WARNING! Bagian ini mengandung kekerasan dan pembunuhan⚠️ yg gk kuat bisa skip dan adegan buruk harap tidak di tiru!⚠️
📖📖📖
"Gue emang udah gila karena lo yang udah buat gue jadi kayak gini. Kalau lo tetap diam dengan baik, gue nggak harus jadi malaikat maut buat lo."
Tubuh Lia menjadi kaku karena terlalu syok dan takut. Vale tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang padanya. Dengan segera di layangkanlah tongkat baseball itu pada tubuh Lia tanpa ampun.
"Lo harus mati!"
Segera tongkat baseball itu terayun ke tubuh Lia dengan sangat keras bahkan hingga terdengar suara tulang patah. Melihat Lia yang sudah tidak bisa melawan, Vale melempar tongkat baseball-nya dan mulai menarik kasar rambut Lia sambil menampar wajahnya."Ka..kamu...psycho...pat..."
Gerakan Vale berhenti dan mencengkram wajah Lia dengan satu tangannya. "Lo tahu? Gue sama kayak lo yang masuk ke dunia novel ini. Bedanya lo adalah jalang dan gue calo wisudawati kuliah."ucapnya memilih untuk memberitahu Lia sebelum membunuhnya.
"Lo udah mati, tapi gue masih hidup. Gue kira lo bakal berubah gak jadi jalang lagi, nyatanya lo tetap jalang yang harus belaian cowok. Dia si penulis sialan itu bilang kalau gue bisa kembali asal gue bunuh lo."
Vale mengernyit heran saat melihat Lia terkekeh meski sesekali meringis sakit. "Aku tahu, bodoh. Aku bisa membunuhmu dan merebut tubuhmu yang masih hidup disana bukan?!"ucap lirih Lia.
Sepasang mata Vale membulat, ia tidak pernah tahu jika dia tiada di dunia novel ini maka tubuhnya bisa di ambil alih oleh Lia. "Sialan! Gue gak bakal biarin tubuh gue jadi jalang kayak lo!"seru Vale marah dan akan menusukkan belati yang dia temukan dibelakang pakaian Lia pada jantung Lia.
DOR! DOR! DOR!
Vale terbatuk darah, dia menerima tembakan di kedua bahunya juga dada hampir mengenai posisi jantungnya berada. Lia terkekeh senang tapi Vale justru tersenyum cerah yang sontak membuat kekehan Lia lenyap.
"Pergilah ke neraka, Lianjing!"ucap Vale dingin yang langsung menggorok leher Lia hingga kepalanya terpisah dari tubuh dengan menggunakan belati yang masih berada di tangannya.
"VALERIA!"
"EVELYN!"
"ALE!!"
Tubuh Vale sontak dihempas ke arah lain dari atas tubuh Lia sebelum ia merasa seseorang menangkap tubuhnya dan samar-samar mendengar suara pertarungan juga baku tembak.
Sepasang matanya yang terasa berat, Vale paksa untuk buka karena ia merasa akan menyesal jika tidak melihat seseorang sebelum benar-benar pergi. Senyuman simpul terbit di wajahnya yang pucat.
"Max..?"
"Ale! Sadarlah! Aku akan segera membawamu ke rumah sakit!"
Satu tangan Vale terulur ke wajah tampan Max yang sedang panik dan cemas.
"Gak perlu. Lo cukup dengerin gue, Max. Gak ada gunanya bawa gue ke rumah sakit karena emang ini waktu gue pergi."ucap Vale tenang dengan mengacuhkan segala rasa sakit pada tempat ia tertembak.
"Ada rahasia yang mau gue kasih tahu ke lo..."
Max terdiam mendengarkan meski matanya telah berkaca-kaca. Ia menggenggam tangan Vale yang mengelus wajahnya.
"Gue..bukan dari dunia ini..gue bukan Valeria asli..meski nama kita sama. Nama asli gue Valeria Phoenix Mitchell.."
"Aku nggak peduli kamu siapa. Hanya kamu yang ku cintai, Ale. Ku mohon jangan pergi..."
📖📖📖
Jangan lupa koment, vote dan follow akan gue. Kalau vote doang gak apa. Follow? Kalau kalian mau tahu info tentang gue dan cerita lainnya. Kalau minta follback bakal gue follback kok ^^
Yg mau dm gue bisa ke @shasa._05
(Rabu, 08 Mei 2024)
KAMU SEDANG MEMBACA
Help You (END)
Teen Fiction"Ssh..sakit..to..long..to..longin..gue..siapapun..." Vale menatap datar Max yang sedang meringkuk tidak berdaya disudut gudang. Ia lalu menghampirinya dan membantu Max berdiri dengan agak susah payah karena tubuh Max itu cukup berat. "Ale?" "Hm. Le...