47. Cinta pertama Alfin

206 9 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Berharap kepada Manusia itu menyakitkan, sama halnya berharap kepada berhala yang tidak menghasilkan apa-apa"
~Mohammad Alfin

**********

Matahari mulai naik, memancarkan Sinar cerah yang hangat di Pagi Hari.

"Sayang turun! Ayo makan!"teriak Zahra dari arah Dapur.

Zayan yang mendengar teriakkan Istrinya hanya bisa menggeleng.

"Jangan teriak dong Humai"peringat Zayan.

"Duduk, kita makan"

"Kenapa? Ko kayak buru-buru banget"heran Zayan.

"Aku masuk Kuliah Jam Pagi Mas, jadi harus berangkat Pagi"ucapnya.

Zayan mengangguk.

"Nanti Mas anterin"ucapnya.

Zahra mengangguk.

"Boleh"

"Ayo Humai, udah siap belum? Katanya Masuk Jam pagi"

"Sabar Sayang"sahut Zahra dari dalam Kamar.

Zayan menghela nafas panjang. Mengapa Perempuan selalu lama bersiap jika akan pergi? Pikirnya merasa heran.

"Ayo Mas"

Lalu Zayan mengantarkan Zahra menuju Kampus menggunakan Motor nya.

Di sepanjang jalan. Banyak yang menyapa Keduanya, karena Sosok Gus Zayan yang tengah mengantarkan Istrinya itu, membuat atensi para Manusia yang berlalu lalang tertuju pada kekasih halal itu.

"Sayang Aku Kuliah dulu ya"pamit Zahra.

"Nanti kalo Pulang telpon Mas, biar Mas jemput Humai"ucap Zayan.

"Ih gausah Mas, Mas kan sibuk"

"Gapapa Humai"

"Tapi Mas-"

"Nurut ya Humaira"

"Iya Mas, nanti aku telpon kalo udah Pulang"

"Bagus"ujarnya sembari mengacak Jilbab Zahra, membuat sang empu Kesal.

"Sayang ih! Jadi berantakan!"kesal Zahra.

Zayan terkekeh, lalu turun dari Motor. Berdiri berhadapan dengan Istrinya. Tangannya terulur untuk membenarkan Jilbab sang Istri yang berantakan akibat ulahnya.

Mendapatkan hal Romantis yang dadakan membuat Jantung Zahra berpacu lebih cepat.

"Ekhm, Assalamu'alaikum Gus, Ning"salam Abel dan Kaila.

"Wa- waa'laikumsalam"

"Maaf banget Gus, Ning karena kita sudah mengganggu Waktu Romantis kalian"ucap Kaila diselingi kekehan kecil.

"Tidak apa"jawab Zayan singkat.

"Mas pulang dulu, kalo sudah selesai telpon Mas saja, nanti Mas jemput"tutur Zayan lembut.

Zahra mengangguk. Lalu mencium punggung tangan Suaminya.

"Assalamu'alaikum"

"Waa'laikumsalam"

"Hati-hati Mas!"peringat Zahra.

Zayan mengangguk. Lalu melesat pergi.

"Cie cie, yang udah punya Suami mah beda ya"goda Abel.

"Apaan sih Bel"

"Malu-malu nih ceritanya?"tanya Kaila.

"Eum, biasa aja tuh"

ZAYRA: Antara Rasa Dan Cinta[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang