20. Harapan Yang Pupus

219 9 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


"Al Insanu makhallul khotho' wa an Nisyan, Manusia itu Tempatnya Salah dan lupa."
~M. Zayan Ar-Rasyid


**********

"Saya Muhammad Zayan Ar-Rasyid ingin mengkhitbah Ning Sifa Zulfikar Abas, Apakah Ning Sifa bersedia menerima pinangan saya?"ucap Tegas Gus Zayan.

Deg

Ning Sifa terkejut bukan main!

"Maaf Gus, Tapi saya Ti-tidak bisa me-menerima Pinangan dari Gus"ucap Ning Sifa Terbata-bata.

Deg

Entah Gus Zayan salah dengar atau tidak, begitu sesak mendengar jawaban dari Ning Sifa.

Ning Sifa Menunduk sedari tadi, ia benar-benar merasa takut. Ia sangat merasa bersalah pada Gus Zayan, seharunya ia tidak menyembunyikan nya dan seharusnya ia memberitahukan kepada Gus Zayan.

"Maaf"cicit Ning Sifa yang masih menundukkan kepalanya.

Ada rasa bersalah yang hinggap di hatinya, entah ia harus melakukan apa, Ning Sifa begitu sangat merasa bersalah.

"Tapi kenapa kamu tidak menerima khitbah saya?"tanya Gus Zayan dengan Raut muka kecewa.

"Maaf"

Hanya Kata Maaf yang Dapat Ning Sifa ucapkan.

"Bisa di jelaskan Abas?"perintah Abi, Abas Pun mengangguk.

"Ekhm, Maafkan keluarga saya, Saya meminta maaf sebesar-besarnya"ucap Abas

"Jadi?"

"Se-sebenarnya, Sifa sudah Di Khitbah"

Deg

"Apa-apaan ini! Kenapa mereka tidak memberi tahu ku, seharusnya mereka memberitahu ku terlebih dahulu agar aku tak berharap tinggi padanya"batin Gus Zayan Yang sangat kecewa.

"Apa? Sejak kapan? Kenapa kalian tidak memberitahu kepada kami dulu? Agar kami tidak jadi datang kesini"tanya Abi sedikit menahan emosinya.

"Maafkan kami, sebenarnya Sifa sudah dilamar 2 bulan yang lalu, kami tidak memberitahu kalian karena, Sifa tidak ingin Zayan kecewa"jelas Abas.

"Dengan Cara merahasiakannya dari kami? Itu bisa membuat Zayan Tambah kecewa! Apa kalian tidak memikirkan sejauh itu? Harusnya kalian jujur dari awal, agar Zayan tidak berharap lagi padanya"Cerocos Abi, tetapi Abi mengucapkan nya tanpa emosi.

"Abi Sudah bi"lerai Umi.

"Maafkan Kami, kami meminta maaf, memang benar seharusnya kami memberitahukan kepada kalian, maafkan kami, kami sangat merasa bersalah"ucap Fatim.

"Tidak! Ini bukan salah Umi dan Abah! Ini salah Sifa! Seharusnya Sifa jujur pada Gus Zayan, Ini salah Sifa..hiks.. hiks maafkan Sifa Abi, Umi, Gus"tegas Ning Sifa yang mulai menangis tersedu-sedu. Dengan cekatan, Fatim memeluk Ning Sifa.

Suara tangis terdengar di ruang tamu. Ning Sifa menangis tersedu-sedu, Ia merasa sangat bersalah tidak memberitahukannya kepada Gus Zayan.

"Sifa..hiks.. meminta Maaf Gus, karena..hiks..hiks.. Sifa tidak memberitahu hal ini kepada Gus, hiks..hiks.. maaf Gus, Sifa kecewa dengan diri Sifa sendiri se-"belum sempat Ning Sifa menyelesaikan ucapannya, langsung dipotong oleh Gus Zayan.

ZAYRA: Antara Rasa Dan Cinta[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang