Sore harinya biru kembali kerumah Atmajaya, bukan untuk kembali melayani kelima anak Atmajaya, tapi untuk mengemasi barangnya yang masih berada disana, karena biru memutuskan untuk kembali kepanti dan menjalankan aktivitasnya seperti sebelum dirinya dibawa kerumah mewah ini.
Kini biru berada dikamar bi ranti karena harus berpamitan, biru menceritakan semuanya dan bi ranti menangis karena menyesal tak menyadari kejahatan kamila dari awal, sehingga anak semanis dan sebaik biru harus menjadi pembantu dirumah itu.
Biru sudah selesai berpamitan dengan bi ranti, kini dirinya berada dikamarnya dan mengemasi baju-bajunya kedalam sebuah koper kecil, dan begitu dirinya selesai beberes, biru berjalan keruang tamu dengan koper yang berada di tangannya, dan diruang tamu, bisa biru lihat, kelima anak Atmajaya duduk dengan raut yang tak bisa biru artikan.
Biru berjalan semakin mendekat, lalu menaruh kopernya di sebelah soffa, biru duduk diantara kelima bersaudara itu lalu berdehem pelan, membuat kelimanya menoleh kearahnya.
"ini keputusan yang kamu ambil?" tanya jero mengawali percakapan.
"iya mas jero, aku ngga mungkin disini terus karena kan masalah ini
udah selesai" jawab biru."aku mau lanjutin hidup aku di panti" imbuh biru lagi.
"gue ngga izinin lo pergi dari rumah ini" gara menyelak.
"mas gara, selama ini aku udah banyak kehilangan hak aku buat bebas hidup karena dikurung dirumah ini sama bu kamila" biru menatap gara sendu.
"gue paham perlakuan kita pas awal lo dateng pasti bikin lo sakit hati, tapi sekarang kita semua udah mulai deket samablo, kenapa lo tetep mutusin buat pergi?" tanya gara pada biru.
"mas gara pasti udah tau gimana bu kamila selama ini memperlakukan aku, aku cuma pengen kembali ketempat dimana aku dibesarkan" suara biru bergetar.
"gue akan bayar berapapun asal lo tetep disini dan ngga ninggalin kita" bara ikut berbicara.
"mas bara, ini bukan soal uang, toh ini semua hak aku mau pulang lagi kepanti atau ngga" pandangan biru kini beralih pada bara yang bersedekap dada.
"gue tau kalian sedih, tapi kita harus hargain apa maunya biru, kita ngga bisa paksa dia untuk tetep disini" marko yang sudah merasa biru terpojok pun ikut berbicara karena tak tega.
"bang, lo pasti tau gimana biru ngerubah kita semua kaya sekarang, gue ngga akan biarin biru pergi gitu aja" bara kekeh pada pendiriannya.
"biru, tetep disini ya?" pinta gara dengan suara lembutnya.
"aku bakalan tetep pulang kepanti, mas gara bisa kok sering main kepanti
buat ketemu aku" biru tersenyum."beda!! semuanya bakalan kerasa beda" gara berucap lantang, membuat biru hanya bisa terdiam kembali.
"gara, tolong kontrol emosi lo, jangan neken biru kaya gini" jero menengahi.
"lo ngga tau rasanya jadi gue bang, gue udah sayang sama biru, gue ngga mau biru pergi" gara menatap anak sulung atmajaya itu.
"gue tau gara, gue juga sedih kalo harus biarin biru pergi, tapi ini hak biru buat milih" ujar jero lagi.
"perlu kita urus surat adopsi lagi biar biru tetep jadi bagian dari kita? gue akan lakuin apapun" bara berujar tanpa ragu, membuat biru semakin dibuat bingung.
Biru hanya bisa terdiam mendengar perdebatan antar saudara itu, dirinya juga sudah sayang pada kelima anak Atmajaya itu, tapi tak dipungkiri biru rindu pada panti yang selama ini sudah menjadi tempat dimana dia dibesarkan, dan dirinya ingin kembali ketempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Ficção AdolescenteBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...