"KALAU GUE GAK CINTA ATAU SUKA SAMA LO, GUE UDAH SAMA COWOK LAIN! BAHKAN GUE JANJI SAMA DIRI GUE SENDIRI GAK BAKALAN NIKAH KALAU GAK SAMA LO, MAX!"
Max tertegun mendapat jawaban tidak terduga dari Vale. Senyuman cerah terlukis di wajah tampan Max. Ia lalu menekuk satu kakinya dan mengeluarkan kotak cincin dari balik jasnya.
"Will you marry me and spend your life together until death?"
"Eh..gu--ak..aku.."
"Udahlah, kak. Terima aja."celetuk Nako dan Hugo bersamaan. Mereka adalah adik kembar Vale yang berjarak empat tahun dengan Vale.
Sebuah kepala yang lain juga ikut muncul. Kepala anak kecil perempuan yang wajahnya terlihat imut menggemaskan.
"Kakak cantik halus terima Kak Max. Bial Pia bisa ketemu telus sama kakak cantik. Sama Kak Max nggak akan sedih telus kalau nggak ada kakak cantik."
Vale semakin tidak bisa berkata-kata. Ini terlalu cepat menurutnya. Di dunia dimensi lain dia masih SMA, tapi di dunia sekarang... dia memang sudah masuk di umur bisa menikah sebenarnya.
"Ekhem! Kalau kamu mau terima, terima aja. Ayah dan bunda terserah sama keputusan kamu."ucap Hiro yang muncul bersama Hana dan kedua orangtua Max.
Vale memejamkan mata sejenak dan mengingat semua yang ia lalui bersama Max, "Um..Yes. I want to marry you and spend time with you until death comes."
Semua yang ada bertepuk tangan dan Max memasangkan cincinnya ke jari tangan Vale, begitupun sebaliknya. Terlampau bahagia, Max langsung menarik Vale ke dalam pelukannya. Tubuh Vale menegang takut jika ayahnya marah melihat mereka berpelukan.
"Karena sudah seperti ini. Pernikahan kalian akan diadakan seminggu lagi." —Hiro
"APA?!" —Vale
📖📖📖
Seminggu kemudian...
Vale menatap pantulan dirinya di cermin dengan sangat gugup. Hana dan Gina berusaha menenangkan Vale yang sedang sangat gugup.
"Tenanglah sayang. Semuanya akan berjalan lancar."
"Itu benar dan kamu juga perempuan yang sangat cantik seperti Dewi di hari pernikahanmu ini."
Vale tersenyum dan mengatur kegugupannya agar segera reda. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dan Hiro ayahnya Vale masuk.
"Ini waktunya Vale."
Vale pun berdiri dan menghampiri Hiro sebelum memeluk lengan ayahnya itu. Mereka kemudian berjalan pergi menuju altar pernikahan.
"Vale. Terimakasih sudah menjadi putri pertama ayah. Terimakasih sudah menjalani hidup dengan baik. Ayah minta maaf jika ayah banyak salah padamu."
"Vale juga berterimakasih sama ayah sudah jadi ayah yang baik buat Vale dan adik-adik. Vale juga minta maaf karena Vale kadang susah dibilangin dan suka buat masalah dari SD sampai SMA."
Hiro terkekeh mendengar ucapan putrinya. "Kamu akan menjadi seorang istri, Vale. Jadilah istri yang baik juga ibu yang baik untuk anak kalian kelak. Jika kalian sedang bertengkar, jangan terlalu lama dan bicarakan baik-baik terlebih dahulu."ucap Hiro mulai memberi pesan pada Vale.
"Patuhilah suamimu dalam kebaikan. Jadilah pasangan yang selalu mengingatkan satu sama lain jika ada yang melakukan kesalahan. Lalu yang terpenting adalah setia, saling percaya dan komunikasi antara kalian harus baik agar tidak terjadi ke salah pahaman."
Sepasang mata Vale berkaca-kaca mendengar pesan Hiro. Ia berusaha menahan air matanya. Mereka berdua pun sampai di hadapan Max. Hiro memberikan tangan Vale yang tadi memeluk lengannya ke tangan Max.
"Ku serahkan putriku Vale hari ini padamu. Tolong bahagiakan dia dan pimpin dengan baik. Jika kamu menyakitinya sedikitpun, ayah akan segera membawanya pergi darimu."
"Baik, ayah. Terimakasih. Saya berjanji."
Setelah itu Max dan Vale mengucapkan sumpah pernikahan, saling bertukar cincin dan berciuman sebagai penutup. Max tersenyum menatap Vale yang sudah sah menjadi istrinya.
"Ale, I love you to always and forever."ucap Max sambil menempelkan kening mereka setelah berciuman. Vale juga tersenyum menatap Max, "I love you too my husband."
END
📖📖📖
Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa.
(Selasa, 14 Mei 2024)
KAMU SEDANG MEMBACA
Help You (END)
Teen Fiction"Ssh..sakit..to..long..to..longin..gue..siapapun..." Vale menatap datar Max yang sedang meringkuk tidak berdaya disudut gudang. Ia lalu menghampirinya dan membantu Max berdiri dengan agak susah payah karena tubuh Max itu cukup berat. "Ale?" "Hm. Le...