#Pov Marko
Begitu membalas pesan dari jero, marko segera membereskan berkasnya dan menutup laptopnya, marko ambil jas yang tersampir dikursi kerjanya lalu dipakai.
Marko menemui sekertaris nya untuk memberi tau bahwa dirinya tak akan kembali kekantor sampai sore karena ada urusan penting, beruntung sekertaris marko mengatakan bahwa setelah ini marko tak ada jadwal penting.
Marko mengendarai mobilnya beberapa menit sehingga kini sudah sampai dirumah sakit, tempat dimana biru dirawat, marko memarkirkan mobilnya lalu berjalan kearah kamat rawat biru.
Begitu masuk, marko mendapati jero yang sedang duduk disoffa sambil bermain ponsel, sedangkan biru terlihat sedang tertidur, karena mungkin baru meminum obatnya.
"lo mau pergi sekarang bang?" tanya marko begitu dirinya sudah berdiri dekat dengan jero.
"iya ko, ini sekertaris gue udah nelfonin mulu, klien gue udah marah-marah terus" jero menjawab dengan suara pelan, karena takut mengganggu.
"ooh yaudah, lo hati-hati" marko menepuk bahu jero pelan.
"pasti, titip biru ya?" ujar jero lalu membalas tepukan pada bahu marko.
"santai, pasti gue jagain" marko tersenyum.
"oke, gue pergi dulu"
Marko mengangguki ucapan jero, dan jero pun langsung keluar dari kamar rawat itu, marko berjalan kearah kursi yang berada disamping brankar, marko duduk disana dan menggenggam tangan biru erat, marko tatap wajah yang sedang lelap tertidur itu, marko tersenyum karena kondisi biru sudah semakin membaik.
Marko membayangkan bagaimana setelah biru pulang nanti, dirinya dan saudara-saudaranya akan berkata jujur tentang perasaannya, marko tak sabar menunggu tanggapan dan jawaban biru, walaupun dirinya sedikit takut ketika biru akan memilih salah satu diantara mereka.
Marko menghela nafas pelan, menoleh kearah meja dimana terdapat beberapa buah yang mungkin sudah jero sediakan, marko kecup sayang punggung tangan milik biru sebelum melepaskannya dan marko berdiri, berjalan kearah soffa.
Marko lepaskan jas dan juga dasinya, menaruhnya diatas soffa, marko juga tak lupa menggulung lengan kemejanya, setelah itu marko ambil pisau buah itu, lalu memotong apel, sambil sesekali melirik kearah brankar untuk melihat biru.
Marko menoleh saat mendengar lenguhan pelan dari atas brankar, rupanya biru sudah terbangun, Marko dekati brankar itu dan kembali duduk dikursi, Marko tersenyum saat biru juga tersenyum padanya.
Marko bantu biru untuk bersandar pada bantal yang sudah marko tumpuk, lalu marko ambil botol air lalu membukanya, marko juga menaruh sedotan kedalam botol itu lalu membantu biru meminum air itu, marko tau biru butuh minum karena bibirnya terlihat pucat dan kering.
"bobonya nyenyak banget anak cantik" puji marko lalu mengusap rambut biru sayang.
"mas marko disini udah dari tadi?" tanya biru dengan suara khas bangun tidurnya.
"20 menitan lah, bang jero ada kepentingan mendadak makanya aku gantiin" ujar marko menjelaskan.
"padahal ngga papa loh kalo mau ditinggal, mas marko jadi ninggalin kerjaan mas, buat jagain aku disini"ucap biru yang merasa tak enak.
"its oke, aku juga udah ngga sibuk kok" jawab marko lalu tersenyum.
"aku ada potong apel tadi, kamu mau?" tawar marko.
"eumm, boleh" biru mengangguk.
Marko tersenyum manis lalu mengambil apel yang sudah ia potong tadi lalu kembali duduk dikursi, marko suapkan satu persatu potongan apel pada biru, dan tersenyum karena biru menghabiskan satu buah apel sendirian.
Marko taruh piring itu pada meja, kembali menggenggam tangan biru dan memainkan jari kecil itu, membuat biru tersenyum.
"sekarang keadaan kamu udah membaik, kayaknya nanti sore udah dibolehin pulang" ujar marko masih betah mengelus rambut milik biru.
"beneran?" tanya biru semangat.
"Iya sayang, soalnya dokter bilang kamu cuma perlu dirawat 2 hari buat mastiin demam kamu ngga naik lagi, dari semalem udah ngga demam kan?" tanya marko.
"aku udah sehat kok, tinggal lemesnya aja, mungkin karena tiduran mulu" biru menyengir.
"seneng ngga, udah mau pulang?" tanya marko pada biru.
"seneng, aku ngga suka bau rumah sakit hehe" cengir biru.
"aku juga" gumam marko pelan namun masih terdengar oleh biru.
"ngga suka bau rumah sakit?" tanya biru penasaran.
"ngga suka lihat kamu sakit" marko tersenyum manis kearah biru.
"aku ngga tau seberapa khawatir mas marko kemarin, tapi aku mau berterimakasih karena mas marko dan yang lain udah mau repot-repot jagain aku disini" biru berujar sedih.
"aku ngga repot,jangan mikir gitu ya, kamu prioritas keluarga aku, dan akan selalu begitu"ucap marko dengan nada lembutnya.
"iya mas marko" biru tersenyum msnis.
Marko bangun dari duduknya lalu memgecup kening itu sayang, lalu setelahnya marko memeluk tubuh yang lebih kecil itu erat, marko berjanji pada dirinya sendiri, dirinya akan berusaha menjaga biru dengan sepenuh hati, marko tak mau kejadian seperti ini terulang lagi.
Marko lepas pelukan itu lalu menatap biru lekat, biru yang tak paham dengan isi pikiran marko pun hanya bisa terdiam, dan detik berikutnya adalah marko mengecup keningnya lagi, kali ini marko lakukan lebih lama, membuat biru percaya bahwa kata sayang yang selama ini marko ucapkan adalah benar adanya, dan biru merasa bersyukur karena sudah mendapatkan kesempatan untuk bahagia.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Teen FictionBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...