Seharian ini biru tak mau diajak bicara oleh siapapun, biru masih terlalu memikirkan pertengkaran semalam, biru merasa dirinya lah yang bersalah dalam hal ini, karena tak mungkin kelima anak atmajaya bertengkar jika dirinya bisa lebih adil.Sedangkan kelima anak atmajaya merasa khawatir biru akan berfikir yang tidak-tidak dan menyalahkan dirinya sendiri.
Jero juga sempat menemui biru dan mengajak kekasih cantiknya itu main keluar dan menikmati liburan mereka, tapi biru menolak dengan alasan sedang tidak ingin keluar, hal itu semakin membuat kelimanya kebingungan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 malam, biru baru saja selesai mandi, dan kini dirinya sedang duduk di atas kasurnya sambil bermain ponsel, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan datanglah sisulung atmajaya sambil membawa sepasang pakaian di tangannya.
"sayaangg, ganti baju yuk" ajak jero sambil tersenyum manis.
"kita dinner diluar, yang lain juga udah siaptuh didepan" jero menatap biru lekat.
"tapii akuu...." ucap biru ragu.
"sayang, kita nyesel udah berantem semalem, kita juga udah saling minta maaf dan ngga berantem lagi kok" ucap jero memberi penjelasan pada biru agar berhenti merasa sedih.
"aku ngga mau kamu sedih kaya gini, aku minta maaf karena kamu semalem jadi nangis gara-gara kita ribut" ucap jero lagi.
"kita makan malem diluar sekalian rayain kelulusan vian, mau ya?" ajak jero lagi sambil memasang muka sendu.
"yaudah aku ganti baju dulu" ucap biru pelan setelah berfikir sejenak.
Jero mengangguk sambil tersenyum manis, jero usap rambut biru dengan lembut, lalu membiarkan biru turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi sambil membawa baju yang tadi dirinya bawa.
Jero menunggu diatas kasur sambil bermain ponsel sebentar, setelah hampir 10 menit menunggu, suara pintu kamar mandi terbuka, biru keluar dari kamar mandi dengan baju formal berwarna putih senada dengan celana yang pria cantik itu pakai, jero tertegun saat memandang kekasihnya yang berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.
Jero berdiri dari duduknya dan mendekati biru yang masih berdiri didepan kamar mandi, jero lingkarkan tangannya pada pinggang biru, jero mengecup hidung kecil biru sambil tersenyum manis.
Jero tersenyum lagi dan melingkarkan tangan biru pada lengannya, mereka akan segera ke ruang utama karena keempat anak atmajaya yang lain sudah menunggu.
Jero dan biru berjalan bergandengan kearah ruang tamu, keempat anak atmajaya reflek berdiri dari duduknya dan memandang biru penuh puja, biru terlihat sangat cantik malam ini, sungguh mereka sangat beruntung karena memiliki biru.
Sedangkan biru, dirinya terdiam karena kelima anak atmajaya memakai stelan berwarna hitam, biru mengernyitkan dahinya bingung, mengapa hanya dirinya yang memakai pakaian berwarna putih?, namun lamunannya terhenti saat marko mendekat kearahnya dan mengambil kanan tangannya untuk dikecup punggung tangan kecil itu, hal itu membuat biru tersipu malu.
"kamu cantik banget sayang" ucap marko memberi pujian
"terimakasih mas marko" biru tersipu mendengar pujian yang marko ucapkan.
"berangkat sekarang aja, mobil sewaan kita udah dateng kan?" tanya jero pada bara.
"udah bang, ada didepan" jawab bara santai.
"oke, siapa yang mau nyetir, atau gue aja?" tanya jero lagi.
"gue aja bang" jawab gara pelan.
"oke, ngga usah ngebut-ngebut ga, ngga terlalu jauh kok tempatnya" ucap jero menasehati gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Novela JuvenilBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...