chapter 2

13.4K 1K 19
                                    


Suara alarm disebuah kamar kecil berbunyi, biru mengerjap kaget karena tak biasa menyetel alarm, karena selama hidup dipanti dirinya akan dibangunkan oleh ibu panti ketika pagi datang, biru mendudukan dirinya menatap jam pada ponselnya dan sekarang sudah jam setengah 6 pagi, biru memutuskan untuk mandi sebelum dirinya keluar dan menuju dapur, biru hanya tak ingin dirinya kembali dimarahi oleh kamila, apalagi kamila semalam sempat berbicara kalau dirinya akan kerumah mewah ini jam 6 pagi, dan jika biru belum berada didapur, kamila mengancam akan memberikan hukuman yaitu tak diberi makan.

Semalaman biru habiskan untuk menangis, meratapi nasibnya yang begitu buruk, rasa bahagia yang sebelumnya ia pikirkan malah membuatnya merasa menyesal, jika tau akan seperti ini, biru tak akan bersedia untuk diadopsi.

Setelah selesai berganti baju, biru keluar dari kamarnya untuk menuju dapur, dan disana sudah ada ibu ranti yang terlihat sedang menyuci sayuran, biru segera menawarkan diri untuk menbantu, ibu ranti yang tidak tau sebenarnya biru dibawa kesana awalnya untuk diadopsi pun dengan senang hati menerima tawaran biru, karena ibu ranti hanya tau biru adalah pelayan baru dirumah mewah itu.

Suara sepatu hak tinggi terdengar mendekat, bian menoleh ke sumber suara dan ternyata kamila benar-benar datang untuk mengeceknya pagi ini, beruntung biru sudah berada didapur saat ini, namun perasaan leganya berubah menjadi takut saat kamila mendekat kearahnya.

"rupanya sudah disini, bagus" ucap kamila saat melihat biru sudah didapur.

"mana ponsel kamu?" tanya kamila dengan nada ketus.

"ehh buat apa ya bu?" biru balik bertanya.

"saya bilang mana ponsel kamu" kamila meninggikan nada bicara nya.

Biru perlahan merogoh celana jeansnya dan mengambil ponsel yang sedari tadi ia kantongi, dan dengan ragu memberikan ponsel itu pada kamila, namun detik selanjutnya biru merasa sangat terkejut saat kamila mengambil sebuah palu dari dalam lemari dan menghancurkan ponselnya.

Biru berusaha menahan hal itu namun kamila mengayunkan palu itu kearahnya, hal itu membuat biru takut terkena hantam, makanya dia hanya bisa menyaksikan ponselnya yang sudah hancur tak berkeping, mata biru berkaca-kaca, dirinya tak tau harus apa sekarang, kamila membuka tas yang ia bawa lalu memberikan sebuah ponsel uang terlihat masih baru, biru dengan ragu menerimanya dengan raut bertanya.

"saya ngga mau kamu hubungi pihak panti lagi, saya ngga akan kasih celah untuk kamu kabur"

"gunakan ponsel ini untuk keperluan
dengan para ponakan saya, layani sarapan pagi ini, saya. harus pergi" ucap kamila lagi.

Biru masih menatap ponsel baru itu tanpa minat, dirinya masih sedih karena tak dibolehkan menghubungi pihak panti, kamila benar-benar mengurungnya disini dan menjadikan dirinya sebagai pembantu, rasanya biru belum mau percaya kalau hidupnya semakin menderita sekarang ini.

Hingga layar ponsel itu menyala, memperlihatkan sebuah chat dan biru lihat itu dari kamila, biru dengan cepat membuka ponsel itu lalu melihat apa sekiranya chat yang kamila kirimkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ATMAJAYA'S (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang