"Cih siapa yang iri, dasar kepedean."
Leon menatap tajam Vale dan Vale juga membalasnya tak kalah tajam. "Apa lo natap gue tajam kek gitu. Mau lo gue cincang-cincang tubuh lo!"ketus Vale yang sudah tidak bernafsu makan lagi.
"Dasar cewek jahat. Pantes gak ada yang mau sama lo. Iya sih lo cantik tapi percuma kalau nggak ada yang mau sama lo."
BYUR!, Vale menyiram Leon dengan teh hangatnya membuat Leon ingin marah tapi tidak jadi saat melihat sepasang mata Vale yang terlihat berkaca-kaca.
"Sialan lo. Mulut lo pedes juga."ucap Vale sebelum berlalu pergi dengan cepat tanpa mendengarkan Max yang memanggilnya. Max pun melayang tatapan tajam pada Leon.
"Jaga ucapan lo."ucap Max dingin dan segera berlari menyusul Vale. Sedangkan Evelyn menatap khawatir Leon yang agak basah kuyup. "Sayang kamu harus ganti baju dulu."ucap Evelyn lembut tapi Leon tetap pada diamnya.
"Gila! Gila! Pertama kali gue lihat yang kek gini kalau biasanya gue cuman denger-denger."
"Sama. Tapi kok Kak Valeria sama Kak Max kayak berubah ya?"
"Kak Valeria sama Kak Max kan saudara. Ya wajarlah."
"Mereka cuman saudara tiri dan setahu gue Kak Valeria selalu bully atau siksa Kak Max."
"Kak Valeria berubah dan tadi entah kenapa gue lihat kalau Kak Max malah natap Kak Valeria kayak cinta gitu."
"Mana ada korban jadi cinta sama pelaku yang udah bully dan siksa dia selama ini?"
"Ada. Buktinya Kak Max. Gue juga lihat tatapan cinta Kak Max itu bukan untuk sesama saudara tapi tatapan cinta dari seorang cowok buat ceweknya."
"Gue jadi pengen punya cowok kek Kak Max. Udah ganteng, pinter mana baik banget lagi."
"Gue jadi nge-ship Kak Valeria sama Kak Max."
"Iya. Mereka sama-sama cocok."
"Btw, tadi omongan Kak Leon sedikit jahat gak sih? Gue yang bukan Kak Valeria aja malah ikutan nyesek dengernya."
"Gue juga ngrasain. Seenggaknya Kak Leon jaga omongannya. Gimanapun juga Kak Valeria itu cewek dan sekuat-kuatnya cewek itu hati aslinya mudah rapuh."
"Gue setuju. Gue juga lihat Kak Valeria sudah berubah baik gak jahat lagi kayak sebelumnya."
"Berarti Kak Olivia selama ini hebat juga ya bisa nahan sakit hatinya gara-gara dapet omongan jahat dari Kak Leon."
"Kalau gue jadi Kak Olivia. Gue bakal sakit hati banget sih."
"Hm. Cowok yang baik itu gak bakal pernah nyakitin."
Banyak sekali bisik-bisik yang terdengar oleh Leon. Leon sendiri jadi mengingat akan perlakuannya pada Valeria terutama Olivia. Ia lantas pergi meninggalkan Evelyn sendirian karena pikiran juga hatinya berhasil dibuat kacau balau.
"Lihat, sekarang Evelyn ditinggal sendirian."
"Agak kasihan sih gue sama Evelyn. Tapi mukanya itu loh kayak cewek ppb."
"Ppb itu apa?"
"Polos polos bangsat."
"Ada-ada aja lo."
"Pantesan dia gampang dibully."
"Hahaha awas nanti dia nangis, lo mati nanti ditangan Kak Leon."
"Cih. Bener kata Kak Valeria, dia itu lemah. Mana suka ngaduan dan cengeng."
"Emang dasarnya orang miskin dan nggak tahu diri."
"Bisa ae lo."
Evelyn yang mendengarnya pun mengepalkan kedua tangan dibawah meja tanpa orang lain tahu. Dalam hati dia terus merutuki Vale.
'Kak Valeria sialan. Gara-gara dia semuanya jadi gak suka sama aku!'
'Gak boleh terjadi. Kak Leon cuman milikku. Kak Leon cuman milik Evelyn satu-satunya.'
📖📖📖
Haha maaf ya kalau ceritanya agak gaje.
Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa. Follow? Kalau kalian mau tahu info tentang gue dan cerita lainnya. Kalau minta follback bakal gue follback kok ^^
(Kamis, 28 Desember 2023)
KAMU SEDANG MEMBACA
Help You (END)
Teen Fiction"Ssh..sakit..to..long..to..longin..gue..siapapun..." Vale menatap datar Max yang sedang meringkuk tidak berdaya disudut gudang. Ia lalu menghampirinya dan membantu Max berdiri dengan agak susah payah karena tubuh Max itu cukup berat. "Ale?" "Hm. Le...