#Pov Gara
Gara baru saja menyelesaikan pekerjaannya, merasa amat lelah, melihat jam tangan yang dirinya pakai, ternyata sudah pukul 11 malam, kerja sampingannya ini memang gara lebih sering mengambil sesi malam hari, karena jika siang gara sibuk kuliah.
Gara berjalan gontai dari studio foto menuju motornya, bergegas pulang karena rasanya ingin segera berbaring dan merebahkan pinggangnya yang terasa akan remuk itu.
Sesampainya gara dirumah, gara langsung bergegas kekamarnya, gara memilih mandi untuk menyegarkan tubuhnya karena photoshoot hari ini terasa begitu lama dan gara sungguh lelah.
Setelah selesai mandi, gara berniat untuk langsung tidur, tapi gara merasa tenggorokannya sangat kering, dirinya jadi mengurungkan niat untuk langsung merebahkan diri diatas kasur, gara berjalan kearah dapur untuk sekedar mengobati dahaganya.
Belum sampai didapur, Gara melihat sosok kecil yang sejak 2 minggu ini menghantui angan-angannya, Gara merasa sekarang dirinya halusinasi, gara memang sering kali membayangkan biru berada dirumah itu atau dikamarnya, gara seperti sudah terbiasa dengan adanya biru dirumah itu.
Gara menatap lekat punggung itu, Gara tak ingin bayangan biru cepat hilang, walaupun gara tau itu bukanlah sosok biru asli, gara berharap biru benar-benar berada di hadapannya, gara mendekat lalu memeluk tubuh kecil itu dari belakang, membuat biru sedikit tersentak karena terkejut.
Pelukan itu begitu nyata, sampai rasanya gara merasakan pelukannya begitu hangat, seperti pelukan biru pada dunia nyata, gara tidak ingin cepat-cepat sadar, gara ingin menikmati halusinasinya kali ini, gara ingin melepas rindu dengan biru, walaupun lewat khayalannya.
Gara menumpukan dagunya pada bahu kecil milik biru, mengeratkan pelukannya, gara beberapa kali mengecup bahu itu, gara sungguh merindukan biru, dimana biru biasanya menyiapkan makanan pagi atau malam untuk dirinya dan saudara-saudaranya, gara rindu birunya.
"rasanya kamu bener-bener ada disini" ujar gara sendu.
"biru, aku rindu" ucap gara lagi.
"kenapa kamu lebih milih pergi dari sini, tante kamia bahkan udah dipenjara, apa kamu emang ngga seperduli itu sama aku, kamu selalu minta aku untuk bahagia, tapi kamu bahagiaku biru" gara mengeratkan pelukan itu.
"selama dua minggu ini aku ambil kerja sampingan biar ngga inget kamu terus, tapi ternyata bayangan kamu juga ada pas aku kerja"
"biru, tolong pulang aku kangen, sampai sesak rasanya"
Biru mendengar isakan, gara menangis dibahunya, dan bahunya kini terasa basah, biru memutarkan tubuhnya dan membalas pelukan erat dari gara, gara yang belum sadar pun hanya bisa semakin erat memeluk biru.
Biru usap punggung tegap milik gara, biru juga mengucapkan kata penenang agar gara tak lagi menangis, hari ini begitu banyak kejadian, biru semakin tau seberapa dirinya dibutuhkan didalam rumah itu, biru tersenyum, merasa senang karena ada yang membutuhkan kehadiranya.
"jangan nangis lagi aku disini" ucap biru pelan lalu tersenyum.
Gara melepaskan pelukannya, menatap sosok kecil dihadapannya dengan mata yang dikerjapkan beberapa kali, beberapa kali mendapatkan halusinasi tentang biru, gara hanya mendapati biru yang tersenyum, namun kini sosok itu berbicara padanya, gara bingung.
Biru semakin terkekeh melihat wajag bingung milik Gara, dirinya merasa raga begitu terkejut akan suaranya tadi, makanya raga hanya membuka mulutnya dan memandang biru dalam diam, Gara menangkup pipi gembil itu lalu mencubitnya keras, membuat biru memekik karena pipinya terasa sakit, biru pukul kencang lengan kekar milik Gara sebagai balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Fiksi RemajaBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...