Bagian 14

9 5 0
                                        


14

Alasya..

Show sincerity by thanking.

- Agnes Syakir

Hari ini seperti biasa aku harus sekolah, namun kali ini ada yang berbeda yaitu hampir setiap hari aku dan Rey selalu bersama kesekolah. Biasanya kami kesekolah pukul 06.35 dan seperti biasa aku selalu sudah siap pukul 06.15. Menunggu Rey yang dalam perjalanan, aku biasa mengganggu Agatha. Ya, pagi-pagi buta aku selalu menggoda dia, dulu sebelum aku dengan Rey jadian, aku dan Agatha selalu berangkat bersama, tapi sekarang dia jadi harus berangkat sendiri sebenarnya tidak sendiri tapi dia jadi lebih sering kesekolah bersama ayah nya. Dan dia juga selalu mengejek ku jika aku mengatakan sedang menunggu Rey, dia pasti langsung senang, juga tertawa. Katanya dia puas sekali jika membayangkan wajah ku yang sudah siap sejak lama, tapi harus menunggu juga.

Rey sudah didepan sana, aku menghampirinya, dia tersenyum, dan memberikan sekotak cokelat yang disembunyikan dibalik badannya pada ku. Aku bingung, 'ada apa?' dalam pikir ku, namun aku mengambil nya dengan senyuman.

"Happy birthday cantik, wish you all the best." ucapnya.

Aku benar-benar terkejut, ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Diberikan sekotak cokelat, lalu diucapkan selamat ulang tahun oleh seorang lelaki, tidak lebih tepatnya oleh dia, seseorang yang selama ini aku harap kan. Namun, aku tidak mengatakan semua itu padanya aku hanya membalas nya dengan ucapan terimakasih dan senyuman yang saat itu hampir jadi air mata, aku tidak ingin dia melihat itu dan menyangka ku berlebihan, maka saat itu aku mengalihkan wajah ku, aku mendorong badan nya agar cepat-cepat berangkat sekolah. Dia tersenyum, lalu mencubit pipi ku dengan pelan.

Saat diperjalanan, dia berkata,

"Maaf karena ngasih cokelat aja, aku baru tahu kemarin kalau kamu hari ini ulang tahun. Jadi aku kurang mempersiapkan semuanya, tapi aku udah siapin kado buat kamu cuma aku belinya online jadi perlu waktu buat ngasihnya, maaf ya sayang."

Untuk pertama kalinya kata 'sayang' itu terucap langsung dari mulutnya. Saat seperti ini aku ingin sekali mengatakan bahwa ini saja sudah cukup membuat ku bahagia, bagi nya ini adalah hal sederhana tapi bagi ku tidak. Ini adalah hal paling membahagiakan di hidup ku yang sudah berlalu 18 tahun ini. Tapi, lagi-lagi aku hanya memendam perasaan itu dan aku hanya membalas dengan senyuman seraya berkata,

"Makasih banyak, Rey."

Aku tahu bahwa hidup itu harus jelas, begitu juga dengan perasaan. Manusia itu komplek. Aku tidak bisa menuntut seseorang untuk tahu apa mau ku, bagaimana perasaan ku, begitu juga sebaliknya. Karena itu sebabnya mulut diciptakan, untuk memperjelas sesuatu yang emang harus disuarakan. Tapi, aku tetap lebih memilih diam dan membalasnya dengan senyuman serta ucapan terima kasih. Sebab, terima kasih adalah emosi manusia paling dalam, makin kamu mengungkapkan rasa terima kasih atas apa yang sudah/sedang terjadi, atau bahkan yang sudah kamu miliki, makin besar kemungkinan kebahagiaan lain akan datang dan bertambah. Dan terima kasih menggambar kan ketulusan paling dasar, yang dapat ditunjukkan seseorang. Maka,

Terimkasih, Rey.

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang