#Pov Savian
Pelajaran dikelas savian baru saja selesai, kini savian sedang merapihkan bukunya yang berada diatas meja untuk dimasukan kedalam tas, setelah itu savian pergi ke toilet untuk buang air kecil.
Setelah savian keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju parkiran, ponsel yang berada pada saku celananya terasa bergetar, savian berdiri di samping motornya dan memeriksa ponsel nya.
Setelah selesai berbalas pesan dengan bara, savian segera pulang kerumah, savian dibuat sangat khawatir saat bara mengabari kalau biru sedang sakit, maka dati itu savian sebisa mungkin untuk secepatnya sampai dirumah karena takut biru butuh sesuatu sedangkan bara mungkin sudah pergi kekampus.15 menit waktu yang savian butuhkan untuk mengendarai motor besarnya, begitu sampai dirumah, savian melepas jaket yang dirinya pakai, savian juga melempar tasnya ke soffa ruang utama, dirinya berjalan cepat kearah kamar biru.
Savian masuk kekamar biru dengan perlahan,savian tau biru sedang beristirahat, makanya savian berusaha masuk sepelan mungkin karena tak mau biru terganggu.
Dapat savian lihat, biru sedang memejamkan matanya dan bergumam pelan, savian berjalan mendekat dan mendapati biru terlihat tak nyaman dalam tidurnya, biru terisak sambil memanggil nama ibu yang dapat savian tebak adalah ibu panti, yang membuat tangisan itu terasa pilu adalah biru yang masih memejamkan matanya sambil terus menangis.
"biruu, lo mimpi buruk ya?" Savian mencondongkan tubuhnya untuk memeriksa biru.
"bu, biru pengen lihat orang tua kandung biru" isakan terdengar lagi.
"biru pengen tau, kenapa biru dibuang hiks" begitu sakit yang biru rasakan dari dulu.
"hei, bangun yuk, biruuu" savian berusaha membangunkan biru lagi.
"kenapa mama kandung biru lahirin biru kalo akhirnya dibuang hiks" tangisan itu terdengar pilu.
"biru salah apa ya bu, kenapa mama tega lakuin ini"
"bahkan sampai 23 tahun biu tinggal di panti, ngga pernah ada yang dateng dan ngakuin biru sebagai anak
"hiks ibuu, biru kesepian, biru sendirian hiks"
Tak tega melihat biru yang terus menangis dalam tidurnya, savian segera melepas sepatu dan kaos kakinya, dirinya naik keatas kasur biru untuk bisa meraih biru dan membawanya kedalam pelukan.
Tubuh yang lebih kecil itu masih terasa sangat panas, bara sudah memberi tau kalau biru sudah diperiksa oleh dokter dan minum obat, tapi mengapa demamnya tak kunjung turun, savian semakin khawatir sekarang, apalagi melihat biru yang terus saja menangis.
Savian usap rambut biru lembut, menyeka keringat dan air mata yang memenuhi wajah cantik itu dengan tangannya tanpa rasa jijik, savian menatap biru sendu, biru yang sedang sakit adalah pemandangan yang tak ingin savian lihat lagi.
Biru masih terus menangis, membuat savian rasanya ingin ikut menangis, savian kira selama ini hanya dirinya yang terasa terpukul karena ditinggal orang tuanya, ternyata masih ada biru yang jauh lebih menderita karena tak pernah dapat kesempatan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Beberapa menit kemudian, biru sudah tenang didalam pelukan savian, kini kepala biru diletakan didada bidang savian dengan tangan kecil biru yang melingkar dipinggang yang lebih muda.
Savian terus memandangi wajah pucat itu, sedari tadi savian memeriksa suhu tubuh biru karena sedikit terganggu dengan rasa panas saat mereka berpelukan.
Savian mengecup pelan kening biru, menelisik wajah cantik yang masih terpenjam itu, beruntung saat ini biru sudah tak menangis lagi, savian melihat mengambil tangan biru yang melingkar dipinggang nya, savian usap lembut tangan itu lalu ia kecup sayang.
Suara lenguhan terdengar, savian menatap mata biru yang perlahan mulai membuka, savian sambut biru dengan senyum manisnya, savian hanya tak ingin memasang wajah khawatir dan membuat biru sedih.
"badan kamu masib panas banget, udah minum obat berapa kali?" tanya savian dengan nada lembutnya.
"baru sekali" biru menjawab dengan suara seraknya.
"kepalanya pusing ngga?" savian mengusap lagi kening biru yang berkeringat.
"iyaa, kepalaku rasanya berat banget" biru meringis pelan, membuat savian reflek memijat pelipis biru pelan.
"minum obat lagi ya?" pinta savian pada biru.
"ntar aja, aku lemes banget" rengek biru manja.
"mas bara kemana? kok bisa berubah jadi mas vian" tanya biru saat ingat terakhir kali dirinya sedang bersama bara.
"abang ada kelas dadakan, kebetulan aku udah pulang jadi bisa gantian jagain kamu" jawab savian.
"minum obat lagi ya? nanti kalo sore badan kamu masih panas, kita ke rumah sakit" savian menatap biru khawatir.
"ngga usah kerumah sakit, aku cumna masuk angin kok" jawab biru pelan.
"masuk angin doang, kalo badan kamu panas terus ya harus diperiksa lagi, aku ngga mau ya kamu sakit kaya gini tapi cuma diperiksa sekali" marah savian saat mendengar biru menolak permintaannya.
"yaudah iya, mas vian Jangan marah" ujar biru sedikit takut.
"aku khawatir banget pas abang kabarin kalo kamu sakit, jangan sakit lagi ya? aku ngga tega" ucapan savian membuat mata biru berkaca-kaca.
"iya mas vian, maaf udah buat mas vian khawatir" ujarnya lirih.
"yaudah ngga usah minta maa, aku ambilin makan dulu terus minum obat ya?" ajak savian lagi.
"ntar aja, aku pengen bobo lagi" biru merengek lagi, berharap savian mau menurutinya.
"yaudah iya sini bobo lagi, dipeluk ya biar cepet sembuh"
Savian menarik tubuh biru lagi kedalam pelukannya, biru yang sakit seperti ini jadi lebih manja, savian senang melihatnya, biru semakin memeluk savian erat, wajahnya mengusak keleher savian mencari kenyamanan.
Savian mengecup kening biru lagi, mengusap bahu biru dengan sayang, berharap biru mau meminum obat lagi dan akan segera membaik.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJAYA'S (Haechan Harem)
Fiksi RemajaBiru yang hidup selama 23 tahun dipanti asuhan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadopsi, namun bukannya untuk menjadi pelengkap sebuah keluarga, Biru hanya diadopsi untuk menjadi pembantu disebuah rumah megah keluarga Atmajaya yang beranggotak...