Hari ini ospek sedikit menguras tenaga biru karena mahasiswa baru dikampus neo itu diberi beberapa tugas, Mereka dibagi dalam beberapa kelompok, sebenarnya biru satu kelompok dengan savian, namun karena masih merasa canggung, biru meminta pada seniornya untuk ganti kelompok, dan untung saja diperbolehkan.
Kini ospek baru saja selesai, biru juga baru keluar dari toilet untuk sedikit merapihkan penampilannya, setelah itu biru berjalan kearah gerbang kampus, tanpa memperdulikan apakah savian sudah pulang atau belum, biru memang sempat menghawatirkan savian pagi tadi, namun perasaan kesalnya juga tak bisa ditutup-tutupi, makanya biru berusaha untuk mengabaikan kehadiran sibungsu atmajaya itu.
Baru saja keluar dari gerbang, pandangan biru teralihkan pada seseorang yang sedang duduk diatas motor besarnya, biru dengan cepat megalihkan pandangannya dan berjalan cepat menuju halte bus.
Orang itu membawa motornya untuk mendekati biru yang sedang duduk di kursi halte, karena bus yang akan ia tumpangi belum datang, biru terus saja menunduk untuk menghindari kontak mata dengan pria itu, namun pria itu kini sudah duduk berjongkok dihadapannya.
"sayangnya mas capek ngga?" tanya gara dengan nada lembutnya.
"kamu ngapain kesini? kamu ngga beneran mau nemuin sean kan?" tanya biru menatap gara curiga.
"mas kesini mau jemput kamu, mas ngga akan nemuin sean kok, maaf udah buat kamu marah ya?" jawab gara, menjelaskan mengapa dirinya bisa berada di sana.
"ngga perlu minta maaf, apalagi sampe kesini" ujar biru menatap gara datar.
"sayanggg, mas tau mas salah, tolong jangan marah, mas janji ngga akan nemuin sean" gara menatap biru dengan mata sedihnya.
Baru saja gara akan menggenggam tangannya, biru memilih berdiri dari duduknya karena bus sudah datang, biru menoleh sebentar kearah gara, dapat biru lihat gara sedang menatapnya sendu, biru tentu tak tega, namun dirinya juga harus tegas.
"makasih udah repot-repot dateng kesini buat jemput aku, tapi aku mau pulang naik bus" ujar biru cuek.
Biru menaiki bus sambil sesekali memperhatikan gara yang masih menatapnya dengan mata sedih itu, gara tau biru itu tidak mudah marah, tapi dari apa yang ia lihat tadi pagi saat dimana jero memarahi savian, gara tau biru merasa tidak dihargai.
Sebenarnya hal yang membuat gara datang kekampus biru hari ini juga karena gara yang tidak fokus kerja, gara selalu mengingat kata-kata jero, kalau sampai ada yang membuat biru sedih lagi, jero tidak akan segan-segan menjauhkan biru dari mereka, gara hanya tak mau di jauhkan dari biru, dan gara sudah menyadari bahwa sikapnya kemarin itu salah, bahkan kemarin gara sudah berniat untuk memberi pelajaran pada sean.
Gara lajukan motornya, gara akan mengajak biru untuk mengobrol lagi, setidaknya biru mau benar-benar memaafkannya, gara tidak sanggup jika kekasih cantiknya itu mendiaminya untuk waktu yang lama.
Gara kejar bus yang biru naiki, gara mengiringi bus itu hingga dirinya berada pada salah satu jendela yang memperlihatkan biru duduk disana sambil menyenderkan kepalanya.
"BIRUUU!! TOLONG MAAFIN AKU, BIRUUU!! AKU NGGA MAU KAMU DIEMIN AKU KAYA GINI, AKUMINTA MAAF" teriak gara dari atas motornya, bahkan bukan cuma biru yang mendengar teriakan itu, namun orang-orang yang menaiki bus itu, dapat mendengar.
Jendela yang terbuka itu mampu membuat biru mendengar teriakan gara dari atas motornya, biru menatap gara khawatir, mengapa kekasihnya itu nekat sekali sampai mengejar bus yang ia tumpangi,, padahal mereka bisa berbicara setelah dirumah nanti.
Dapat biru lihat, gara membawa motor itu dengan sangat cepat karena menyeimbangi kecepatan bus yang ia naiki, biru semakin khawatir karena gara terus berteriak kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Fiksi RemajaBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...