24

8.6K 674 69
                                    

Hari hari semakin menjadi-jadi.

Kenapa bisa begitu?

Karena bang Karl selalu nempel nempel dengan Winter bahkan bang Karl seperti ingin menjauhkan aku dengan Winter atau mungkin cuma perasaan ku saja.

Meski hati ku terasa seperti ditusuk-tusuk tapi aku enggan menangis hanya untuk cinta yang tak terbalaskan.

Aku menghela nafas panjang.

Kenapa aku harus terjebak dalam cinta sesama jenis ini?

"Kaesha."

Aku segera menoleh dan melihat Winter mendorong kursi rodanya masuk ke kamarku.

"Kak? ngapain ke kamarku?"

"Suka gue lah, kan ini rumah gue."

Iya iya deh, si tuan rumah.

"Lu duduk dikasur kayak gitu aja gak usah gerak," ucapnya sambil mendorongkan kursi roda nya kearah ku yang membuat ku sedikit bingung.

"Ada perlu apa kak?" tanyaku.

"Gue cuma butuh kepastian," jawabnya dan Winter sudah berada dihadapan ku.

"Maksudnya?"

"Lu benaran cinta kan sama gue?"

Kenapa nanya itu mulu sih, mungkin baginya cintaku hanya lah angan-angan saja.

Aku mengangguk, "iya kak."

"Kalau gitu gue gak mau cerai, gue tahu lu pasti lagi mikirin buat cerai sama gue kan?"

Astaga jangan-jangan bang Karl yang kasih tahu Winter tentang hari itu? atau dia nguping pembicaraan kami?

"Bang Karl udah kembali kak, kan dari awal aku cuman gantiin dia dan sekarang dia udah ada," ucap ku.

"Tapi dia brengsek."

"Tapi kakak cinta kan sama dia?"

Kulihat Winter hanya terdiam. Pasti dugaan ku benar.

"Lebih baik kita cerai aja kak, terus kakak sama bang Karl aja, mau sampai kapan sama pernikahan palsu gini?"

"Ini gak palsu," sahut Winter.

"Palsu, kan sejak awal juga aku diminta gantiin bang Karl."

Mungkin cerai adalah pilihan yang tepat?

"Nanti aku urus surat cerai nya dan.. aku bakal kembali kerumah orang tua ku," ucapku.

"Terus aku?"

Aku mengernyitkan dahi ku sedikit heran.

'Aku' ? tumben gak pake 'gue-lu'

"Kan ada bang kar-"

Slap

"Lu harus tanggung jawab sama gue!!"

Aduhh, pipi ku malah jadi korban kekerasan nih.

"Tanggung jawab gimana sih kak..."

"Tanggung jawab karena gue mulai jatuh cinta sama lu."

Deg

Pasti aku salah dengar, engga mungkin banget Winter bakalan jatuh cinta sama perempuan.

"Tanggung jawab sekarang Kaesha..."

"Tanggung jawab gimana kak," tanyaku.

"Jangan ceraiin aku..." ucap Winter dengan nada lembut.

Aduh kalau kayak gini mah, aku langsung luluh.

Ringg.. Ringg...

Aduh suara telpon ponsel ku mengganggu suasana saja.

ArrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang