HY × 13

2K 108 1
                                    

"Huh..Pak Awal itu nggak berubah. Selalu ngomel panjang kali lebar kali tinggi."omel Olivia setelah keluar dari ruangan BK bersama Alard. Alard yang mendengarnya hanya tersenyum tipis sambil mengusap-usap lembut kepala Olivia.

Yah Olivia, Alard, Evelyn dan Leon tentu saja dipanggil ke ruangan BK karena membuat keributan dikantin. Beruntung Olivia dan Alard tidak mendapatkan hukuman meski harus mendapatkan banyak omelan juga wejangan ala Pak Awal.

Mana mungkin Olivia dan Alard akan mendapatkan hukuman, jika Alard terus menatap tajam guru BK mereka tersebut dengan isyarat ancaman.

Tambahan info saja, jadi Alard tuh cicit kesayangan dari pemilik Haresta Senior High School. So, Alard bisa memecat atau mengeluarkan seseorang jika ia ingin.

"Mau ke UKS, hm?"

"Mau. Ayo kita segera kesana. Pasti Vale lagi kesakitan sekarang."ucap Olivia dengan sangat bersemangat sambil menarik Alard pergi cepat menuju arah UKS. Tak lama kemudian mereka berdua akhirnya sampai didepan UKS.

"Ada apa, Oly?"tanya Alard heran saat Olivia malah berhenti dan tidak masuk. Olivia menyuruh Alard diam dan mendengarkan apa yang sedang terjadi didalam UKS.

"Hiks..sakit Max. Ah..pelan-pelan, hiks.."

"Aku sudah pelan. Tahan sebentar ya, Al. Nanti nggak sakit lagi kok."

"Tapi..sakit banget. Ssh..udah aja ya Max?"

"Nggak. Seb--"

Pikiran Alard dan Olivia langsung dibuat travelling mendengarnya. Bahkan wajah keduanya memerah, mereka berdua pun saling bertatapan. Alard sontak membanting pintu UKS dengan Olivia yang berteriak marah.

BRAK!

"MAX SIALAN! LO APAIN SAHABAT GUE, BRENGSEK!"

Max dan Vale menatap bingung sekaligus kaget karena dobrakan pintu juga teriakan marah Vale. Vale sampai melupakan rasa sakitnya karena keheranan dengan tingkah absurd Olivia.

"Lo kenapa, Vi? Baru dateng kok udah teriak-teriak, heran gue."

"Eh gue..gue kira lo diperkosa sama Max. Ternyata lo lagi diobatin Max, hehe.."jawab Olivia canggung sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Kening Vale mengernyit mendengar jawaban Olivia.

"Lo aja yang mikirnya kejauhan. Dasar lo, mikir kok langsung ke hal mesum."

"Apa-apaan! Alard tadi juga mikirnya kayak gitu, ish! Au ah kesel gue sama lo. Padahal gue udah khawatir bat sama lo."

"Iya, thanks. Udah khawatirin gue. Gue nggak apa kok, cum-- AAH! MAX SAKIT!"ucapan Vale sontak berganti dengan teriakan kesakitan saat Max mulai memperban kakinya dengan menekan sedikit.

Olivia dan Alard memutar kedua bola mata malas, "Gimana kita nggak salah paham. Orang lo kayak desah kesakitan."

"Anjing lo berdua. Gue bukan desah, tapi gue beneran kesakitan njir! Max, lo tuh beneran gak bisa lembut sama gue apa!"

Max meringis kala menerima pukulan Vale dikepalanya, "Kepalaku jangan dipukul, Al. Nanti anemia gimana?"

"Amnesia, Max. Bukan anemia."

"Iya itu amnesia maksudku."

"Lo nggak bakal amnesia cuman gara-gara gue pukul kepala lo, Max."

"Tetep aja aku takut nanti jadi amnesia. Aku takut lupain kamu yang paling aku cintai di dunia ini."

Sebuah pukulan kembali didapat Max. Kali ini bukan dikepala tapi dibahunya dengan tatapan jijik Vale pada Max. "Lo jangan alay, Max. Gue jijik dengernya."ucap Vale dengan wajah jijik.

Sementara Olivia menatap tidak percaya tingkah laku Max yang sangat langka ia lihat. Max yang ia ketahui hanya lelaki datar, dingin, irit bicara dan susah didekati siapapun kecuali Vale.

"Gila lo, Max. Lo berubah cuman gara-gara Vale?! Seriously?"

📖📖📖

Haha maaf ya kalau ceritanya agak gaje.

Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa. Follow? Kalau kalian mau tahun info tentang gue dan cerita lainnya. Kalau minta follback bakal gue follback kok ^^

(Selasa, 02 Januari 2023)

Help You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang