51. Kangen

224 8 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kamu Adalah Rumah Saya. Bagaimana Saya bisa pulang? Jika Rumah Saya sedang diperbaiki? Jika Saya pulang melihat Rumah yang Rusak, membuat Hati Saya terluka mengingat kembali akan Jahatnya Manusia yang berani merusak Rumah kesayangan Saya"
~Zayan Ar-Rasyid

**********

"Humaira? Kapan bangun? Mas sudah menunggu lama sekali"cicit Zayan.

Tiga hari yang lalu. Ustadzah Liana sudah tertangkap bersama rekan laki-laki nya.

Dan ternyata, semua yang di lakukan Ustadzah Liana atas dasar suruhan dari Ning Sifa.

Zayan terkejut bukan main. Ternyata selain Ustadzah Liana, Ning Sifa pun masih menaruh rasa pada dirinya.

Zayan sendiri sudah menegaskan. Untuk menghapus perasaan itu. Hingga akhirnya ketiganya masuk kedalam jeruji besi.

Suami Ning Sifa sangat kecewa atas perlakuan yang sangat tak baik itu. Dirinya ternyata dibohongi oleh Ning Sifa, ternyata Perhatiannya selama ini hanyalah Permainan.

Zayan menghela nafasnya panjang. Sudah Dua Minggu ini Istrinya belum mau membuka matanya.

"Humaira, ayo bangun Katanya ingin pergi ke Singapura? Ayo bangun"

"Kapan kamu bangun Humai? Apa tidak lelah selalu menutup mata"

Zayan menggenggam tangan Zahra. Tangan yang biasanya hangat kini menjadi dingin. Wajah yang biasanya tersenyum manis kini wajah itu menjadi pucat.

Zayan membaringkan kepalanya. Tangan Zahra terus saja ia genggam. Hingga tak terasa dirinya terlelap.

"Zay, bangun nak"ucap Abba.

Zayan terbangun. Menoleh ke arah Abba nya.

"Sholat Ashar dulu. Kamu pasti belum Sholat"

"Iya Abba"

Zayan berdiri dari duduknya lalu memasuki kamar mandi guna untuk mencuci mukanya.

Selesai mencuci mukanya, ia keluar dari kamar mandi.

"Setelah Sholat Ashar, belilah Makan. Kamu belum makan"perintah Abba.

Zayan mengangguk.

"Jangan sedih. Zahra pasti sebentar lagi bangun"tutur Abba sembari merangkul pundak Zayan.

Zayan tersenyum.

"Kalau begitu, Zayan pergi dulu Abba. Assalamu'alaikum"salamnya sembari mencium punggung tangan Abba.

"Waa'laikumsalam warahmatullahi wabarokatuh"

Selesai melaksanakan Sholat Ashar di Musholla Rumah Sakit. Zayan memutuskan keluar dari Rumah Sakit untuk mencari Makan.

Sampai di sebuah Cafe tak jauh dari Rumah Sakit. Zayan memesan Makanan untuk ia santap.

Sembari menunggu Pesanannya datang. Ia menyibukkan diri untuk memainkan si setan gepeng alias Handphone miliknya.

Kabar mengenai Kasus pembunuhan berencana yang dirancang oleh Ning Sifa sudah tersebar luas di manapun. Baik di Dunia Maya maupun di Dunia nyata.

"Assalamu'alaikum"salam Pak Alfin.

"Waa'laikumsalam warahmatullahi wabarokatuh"

"Boleh Saya duduk?"tanya Alfin.

Zayan mengangguk.

"Perkenalkan Saya Mohammad Alfin, Dosen Istri anda"ujarnya sembari menyodorkan tangannya.

Zayan menerima uluran tangan itu.

ZAYRA: Antara Rasa Dan Cinta[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang