"Mas vian, nanti kalo ketahuan bu kamila gimana?" tanya biru sedikit ragu
"lo udah nanya seratus kali, bawel banget" jawab savian yang sudah jengah.
"maaf mas vian, saya cuma ngga mau mas vian diomelin bu kamila" ucap biru lagi.
"udah biasa" savian menjawab dengan ketus, kebiasaan sering dimarahi menjadikan savian semakin bodo amat dengan hal itu.
Biru memang sudah beberapa kali menanyakan hal yang sama, bukan tanpa sebab, biru sering kali mendengar savian yang kena marah kamila jika kamila sedang berkunjung kerumah, jujur biru juga bingung savian sering sekali dimarahi oleh tantenya itu, padahal saudaranya yang lain hampir tidak pernah.
Jika savian menanyakan hal itu, kamila akan menjawab karena savian anggota termuda atmajaya, namun savian tak pernah mencontoh semua abang-abangnya yang tak pernah membuat onar ketika berada dibangku SMA sepertinya.
Itulah mengapa biru mempunyai rasa perduli lebih besar pada savian, tadi pagi ketika savian mengajaknya untuk ikut menemaninya bolos sekolah, biru tau savian sedang tak baik-baik saja.
Kini mereka berdua ada di sebuah gor khusus basket, savian bilang itu tempat yang biasa ia datangi saat sedang bolos karena savian sangat menyukai basket, savian bisa menghabiskan seharian penuh dengan terus memasukan bola basket kedalam ring dan akan berhenti jika sudah merasa lelah.
"sini main, tanding sama gue" tantang savian pada biru.
"boleh?" tanya biru pelan.
"kalolo bisa" remeh savian pada biru.
"bisa kok hehe, ya walaupun ngga jago" jawab biru pelan.
Savian dan biru sudah mulai bertanding, savian akui skil bermain basket biru lumayan dibilang pintar, walaupun nilainya lebih unggul, savian tetap dengan ambisinya yaitu mengalahkan biru, karena savian tak mau ada yang mengalahkannya.
Saat ini bola ada ditangan biru, savian mencoba merebutnya dengan gerakan cepat, biru yang tak siap pun bingung karena badan savian yang jauh lebih besar daripada dirinya, bola itu berhasil savian rebut dan memasukannya kedalam ring biru, savian kini mendapat skor 10 poin dan biru hanya mendapat 6 poin.
"berhenti dulu yuk mas, saya capek, udah lama ngga main basket" ajak biru yang sudah mulai merasa lelah.
"baru juga 15 menit, cemen banget" ejek savian malas.
"sana duduk, gue belum mau istirahat" perintah savian, lalu dirinya kembali bermain basket.
Biru mengangguk lalu berjalan kearah bangku terdekat, duduk meluruskan kakinya diatas bangku, biru memperhatikan savian yang masih terus mendrible bola basketnya dan melemparkannya kearah ring, dan savian melakukan itu tanpa pernah meleset.
Biru reflek bertepuk tangan dan hal itu membuat savian menoleh, savian tersenyum tipis dan biru melihat hal itu, biru tersenyum manis karena baru kali ini melihat savian tersenyum kearahnya.
Sudah setengah jam lamanya savian bermain tanpa henti, dan kini dirinya duduk disebelah biru dan biru langsung menyodorkan senuah botol air mineral dan savian menerima itu lalu meminumnya.
Savian terengah mencoba menetralkan nafasnya yang masih ngos-ngosan, biru melirik kesebelah kanan bangkunya dan ternyata ada sebuah kardus bekas air mineral, biru menyobek kardus itu dan mulai mengipasi wajah savian, savian menatapnya dalam diam.
"mas vian kuat banget, sampe setengah jam main ngga berhenti" puji biru dengan senyum manisnya.
"ngga pernah meleset lagi padahal jaraknya jauh" imbuh biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
أدب المراهقينBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...