Vale memutar kedua bola matanya malas melihat adegan romantis didepannya. Oke, dia agak geli melihatnya langsung. Leon pun pergi untuk membeli makanan dan minuman, meninggalkan mereka berdua.
Vale lalu menopang wajahnya dengan satu tangan dan melihat Evelyn. Wajah Evelyn tergolong lumayan cantik dengan kulit kuning langsat, sepasang mata coklat terang, bibir kecil merah muda dan rambut hitam legam sepinggang.
"Evelyn Matilda Clarkson."
"Ah..eh..iya kak?"tanya Evelyn dengan nada takut. Bagaimana tidak takut berhadapan dengan Vale yang selama ini membully nya meski tidak separah dan sesering Olivia.
"Gak, cuman lo lemah."
Kalimat yang dilontarkan Vale cukup menohok Evelyn. Sedangkan, Vale menggedikkan bahunya acuh tak acuh. Ia melihat sekelilingnya mencari keberadaan Max. "Di mana dia? Kenapa belum kembali dari tadi?"gumam Vale khawatir.
"..Kak Vale datang kesini sendirian?"
"Max."
"Oh, sama Kak Max. Apa?! Kak Valeria jangan siksa atau bully Kak Max lagi. Itu nggak baik. Kak Max juga cowok yang baik, kenapa kakak nggak suka sama Kak Max?"
"Diam lo!"ucap Vale yang sudah bercampur kesal dan khawatir. Tanpa berkata sepatah katapun Vale pergi meninggalkan Evelyn sendirian. Pikirannya sekarang penuh dengan Max.
Vale menghela nafas lega saat menemukan Max yang sedang terdiam kesusahan karena dikelilingi para kaum hawa yang menyukainya.
Di sisi Max, Max ingin sekali menghabisi para perempuan yang menghadang dan mengelilinginya. Para perempuan itu memang cantik, tapi bagi Max hanya Vale yang tercantik juga manis dan berhasil membuatnya tertarik.
"Pergi."
Sontak saja seluruh perempuan yang mengelilingi Max pun beringsut mundur dengan cepat. Mana ada yang berani dengan Vale. Max tersenyum manis menatap Vale.
"Lo sih ganteng, makanya cewek pada suka. Ayo duduk, gue udah laper."ucap Vale dan menarik Max kembali ke tempat mereka. "Kalau gitu Ale juga suka sama aku?"tanya Max dibalas tatapan datar Vale.
"Hm, entah. Tapi satu yang gue tahu, gue cuman mau lo bahagia."
Diam-diam Max menyeringai tipis yang tidak diketahui Vale. Tatapan Max pada Vale beralih ke Evelyn yang sudah duduk dihadapan mereka dari tadi. Max merasa terganggu dengan keberadaannya.
"Kenapa dia disini?"
Satu alis Vale terangkat heran dan agak bersyukur Max tidak menyukai Evelyn. Karena yang Evelyn cinta hanya Leon dan Vale tidak mau Max berakhir bad ending seperti alur novelnya.
"Oh itu, dia tadi kesini bareng si Leon. Kebetulan cuman meja kita yang nggak terlalu penuh kayak meja lain."
Vale lalu berdoa sebelum makan dan mulai menikmati bakso ikan dengan bentuk love miliknya.
"Sudah Max. Makan saja. Lagipula dia kekasih sahabat lo kan."ucap Vale kemudian saat Max masih saja melayangkan tatapan tajamnya pada Evelyn.
"Sayang, maaf ya aku lama. Soalnya antriannya panjang."ucap Leon yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas es jeruk.
Senyuman lebar terlukis di wajah Evelyn melihat kedatangan Leon, "Nggak apa kok. Lagian ada Kak Max dan Kak Valeria yang nemenin aku. Kamu pasti capek banget karena antri lama."
"Aku nggak capek kok kalau demi kamu, sayang."
"Howek.."ucap Vale menirukan orang kayak ingin muntah, "Kalian kalau mau mesra-mesraan jangan didepan gue deh. Gue pen muntah jadinya."
"Iri lo."
📖📖📖
Haha maaf ya kalau ceritanya agak gaje.
Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa. Follow? Kalau kalian mau tahu info tentang gue dan cerita lainnya. Kalau minta follback bakal gue follback kok ^^
(Kamis, 28 Desember 2023)
KAMU SEDANG MEMBACA
Help You (END)
Teen Fiction"Ssh..sakit..to..long..to..longin..gue..siapapun..." Vale menatap datar Max yang sedang meringkuk tidak berdaya disudut gudang. Ia lalu menghampirinya dan membantu Max berdiri dengan agak susah payah karena tubuh Max itu cukup berat. "Ale?" "Hm. Le...