

"Maaf buk," aku pun kembali menatap mesin espresso.

Eh tapi kok ada yang aneh ya? kenapa buk Vanness bawa kamera ke cafe? apa lagi didapur gini. mau promosikan cafe nya apa ya?

mungkin aja sih.

"Kaesha.. liat deh ini, bagus gak??"

Buset deh kaget dikit tiba-tiba buk Vanness udah ada disampingku aja. Aku kemudian melihat hasil cetak foto yang buk Vanness ambil.

Lho? ini kan aku?

"Kok saya buk? saya kira ibu mau promosi."

"Saya cuma mau test kamera baru saya, bagus engga?"

Aku mengangguk pelan, "bagus kok buk."

Buk Vanness tersenyum manis kearahku, "kamu cantik lho kalau dari samping gini."

Ah masa sih? padahal lebih cantikan dari depan deh.

Aku tersenyum tipis, "makasihh buk."

"Ah iya, buk Vanness lagi gak ada pasien ya?" tanyaku.

Buk Vaness menggelengkan kepalanya, "saya lagi mau healing, kalau saya gak healing-healing ntar yang ada saya malah ikutan gila."

Iya juga sih pasti capek jadi psikolog, terus kalau buk Vanness jadi gila juga bakal masuk berita nih.

Seorang perempuan yang sangat cantik telah menjadi ODGJ, pasti judulnya gitu.

"Yasudah, saya tinggal dulu ya? kamu fokus aja dulu kerja nya, jangan kebanyakan mikir sampai melamun kayak tadi."

"Baik buk, maaf."

Buk Vanness tersenyum lalu tiba-tiba..

Ceklek

Buk Vanness memotret ku lagi, dia pun langsung meninggalkan ku begitu saja.

Aku menghela nafas panjang, ada-ada saja buk bos satu ini tapi buk Vanness benar, lebih baik aku fokus berkerja dari pada mikirin tadi.

Yang ada aku malah nambah stress.

*******

Akhirnya shift ku udah selesai dan bisa pulang nih bersantai-santai.

Ohya seharusnya Winter udah pulang hari ini.

"Kaesha?"

Aku sontak menoleh kebelakang dan kulihat kak Andre.

"Iya kak?"

"Mau ku antarin pulang gak? motor lu lagi dibengkel kan?"

"Eh, ga usah kak gapapa kok, aku pesan gojek aja."

ArrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang