Night Craving

3.5K 433 36
                                    

Notes : Dunia dalam universe ini adalah dunia yang mengakui adanya Futa sebagai kelompok kecil yang mendiami universe sebanyak 20% populasi. Futa banyak di remehkan dan di rendahkan oleh kaum laki laki dan jadi opsi kedua wanita karena memiliki kelamin dan tubuh kecil.

Warning: tidak ada kaitannya dengan idol manapun di dunia nyata! Tidak membenci idol manapun dan merusak nama mereka! Semua hanya karangan fiktif, imajinasi!






Malam hari, seorang pria bangun dari tidurnya dan menatap seorang wanita yang tertidur di sebelahnya.


"Sumin! sumin-ah!"


"Hmmm?"

"Aku mau makan sup pedas" ucap pria itu.


"Buat saja mie instan! Ini amerika, jangan menyusahkan!" ucap wanita itu kembali tidur.


"Apa susahnya buatkan dulu?! dulu mantan istriku kalau aku minta juga langsung bangun membuatkan walaupun hanya dari bumbu mie instan!" ucap pria itu mulai kesal.



"Yasudah kembali sana dengan mantan istrimu!! kenapa masih disini?! sudah enak bisa tinggal di tempat mewah, masih saja merengek dasar!!" bentak wanita itu kesal dan beranjak pergi dari kamar itu membanting pintu menuju kamar tamu di sebelah.



Pria itu memejamkan matanya kesal dan mengepalkan tangannya marah. Ia hela nafas kesal dan langsung mengambil ponselnya menuju aplikasi pesan.


Ia terhenti di kontak sang mantan istri, ia tatap kontak itu dan dengan keraguan ia ketikan pesan namun ia hapus lagi dan ia cengkram kuat ponselnya.




"Pernikahan itu tidak boleh terjadi!! kalau anak mereka tidak bisa aku lenyapkan, biar si cacat itu saja yang lenyap!! Lihat saja kau Winter Kim!!" ucap pria itu mengusak kasar rambutnya.



"Aku tidak rela, mereka sudah melakukan itu!! Terkutuk mereka itu, bajingan!!!" geram pria itu menatap lurus geram.





°°°



Winter mengerjap saat ia merasakan guncangan di bahunya membuat Winter terkekeh kala Karina menatap dirinya dengan puppy eyes.


"Kenapa? ini jam berapa? kok sudah bangun?" tanya Winter bertubi tubi.


"Mau...es krim" ucap Karina memelas membuat Winter mengambil ponselnya dan terkekeh menatap jam masih pukul 3 pagi.


"Yaudah, aku beli dulu" ucap Winter bergerak membuka jendela menatap salju yang turun dan dengan segera ia pakai coat-nya.


"Aku ikut ya?" ucap Karina.


"Nooo, dingin! Lihat jalannya, licin bersalju" ucap Winter menunjuk pada jendela.

"Tapi..."


"Sayang? nurut ya? jangan buat aku khawatir, aku cepet kok" ucap Winter mengusap kepala Karina.


"Cepet ya? beneran loh aku tunggu" ucap Karina.


"Iya sayang, aku berangkat ya" ucap Winter mengecup kening Karina dan bergerak keluar rumah untuk membeli es krim.




Karina menunggu di sofa sambil menonton tayangan televisi hingga kantuk mulai melanda, namun dengan segera ia menoleh kala melihat Winter masuk kedalam rumah membawa kresek belanjaan.



"Es krim datang!" ucap Winter memberikan es krim itu.


"Yey! thank you papa" ucap Karina excited dan membuka kotak es krim itu, namun...


Winter yang baru saja menggantung coatnya kembali dan mencium pipi Karina bergabung saat melihat wajah kecewa Karina.


"Kenapa?"


"Aku mau es krim coklat..." ucap Karina menatap es krim vanilla di hadapannya.



Winter yang mendengar itu langsung kembali beranjak namun di tahan oleh Karina.

"Gapapa, gausah. Dingin banget di luar, aku makan ini aja"

"It's okay, baby aku beliin sebentar. Deket kok" ucap Winter namun di tahan kembali.


"Salah aku juga gak nyebut rasa apa"


"It's okay, aku yang salah. Harusnya aku tanya mau rasa apa, aku masih ngantuk tadi jadi salah begini. Sebentar ya? sebentar aja" ucap Winter akhirnya membuat Karina melepaskan pegangannya dan membiarkan Winter pergi keluar membeli es krim yang Karina inginkan.



.
.
.
.
.





Karina nikmati es krim vanillanya sambil menatap wajah Winter yang lelah namun tunangannya itu masih menatap dirinya lekat seakan sisa tenaganya ia kerahkan untuk menatap apa yang berharga di hadapannya.




"Thank you sudah beliin es krim sampai dua kali keluar" ucap Karina lagi membuat Winter terkekeh dan menopang kepalanya dengan sikunya.


"Anything for you and little Kim..." ucap Winter menggenggam tangan kiri Karina yang bebas.



"By..."



"Hmmm?"


"Kamu mau punya anak berapa?" tanya Karina pada Winter sambil memakan es krimnya.


"Berapa? as much as you want" ucap Winter.

"Serious! aku nanya mau berapa, jangan gombal!" ucap Karina memukul pelan tangan Winter yang malah terkekeh.


"It's your decision to make. Aku menikah sama kamu, aku ingin hidup sama kamu seumur hidupku. Kamu tau, waktu pertama kali aku tau cita cita terbesar kamu adalah menjadi seorang ibu, aku pikir..."


"...aku mau keinginan kamu terkabul. Aku mau kamu bahagia, aku ingin semua hal yang kamu mau terjadi itu doaku, dan yeah we have our baby now" ucap Winter.





"Then, kamu gak menginginkan anak ini? this is not what you want?" tanya Karina mulai serius meletakan sendoknya.



"Of course I want it too. But baby, listen! Apakah aku yang akan mengandung 9 bulan? apakah aku yang akan menderita mual, berat membawa anak aku 9 bulan dan harus menyusui setelahnya? bukan kan? bagaimana bisa aku memaksa kamu untuk memiliki sebanyak yang aku mau..."



"...bagaimana bisa aku membiarkan kamu tersiksa jika kamu tidak mau. I love you, I love you di mana aku ingin punya semua rasa sakit kamu, aku mau aku yang tanggung itu, tapi aku gak bisa. Aku ingin hidup bersama kamu, bahagia dengan kamu, keputusan itu aku serahkan sama kamu, aku disini akan terus support kamu dan menjadi suami dan ayah yang terbaik, karena itu kebahagiaan kamu dan akan jadi kebahagiaanku juga" ucap Winter menatap Karina.





Karina menunduk pelan mendengar jawaban itu hingga akhirnya Winter ambil tangan Karina dan ia kecup lembut tangan itu.



"Aku setiap hari minta, Tuhan saya memang manusia berdosa. Tapi semenjak bersama kamu, aku merasakan dimana hidupku damai, aku menemukan dimana apapun situasi kita, aku punya kekuatan untuk melawan semua kekurangan itu..."



"...aku jatuh cinta sama kamu dan aku selalu menatap kamu dan aku bicara, Tuhan aku mohon agar wanita di hadapan aku selalu bahagia. Jadi kamu harus tau kalau kapanpun dimanapun akan selalu ada Tuhan di sisimu, karena apa?..." ucap Winter menggenggam tangan Karina.






"...karena disini ada orang yang selalu mendoakan kamu. Ada suami kamu yang memohon pada Tuhan untuk tidak membiarkan kamu sendiri dan terjatuh. Karena aku mencintai kamu..."

































To be continued....

Author sudah lebih baik, jangan khawatir ya, cuma cidera leher, sekarang sudah pakai neck support jadi aman aman saja😊👍🏻

Merry Christmas everyone yang Christian atau Catholic jangan lupa Misa ya mulai hari ini👍🏻🎄🎁

SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang