Sore Hari adalah waktu untuk para Murid di Academy J pulang ke paviliun mereka masing² tanpa terkecuali.
Dengan lunglai lalisa berjalan masuk kedalam Paviliun Mawar merah tempat tinggal nya bersama murid lain, di dalam ruangan paviliun Irene beserta yang lain tengah berbincang santai.
" Baru pulang Lis?" Irene menyapa sebagai basa basi.
Lalisa menoleh" iya, ini baru saja tiba" balas Gadis park itu berjalan menuju kamarnya." Ketua dimana?..kenapa kalian tidak bareng pulangnya??" Kening irene menyerngit bingung, seingatnya Jennie mengatakan bahwa ia bakal pulang bareng lalisa.
Lalisa mengedik bahu acuh" gak tau, katanya dia masih ada pekerjaan dan menyuruhku untuk pulang duluan" balasnya kemudian masuk kedalam kamar meninggalkan irene dkk dengan sejuta pertanyaan.
" apa mereka bertengkar??" Eunha bertanya penasaran hingga kerutan di dahinya begitu kentara terlihat.
" gak mungkin, kayaknya memang ketua ada urusan kali makanya dia pulang belakangan" balas Wendy.
" ga usah di pikirkan lebih baik kita lanjutkan obrolan kita yang tadi" ujar irene mengalihkan perhatian yang lain..
Pada akhirnya mereka pun mulai mengobrol banyak hal sambil tertawa sesekali.
Tak berselang lama lalisa keluar dari dalam kamar, ia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.
Namun, ia terlihat bingung saat melihat sebuah pintu berwarna hitam di sudut dapur.
Apakah itu ruangan pendingin ya??
Pikirnya hendak berjalan mendekat kearah pintu tersebut namun di cegah oleh suara irene yang tiba² muncul dari ruang tamu.
" lisa, kamu ngapain??"
Mendengar pertanyaan irene yang berada di belakangnya sontak membuat lalisa gugup dan salah tingkah karna kepergok" anu...eum...aku hanya penasaran sama pintu di sana dan ingin mengeceknya, unnie." Jawabnya jujur.
Irene terdiam sejenak kemudian mengangguk paham." Ruangan itu adalah ruangan pribadi milik ketua, siapapun di larang masuk kesana termasuk kita semua tanpa terkecuali" irene menunjukkan senyum ramah tetapi terasa aneh di mata lalisa.
" eum...aku mau memasak dulu unnie" lalisa dengan cepat meninggalkan irene di sana tanpa menoleh, entah matanya yang salah lihat atau emang irene sedang menyeringai kepadanya.
" senyumnya aneh" gumam lalisa bergidik ngeri.
......
Di sebuah ruangan tersembunyi irene menatap sosok hitam di depannya.
" aku tadi baru saja menegur lalisa mendekati ruang bawah tanah" irene angkat suara.
" lalu??"
Sosok itu menjawab datar.
" kamu tidak takut apabila dia memasuki ruangan terlarang itu??" Irene menatap sosok itu ragu dan dilema.
" biarkan saja" balasnya acuh.
" bagaimana kalau dia melihat seluruh koleksimu yang ada di dalam sana? Apa kamu akan menjadikannya sebagai targetmu selanjutnya??"
Sosok itu berbalik menatap irene" menurutmu?" Alisnya terangkat satu.
" ku harap kamu jangan melakulannya Ruby atau jennie akan membunuhmu!" Cegah irene ketakutan.
Sosok itu menyeringai lebar" itu tujuanku, aku ingin Jennie menunjukkan jati dirinya hahaha" tawa sarkasnya menggema.
Irene mengepalkan tangannya gusar" pliss jangan melakukan hal yang akan kau sesali Ruby, jennie bukanlah tandinganmu!" Irene kembali berbicara namun kali ini suaranya meninggi memarahi sosok di hadapannya.
" emang secantik apa gadis itu sehingga kembaranku itu begitu melindunginya" ujarnya penasaran tapi ada senyum aneh yang terpatri di wajahnya.
" pokoknya gadis itu sangat cantik, bahkan aku juga jatuh hati padanya" cicit irene bersemu merah mengingat senyum manis milik lalisa.
" aku jadi ingin bertemu denganya secara langsung" smirknya penuh kelicikan.
" jangan! Itu berbahaya Ruby" tolak irene tidak mau kakak beradik ini saling membunuh.
" tenang saja irene aku hanya ingin bertemu dengan kakak iparku, bukankah itu seharusnya yang aku lakukan??" Senyumnya dengan licik.
Huhfffttt
" pikirkan kembali ruby, jangan kejadian 5 tahun yang lalu kembali terulang lagi" nasihat irene semakin tidak nyaman dengan sosok di depannya.
" itu yang kuharapkan irene, aku terlalu bosan berada di sini" ucapnya tenang dan tersenyum lebar.
" Jennie akan membunuhmu kalau begitu"
" tentu saja, namun kali ini aku tidak akan kalah dengan mudah" santainya menatap irene.
" terserah padamu, aku tidak ingin ikut campur apabila jennie menjadikanmu anjing peliharaannya kali ini" irene bergegas meninggalkan tempat itu.
Sementara sosok itu menyeringai" dia yang akan menjadi anjingku irene" senyumnya semakin mempesona.
Tbc
Come back lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/357790084-288-k21689.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Senior Psychopath✅️
FanfictionKhusus untuk Jenlisa shipper. ( GANTI CERITA TERHALANG RESTU ) ⚠️ gak ada adegan khusus dewasa jadi bocil bebas baca⚠️😹 ini tentang si ceria bertemu dengan si dingin awal kisah klise dari gadis ceria harus satu kamar dengan senior menyebalkan, ding...