Chapter 22

11.7K 963 11
                                    


Sudah sekitar 20 menit biru dan jero sampai dipanti asuhan, jero sudah menjelaskan semua yang terjadi pada biru selama beberapa bulan hidup dirumahnya dan semua perlakuan kamila pada biru, ibu panti dan biru bahkan hanya bisa menangis.

Ibu panti yang selama ini menunggu kabar dari anak asuhnya itu, akhirnya hari ini tau mengapa anak itu tak mengabarinya sejak dibawa oleh kamila untuk diadopsi, ibu panti tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya biru ketika di caci maki oleh orang yang ia anggap akan membuat hidup biru lebih baik.

  Kalau kalian tanya bagaimana kamila sekarang, tentu saja wanita jahat itu sudah mengirimi biru pesan ancaman sedari jero memberi tahu bahwa dia akan mengajak biru untuk kepanti.

Hari ini semua anggota atmajaya memutuskan untuk fokus pada acara untuk menjebak kamila, marko sudah berada tak jauh dari rumah kamila untuk memantau pergerakan tantenya itu dan memberi sinyal pada jero apa yang harus segera dilakukan.

Bara dan Gara sudah standby dipintu keluar jalur belakang, agar jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi, mereka bisa langsung mengevakuasi semua orang yang berada di panti.

Savian sedang duduk santai di bawah pohon, halaman panti untuk memperhatikan sekitar, siapa tau ada orang yang mencurigakan, dan setelah beberapa menit kemudian, savian bisa melihat seorang laki-laki yang berjalan kearah panti dengan pakaian yang menurutnya begitu aneh, pria itu memakai pakaian serba hitam, mulai dari topi sampai sepatu yang orang itu pakai, savian tanpa takut mendekat lalu savian menyengir remeh saat mengetahui siapa orang yang ada dibalik kacamata dan juga topi hitam itu.

Pria itu bernama Gio, savian tau betul pria itu adalah selingkuhan dari tantenya, savian pernah mendapati tantenya bermesraan dengan lelaki itu, bahkan tantenya sampai mengancam savian untuk tak buka mulut pada suaminya, namun savian yang pada saat itu tak terlalu ingin ikut campur pun menurut pada kamila.

Savian mengajak pria itu untuk berdiskusi, savian juga tanpa ragu menggunakan nama besar Jero Atmajaya sebagai backingan, dan hal itu berhasil, kini Gio terlihat ketakutan dan meminta untuk dipertemukan dengan jero, tentu saja savian meminta jero untuk keluar dari panti dan membicarakan semuanya dengan pria itu.

"lo ngga usah berntele tele, sekarang gue tanya, tante kamila minta lo ngapain kepanti ini?" jero menatap Gio datar.

"gue cuma diminta buat anter keperluan ulang tahun" ucap gio sedikit gugup namun masih tertutupi wajah angkuhnya.

"ternyata lo masih mau main-main sama gue, oke gue telfon om ciko, biar dia yang urus lo langsung" ancam jero yang mana langsung membuat gio terdiam.

Gio terlihat menelan ludahnya gugup, nama ciko sudah disebut, itu artinya dirinya sudah benar-benar terancam sekarang, ciko suami dari kamila yang sebenarnya dirinya takuti, karena ciko pernah mendapat kasus membunuh salah satu musuh bisnisnya.

Gio menimbang, haruskah dirinya menceritakan semuanya, tapi kalau gio menceritakan itu semua, sudah pasti kamila akan masuk penjara, tapi kalau sampai kamila masuk penjara, dirinya tidak akan lagi mendapat uang yang selama ini ia peras dari wanita jahat itu, gio sesekali menatap jero yang bahkan menatapnya datar sedari tadi.

"dari awal gue pacarin kamila, gue ngga ada perasaan sama dia,gue pacaran sama dia karena dia kaya,
bahkan gue takut sama suaminya,
makanya gue selalu sembunyin
hubungan kita, padahal terkadang
kamila meminta untuk dinikahi" ujar gio mulai menjelaskan.

"hari ini kamila minta gue buat bakar panti ini, karena dia bilang hubungan kita bakalan kebongkar, gue ngga mau berurusan sama ciko, makanya gue nurutin kemauan dia" gio menatap jero dengan pandangan yang sulit diartikan.

"jero, gue tau semua kelakuan jahat dia selama ini, dan gue akan bantuin lo buat kasih tau semuanya dipersidangan kalau benar kamila akan dipenjara, tapi gue minta, tolong lindungin gue dari ciko" pinta gio dengan suara yang mulai pelan.

ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang