Chapter 19

10.2K 870 13
                                    


Biru baru saja menyelesaikan mencuci piring karena anggota keluarga atmajaya sudah selesai makan malam, biru tatap jam yang berada didinding, waktu baru menunjukkan pukul 9 malam, biru berjalan kearah kulkas dan mengambil air mineral, meminumnya beberapa teguk, hendak menutup pintu kulkas itu biru melihat ada sepotong buah apel, mungkin savian yang memotongnya dan tak memakannya habis.

Biru ambil apel itu lalu ia makan begitu saja, biru berjalan kekamarnya untuk mengambil buku, mungkin biru akan membaca buku sambil menunggu hingga kantuknya tiba.

Saat santai berjalan dan sesekali menggigit apel yang sudah tinggal sedikit itu, tiba tiba mulut biru dibekap dan tubuhnya melayang, biru merasakan ada yang membopong tubuhnya dan hingga seseorang itu membawa biru masuk kedalam sebuah kamar.

Biru ingin menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang sedang membawanya saat ini, namun karena beberapa lampu sudah dimatikan, biru tak bisa melihat wajah sosok itu biru hendak menangis, takut kalau ada orang jahat yang menyusup dirumah mewah itu dan akan merampok baru setelah itu membunuh biru, biru memberontak heboh dan mulai menangis walaupun tak bersuara.

Badannya didudukan disebuah soffa, biru menutup kedua telingannya dengan tangan kecilnya, dan memejamkan matanya erat, demi apapun, biru rasanya takut sekali.

Hingga orang itu memanggil-manggil biru dan biru tak asing dengan suara itu, biru mendongak dan menoleh kesamping, dimana ada Bara yang kini sedang menatapnya khawatir, jadi yang tadi membopong dirinya itu bara? tapi mengapa bara melakukan hal itu? biru kan jadi berfikir yang tidak-tidak.

"mas bara ngapain sih? saya takut, tau ngga!" omel biru pada bara.

"maafin gue biru, udah seminggu lo ngehindarin gue dan ngga mau natap gue, gue pikir ini satu-satunya cara biar kita bisa ngobrol" jawab bara merasa tak enak.

"mas bara ngga bisa seenaknya, saya beneran takut diculik tadi" ujar biru pelan.

"maaf" bara menunduk merasa bersalah.

"ck,emangnya mas bara mau kita ngobrol apa? sampai lakuin ini" tanya biru sedikit ketus.

"gue minta maaf buat kejadian malam itu, tolong jangan hindarin gue terus biru, gue makin ngerasa bersalah karena udah buat lo ngalamin hal kaya gitu" bara menatap biru sendu.

"saya maafin, udah?" biru masih saja cuek.

"gue beneran tulus minta maaf, beberapa hari lalu gue cari yosa lagi dan gue udah kasih pelajaran" ujar bara.

"gue tau dengan cara kaya gitu ngga bikin semuanya jadi baik-baik aja, terlebih lo yang pasti marah banget" bara tersenyum kecut.

"tapi seenggaknya gue udah lega karena udah kasih dia pelajaran, yosa sekarang dirawat dirumah sakit karena kehabisan banyak darah, gue harap setimpal sama hal kurang ajar yang dia lakuin ke lo" ujar bara lagi.

"coba aja waktu itu gue ngga ajak lo, lo pasti masih mau natap gue, lo pasti masih mau ngurusin gue, lo pasti masih bersikap sama kaya ke yang lain" sesal bara mengingat perubahan sikap biru selama seminggu ini.

"gue pengen lo tau, kalo gue sama marahnya, gue ngga terima dia cium lo gitu aja, aishh brengsek!"

Mendengar umpatan dari bara, biru menatap bara sendu, ini memang tidak sepenuhnya salah bara, karena bara juga tidak akan tau ada kejadian seperti itu menimpa biru, semua diluar kendali bara.

Namun yang membuat bara semakin marah adalah sikap biru yang berubah terhadapnya, dan bara tidak bisa diam saja, bara benar-benar mencari yosa beberapa hari lalu dan kembali menghajar musuhnya itu, dan dipukulan terakhir, bara berucap, "lo udah nyakitin milik gue" entah sadar atau tidak, bara benar-benar menyayangi biru, dan bara tak tau entah sejak kapan.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang