Acara sarapan pagi ini sudah selesai, namun marko masih saja duduk anteng dibangku ruang makan, membuat biru mengernyitkan dahinya bingung, marko memang terbiasa sarapan terlebih dahulu dan baru akan berganti pakaian dan pergi kekantor, kali ini marko tak melakukan itu, biru bingung.
Biru mendekat kearah ruang makan lalu membereskan piring-piring yang tadi digunakan, marko menatap biru lalu tersenyum, hal itu membuat biru mau tak mau ikut tersenyum, namun pikirannya masih memikirkan kenapa marko masih betah duduk disana.
"mas marko ngga ganti baju? ngga ke kantor hari ini?" tanya biru takut marko masih tak enak badan.
"hehe, gue boleh minta dibuatin bekal?" tanya marko sambil menyengir.
"mas marko mau bekal?" tanya biru mencoba memastikan.
"iya, boleh ngga?" tanya marko lagi.
"makanannya sama kaya menu sarapan tadi, ngga papa? kalo masak baru ngga keburu" ujar biru pelan.
"ngga papa kok, itu aja" ucap marko karena merasa biru menuruti kemauannya.
"yaudah saya buatin, mas marko ganti baju dulu biar ngga terlalu siang berangkatnya ya?"
Marko mengangguk semangat, dirinya berlalu dari ruang makan untuk pergi kekamarnya dan mengganti baju, biru langsung mengambil kotak makan dan mengisinya dengan makanan yang akan ia bawakan untuk marko, biru juga menyambi membuat toast sembari dirinya memotong beberapa buah untuk ia bawakan juga pada kotak belal marko.
Sedang sibuk dengan aktivitasnya, biru menoleh saat mendapati seseorang berjalan mendekat, ia kira marko, ternyata yang datang adalah savian, si bungsu atmajaya.
"ehh mas vian belum berangkat?" ujar biru yang kembali meneruskan kegiatannya menyiapkan bekal.
"lo pilih kasih" ujar savian tiba-tiba.
"maksud mas vian apa?" tanya biru bingung.
"lo cuma buatin bekal buat bang marko, lo cuma senyum kalo ngelayanin bang mako, ternyata lo juga sama kaya orang-orang, ngga tulus sama gue" ujar savian marah.
"mas vian kok ngomongnya gitu, saya sama ratain kok buat selalu senyum kalo ngelayanin kalian, maaf kalo mas vian sampai mikir gitu" biru sedih.
"kalo gitu buatin gue bekal juga" ujar savian lagi.
Biru menatap savian dengan mata sayunya, merasa aneh pada tingkah savian pagi ini, savian bisa langsung bilang kalo dirinya juga meminta dibawakan bekal, kenapa harus menyinggung dengan berkata dirinya pilih kasih.
Biru merasa senang karena savian juga menginginkan bekal buatannya, tapi disatu sisi dirinya merasa sedih karena savian berfikir begitu tentangnya, ternyata selama ini ketulusan hatinya tak terlihat, biru menunduk sedih dan mengambil satu kotak bekal lagi, mengisinya dengan makanan, tanpa menyadari savian yang kini menatapnya dengan perasaan bersalah.
"ngga usah dibuatin, lo keliatan ngga ikhlas, gue berangkat dulu" ketus savian.
Perkataan savian kembali membuat hati biru terasa sesak, dirinya merasa serba salah, bahkan savian langsung meninggalkannya begitu saja, biru benar-benar bingung bagaimana cara dirinya agar sabar menghadapi tingkah savian yang seperti itu.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Siang harinya biru yang sedang duduk di bangku ruang makan sambil memakan mie instan yang baru saja ia masak, dikejutkan dengan seseorang yang mengambil alih mangkuk itu dan mulai memakan mie instan yang baru ia makan beberapa suap itu, menatap orang itu dengan tatapan aneh, bukankah orang itu tadi pagi sedang merajuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Novela JuvenilBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...