Biru terlihat sedang berkutat dengan kompor, hendak membuatkan teh hangat pesanan marko, setelah membuat teh itu biru menaruhnya diatas nampan, dirinya juga menaruh setoples kecil cookies buatannya dengan bi ranti, siapa tau marko sekalian ingin mengemil.
Biru berjalan pelan membawa nampan itu kekamar marko, sesuai dengan apa yang marko sampaikan sebelum mandi setelah pulang dari kantor tadi, kebetulan hari ini marko lembur dikantor, jadi dirinya baru pulang kerumah setelah jam 10 malam.
Biru sudah masuk kedalam kamar mewah milik marko, biru tersenyum saat melihat marko yang sedang duduk disoffa sambil mengeringkan rambutnya dengan anduk yang berada dibahunya.
Biru mendekat lalu menaruh nampan itu diatas meja, mempersilahkan marko untuk meminum teh serta memakan cookiesnya.
"tehnya diminum dulu mas, ini saya juga bawain cookies siapa tau mas marko mau ngemil" ujar biru sambil tersenyum.
"iya biru, makasih ya?" marko ikut tersenyum.
"sama-sama mas marko"
Rambut marko sudah kering, dirinya menyelampirkan anduk itu pada sebuah gantungan baju, kemudian berjalan lagi untuk duduk disoffa, marko minum teh hangat itu lalu mengambil satu cookies untuk ia makan.
Setelah cookies yang berada ditangannya sudah habis, marko kembali menyesap tehnya, marko kini melihat kearah biru dan tersenyum manis.
"besok panti ulang tahun?" tanya marko tiba-tiba.
"iya mas marko" jawab biru pelan.
"gue dikasih tau bang jero katanya lo ngga dizinin pulang ke panti?" marko kembali bertanya.
"iya mas marko, padahal saya kangen banget sama ibu dan anak-anak" biru menunduk sedih.
"jangan sedih, besok ikut bang jero kepanti oke?" marko mengusak rambut halus milik biru.
"emangnya mas jero mau kesana?" tanya biru sedikit semangat.
"gue sama bang jero udah mikirin ini dan kita putusin buat jebak tante kamila, sekalian acara ulang tahun
panti, biar tante kamila semakin marah" ujar marko."kayaknya ngga usah deh mas, saya takut bu kamila bener-bener bakalan bakar panti, saya ngga mau ibu dan anak-anak kenapa-kenapa" khawatir biru.
"biru, kita perlu sedikit ambil resiko biar tante kamila ngga semakin seenaknya" marko berusaha membujuk.
"adanya lo disana nanti biar lo bisa
kondisin keadaan, biar ibu dan
anak-anak ngga panik, lo kesana cuma sama bang jero, gue ada buat backingan kalian, gue akan pastikan
kalian semua ngga akan kenapa-kenapa" marko berujar tanpa ragu."tapi saya takut mas" biru semakin menunduk sedih.
"gue ada disana buat pantau keadaan panti nanti, lo jangan khawatir oke?" marko kembali mengusap rambut biru.
"rencana mas marko udah pasti berhasil?" tanya biru pelan.
"dengan tau lo pulang kepanti padahal dia ngga kasih izin, dia pasti akan marah dan lakuin semua ancaman dia selama ini, gue sama bang jero udah pikirin ini mateng dan panti ngga akan sampai kebakar" marko berujar lagi.
"lo juga harus percaya kita bakalan berhasil biru, lo pengen semuanya kembali seperti semula kan?" pertanyaan marko membuat biru tertegun.
"okey saya ikutin rencana kalian" jawab biru setelahnya.
Walaupun berkata seperti itu, biru tetap menunduk sedih, rasanya tak siap jika semua rencana yang sudah jero dan marko bicarakan tak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan panti akan menerima resiko terbesar.
Marko lebih mendekat kesamping biru, menggenggam kedua tangan biru lalu tersenyum manis, biru yang bingung pun hanya menatap marko bingung, usapan halus marko pada tangannya membuat biru mengerti bahwa marko sedang berusaha menenangkannya.
"terlepas dari semua masalah yang
ada, gue pengen berterimakasih sama tante kamila, dia yang udah bawa lo ketemu gue dan saudara-saudara gue dirumah ini" marko tersenyum manis."lo tulus buat rawat dan layanin kita padahal dari awal tante ngga kasih lo uang atau apapun, gue sangat-sangat berterimakasih sama lo biru, terimakasih sudah masuk kedalam hidup gue" marko merasa bersyukur .
"gue sayang banget sama lo" ujar marko pelan.
"saya tau kalian berlima orang baik, saya seneng kalo emang dengan keberadaan saya kalian bisa berubah kaya sekarang" biru tersenyum manis.
"mas marko, apapun yang akan terjadi nantinya, saya cuma mau bilang, saya juga sayang sama kalian semua" ujar biru pelan.
"saya berharap keluarga kalian selalu bahagia dan ngga terpuruk lagi" biru kembali tersenyum.
"gue pun begitu, gue berharap lo bahagia dan kalo bisa bahagianya sama kita" ujar marko.
Marko menarik biru kedalam pelukan, memeluk erat tubuh kecil itu dan mengusap lembut punggung milik biru, marko hanya ingin biru tau kalau sayangnya sudah begitu besar, apapun yang terjadi nanti, marko ingin biru tetap berada dirumah itu dan hidup bahagia bersamanya dan juga saudara-saudaranya.
Biru membalas pelukan marko erat, biru terisak pelan, takut kalau setelah semuanya biru tak akan mendapat kesempatan memeluk marko seperti ini lagi, apalagi biru ingat, marko adalah orang pertama yang mau menerimanya dirumah itu.
"terimakasih untuksemua rasa tulus dan sabar yang kamu kasih dirumah ini. biru, aku sayang kamu" marko berujar lirih, dan terlihat tulus.
Air mata biru jatuh semakin deras, dirinya mengangguk cepat akan ucapan yang baru saja keluar dari mulut marko, rasanya biru tak sanggup untuk mengatakan kalau dirinya juga menyayangi marko, biru sudah terlalu terbawa suasana dan merasa hatinya begitu nyeri karena membayangkan semua rasa sakit yang dirinya dan keluarga atmajaya rasakan selama ini.
Marko kembali membawa biru kedalam pelukannya, tak ragu mengecup pucuk kepala biru dan memberi kata-kata penenang, dan malam itu biru tertidur didalam pelukan marko, membuat marko menggendongnya menuju kasur dan mendekapnya kembali sampai pagi menjelang.
TBC!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Teen FictionBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...