"Dady jangan marahin Max. Dia pasti punya alasannya."ucap Vale sebelum Argo masuk ke dalam ruangan BK. Yup! Orang tua mereka dipanggil ke sekolah baik itu Max dan Hary karena perkelahian mereka.
Argo tersenyum tipis sambil mengusap kepala Vale lembut sebelum masuk ke dalam ruangan BK. Vale berharap Argo tidak menghukum Max.
📖📖📖
"Selamat datang, Tuan Argopuro Segara Davis."
Argo hanya berdeham sebagai balasan lalu menatap tajam Max sebelum duduk di kursi yang telah disediakan. "To the point."ucap Argo singkat, datar dan jelas.
Awal pun mulai menjelaskan perkara yang terjadi antara Max dan Hary, tapi mereka belum memberitahukan alasan perkelahian diantara keduanya. Argo menatap tajam Max, "Apa alasannya Orion?"
Max memutar kedua bola matanya malas saat ditatap Argo dan Argo malah memanggilnya dengan nama panggilan dimasa lalu. Masa saat dia masih hidup dengan mendiang ayah kandungnya. Ia lalu beralih menatap tajam Hary.
"Dia berkata jika Ale tetaplah jalang dan cewek jahat, tidak peduli dia telah berubah menjadi baik. Dan dia berencana ingin meniduri Ale, Dad."
Tanpa aba-aba apapun, Argo langsung menerjang Hary dan menghajarnya. Sementara Awal dan kedua orang tua Hary kewalahan menghentikan Argo, Max hanya diam menonton sambil menyeringai kecil.
Alhasil Hary harus segara dibawa ke rumah sakit karena dia benar-benar terlampau babak belur. Argo menatap tajam Awal, "Apapun yang terjadi hari ini, tutup mulut anda dan jangan sampai media massa tahu."
"...."
"Anda tahu akibatnya jika sudah berurusan dengan keluarga Davis oh terlebih mungkin keluarga Walker. Keturunan Walker lebih sadis dan kejam dari siapapun."ucap Max ikut mengancam sesaat setelah Argo keluar ruangan.
"Wa...Walker?"
"Yes. You remember me? Maxwell Orion Walker Davis."
Max tersenyum simpul dan menyusul Argo yang telah dahulu keluar. Sesampainya diluar Max sudah melihat Argo yang sedang menggendong tubuh Vale ala bridal style.
"Thank you for today."
Max melihat sebentar Vale yang sudah tertidur dan beralih ke Argo, "Anything for Ale, Mr. Davis."
"Pulang."ucap Argo singkat dan langsung berjalan pergi yang di ikuti Max disampingnya.
📖📖📖
"Max, how are you?"
"Baik."
"Berhenti berpura-pura lemah dan kembali kesini."
"Tidak sekarang, Pa."
"Kamu menyukainya, son."
"Maybe. Pa, ubah rencananya. Jangan singkirkan Dady dan Ale. Cukup singkirkan wanita serakah itu saja. Ku rasa dady mulai tidak mempedulikannya dan lebih fokus ke Ale."
"Mereka menyiksamu."
"Yah, Max tahu Pa. Tapi Max tidak bisa melihat Ale sedih atau kesakitan nantinya. Dia berubah. Meski begitu Max tidak akan pernah melepaskan Ale dan akan menjadikan Ale milik Max selamanya."
"Haah...up to you. Tapi kamu harus segera kembali. Kamu tetap putra papa dan satu-satunya yang akan meneruskan perusahaan keluarga dan Wolblack."
"I know. I promise for you."
"Hm. Papa tutup. See you next time, son."
"Hm."balas Max singkat dan langsung memutuskan panggilan telepon secara sepihak. Ia lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Vale. Ternyata Vale masih terlelap tidur dengan masih memakai seragam lengkap.
Max duduk ditepi kasur samping Vale. Tangannya terulur ke wajah Vale dan mengusap pipinya lembut. Seulas senyuman terlukis diwajahnya yang tampan.
"Engh..."
Perlahan sepasang mata Vale terbuka dan ia langsung duduk saat melihat Max. "Max kok kita dikamar gue?"tanya Vale dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih.
"Kamu tadi ketiduran. Sudah, segera mandi dan turun."
📖📖📖
Haha maaf ya kalau ceritanya agak gaje.
Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa. Follow? Kalau kalian mau tahu info tentang gue dan cerita lainnya. Kalau minta follback bakal gue follback kok ^^
(Senin, 01 Januari 2023)
KAMU SEDANG MEMBACA
Help You (END)
Teen Fiction"Ssh..sakit..to..long..to..longin..gue..siapapun..." Vale menatap datar Max yang sedang meringkuk tidak berdaya disudut gudang. Ia lalu menghampirinya dan membantu Max berdiri dengan agak susah payah karena tubuh Max itu cukup berat. "Ale?" "Hm. Le...