Dipagi hari, seperti biasanya, biru mempersiapkan hidangan untuk anggota keluarga atmajaya sarapan, sebenarnya jero dan juga yang lain sudah melarang biru untuk melakukan hal-hal yang pernah kamila suruh, namun biru menolak, karena dirinya tak mau hanya menumpang tinggal disana.Setelah semuanya selesai sarapan dan beraktivitas masing-masing, biru yang hendak mengambil kotak bekal untuk savian dan marko pun tiba-tiba terhenti karena suara savian.
"hari ini ngga usah bikin bekal buat gue" ujar savian pelan.
"kenapa? mas vian bosen ya, sama menu sarapannya?" tanya biru pada savian.
"ngga kok, hari ini gue ada tanding basket jadi ngga perlu bawa bekal" jawab savian, tak ingin membuat biru sedih.
"waaah, mas vian udah aktif tanding basket lagi?" biru tersenyum lebar.
"cuma tanding antar sekolah, bentar lagi juga lulus SMA" jawab savian lagi.
"pertandingan ini buat umum, gue mau ajak lo sih, lo mau?" tanya savian menatap biru lekat.
"ngga usah deh, lagian kan aku ngga kenal siapapun disana, nanti bingung" tolak biru.
"harusnya gue ajak abang gue, tapi kan mereka sibuk hehe, yaudah deh, gue berangkat ya" raut savian berubah, membuat biru khawatir.
Savian menggendong tas yang berada dikursi makannya, lalu berlalu dari sana meninggalkan biru yang masih terdiam karena merasa dirinya telah salah berbicara, biru merasa kembali membuat savian sedih.Biru titipkan bekal marko pada bi ranti, dan biru segera mengambil tas serta ponselnya didalam kamar, beruntung setelah biru keluar dari rumah itu, savian masih duduk diatas motor, merenung, entah memikirkan apa.
"aku masih boleh ikut?" tanya biru ragu.
"kenapa benbah pikiran? ngerasa kasihan sama gue?" ujar savian penasaran.
"ngga gitu, aku mikir aja, kayaknya seru liat mas vian tanding basket, lagian aku dirumah ngga ngapa-ngapain" biru berusaha menutupi perasaan bersalahnya.
"bener bukan karena kasihan?" tanya savian yang masih belum percaya.
"engga, mas vian. ayo berangkat, nanti mas vian telat" biru mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Savian mengangguk lalu tersenyum, mengambil satu helm yang berada dibelakang jok motornya dan membantu memakainya pada biru, savian kembali tersenyum karena biru hanya menurut.
Savian memakai juga helm, lalu menunggu hingga biru naik keatas motornya, segera savian lajukan sepeda motornya menuju sekolahnya, karena pertandingan antar sekolah itu diadakan disekolahnya.
Sesampainya disekolah, savian berjalan kearah lapangan yang sudah terlihat ramai, biru yang sedari tadi hanya mengikuti langkah savian pun dipaksa mendekat, savian menggandeng tangan kecil itu, untuk diarahkan duduk dikursi penonton yang masih kosong.
Savian duduk sebentar disamping biru, melepas jaketnya dan mengencangkan tali sepatunya, setelah pembawa acara mengumumkan bahwa pertandingan akan segera dimulai, savian berdiri dari duduknya dan menyerahkan jaketnya pada pangkuan biru, savian elus belakang kepala biru lalu tersenyum.
"gue seneng lo ada disini buat nonton gue tanding, doain gue menang ya?"
Biru mengerjap, lalu menganggukkan kepalanya pelan, merasa aneh karena perlakuan savian barusan, setelah savian berlari ketengah lapangan, suara sorak penonton membuat biru reflek ikut bertepuk tangan, biru lihat ditengah lapangan itu, savian sedang peregangan badan, untuk pemanasan sebelum tanding.
Biru bisa lihat dengan jelas, savian terus saja melihat kearahnya, membuat dirinya menunduk, tak tau karena apa, pertandingan sudah akan dimulai, biru mengeluarkan ponselnya lalu memfoto savian dari jarak jauh, biru gunakan fitur zoom untuk memperjelas wajah savian, dan entah mengapa, savian terlihat bukan seperti anak SMA dimatanya.
Pertandingan sangat seru karena selisih skor antar 2 tim hanya 2 point, biru terus berdoa agar savian menang, seperti apa yang savian minta padanya tadi, dan disaat waktu pertandingan hanya tersisa 5 menit lagi, biru melihat dari bangku penonton savian sangat-sangat bersemangat dan lincah, membuat biru bersorak semakin keras, tak perduli pada tatapan kesal dari penonton-penonton sekolah lawan.
Pertandingan selesai, tentunya dimenangkan oleh tim sekolah savian, biru terus saja tersenyum karena merasa doanya terkabul dan merasa permainan savian begitu keren.
Savian berlari kearah bangkunya, duduk disamping biru dengan nafas yang sedikit memburu, biru segera mengambil air mineral, membukakannya lalu memberikannya pada savian, saat savian sibuk minum, biru mengambil anduk kecil dari tas savian, lalu membantu savian mengusap keringatnya, savian diam-diam tersenyum.
Setelah savian tak lagi berkeringat, biru menaruh kembali anduk itu, lalu ia masukan kedalam tas, biru menoleh kearah savian dan ternyata savian juga sedang menatap kearahnya.
"mas vian mainnya keren banget, selamat ya?" ucap biru sambil tersenyum manis.
"ngga mau peluk?" tanya savian tiba-tiba.
"ehh, mas vian mau peluk?" biru bingung.
"gue cuma ngomong doang, biasanya kan kalo ngasih selamat emang harus sambil peluk" ujar savian pelan.
"ohh, yaudah sini peluk" pinta biru pada savian.
Biru merentangkan kedua tangannya, dan savian langsung memeluknya begitu erat, tanpa biru tau savian sedang tersenyum senang karena si bungsu atmajaya itu memang sangat bahagia hari ini, memenangkan pertandingan basket antar sekolah disaat dirinya baru mengikuti kegiatan basket lagi, terlebih lagi savian bahagia karena ada seseorang yang mau menontonnya dan menyemangatinya, apalagi orang itu adalah orang yang ia sayang.
Savian semakin mengeratkan pelukannya, menciumi bahu biru yang terasa wangi.
"mau makan dulu?" tanya savian setelah pelukan mereka terlepas.
"aku pengen makan dirumah sih, mas vian mau makan dulu?" biru balik bertanya.
"kita makan dirumah aja, masakin sup kimchi ya?" pinta savian sambil menyengir.
"dengan senang hati" ucap biru, membuat savian merasa gemas pada sosok yang kebih kecil darinya itu"
Savian kembali menggandeng tangan biru, menuju motornya yang berada diparkiran, membawa motornya dengan kecepatan sedang, dengan biru yang memeluk erat perutnya, terasa sungguh menyenangkan.
Begitu sampai rumah, biru benar-benar membuatkan sup kimchi yang savian minta, biru paham mengapa savian meminta makanan itu, karena savian pernah bilang padanya, dari semua masakan yang biru pernah buat untuknya, savian sangat menyukai sup kimchi, mungkin dihari bahagia savian ini, dirinya juga ingin memakan makanan kesukaannya dan tentunya dibuatkan juga oleh orang yang ia suka.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Ficção AdolescenteBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...